Pahami Peran Ayah Bagi Anak Mencegah Kekerasan Terhadap Anak fadjar May 12, 2014

Pahami Peran Ayah Bagi Anak Mencegah Kekerasan Terhadap Anak

Listyo Yuwanto
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Dalam keluarga, setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing terutama ayah dan ibu. Peran ayah dan ibu sangat penting bagi anak, dan seringkali peran pengasuhan dimaknai sebagai tanggungjawab utama ibu. Namun, peran pengasuhan akan menjadi lebih optimal apabila ayah terlibat dalam peran pengasuhan karena memang pada dasarnya peran pengasuhan menjadi tanggungjawab ayah dan ibu. Peran pengasuhan ayah terhadap anak, akan menjadi jelas apabila ayah menyadari perannya bagi anak. Tidak banyak ayah yang mengenali perannya bagi anak, sebagian besar ayah menganggap bahwa peran mereka terutama dalam hal memenuhi kebutuhan fisik berupa materi atau fasilitas yang dibutuhkan anak ataupun anggota keluarga yang lain. Dengan adanya kepercayaan bahwa ayah memiliki peran memenuhi kebutuhan fisik atau materi, maka ayah yang mengambil peran sebagai pencari nafkah. Ketika ayah sudah bekerja, maka sudah merasa memenuhi kewajibannya atau perannya dalam keluarga. Beberapa bukti penelitian menunjukkan peran ayah yang sebatas peran memenuhi kebutuhan fisik atau material dengan bekerja akan membuat kurangnya kedekatan afeksi antara ayah dan anak dan berdampak pada kurang optimalnya perkembangan anak. Hal ini sebenarnya juga tidak mengherankan karena pada dasarnya laki-laki memang selalu bersifat menjaga jarak ketika berinteraksi dengan subjek ataupun objek. Hal ini menjadi lebih kentara ketika seorang laki-laki memainkan peran sebagai pencari nafkah. Berbeda dengan ibu yang berdasarkan karakteristik maternalnya menyebabkan banyak peran yang dapat dimainkan kepada anak dan membuat kedekatan afeksi antara ibu dan anak menjadi lebih kuat.

Ayah yang gagal menghayati dan menerapkan peran pengasuhan dalam keluarga biasanya akan menerapkan perilaku menghukum terhadap perilaku atau perkembangan anak yang tidak sesuai harapan sehingga terjadilah kekerasan secara fisik ataupun psikologis. Dampak jangka panjangnya akan nampak pada ketrampilan sosial, perkembangan kognitif, dan emosional anak sehingga menjadi kurang optimal dalam kehidupannya. Banyak kasus yang menunjukkan perilaku kekerasan terhadap anak baik secara fisik, psikologis, ataupun seksual biasanya dilakukan seorang ayah yang gagal menghayati perannya dalam pengasuhan dan tidak memiliki ketrampilan dalam memainkan peran seorang ayah bagi anak-anak. Menilik pada perannya, peran ayah tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan materi atau fisik kepada anak, ayah memiliki peran lain. Berikut akan diuraikan beberapa peran seorang ayah dalam pengasuhan anak.

Mendidik kedisiplinan, seorang ayah memiliki karakteristik dasar seorang yang menjaga jarak dengan subjek atau objek kajian sehingga biasanya dapat menjaga atau mengatur keterlibatan perasaan dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal ini membuat seorang ayah memiliki ketegasan atau disiplin dalam pengasuhan anak. Mendidik kedisiplinan dapat ditempuh dalam bermain atau menjalankan tugas domestik yang melibatkan interaksi antara ayah dan anak. Dampaknya anak dapat melakukan modeling terhadap kedisplinan dan ketegasan ayah bahkan ayah bisa memberikan pendidikan untuk berkompetisi yang sehat dan relasi yang mutual dengan orang lain. Kedisiplinan tidak sama dengan hukuman, kekerasan, atau kekasaran. Seringkali ayah menerapkan hukuman fisik atau psikologis dengan alasan menunjukkan kedisiplinan atau ketegasan terhadap anak. Hukuman fisik atau psikologis terbukti tidak efektif dalam mendisiplinkan anak, yang terjadi adalah trauma fisik dan psikologis anak. Ketidakefektifan dalam mendisiplinkan akan melalui hukuman, akan membuat ayah akan meningkatkan bentuk hukuman fisik dan psikologis terhadap anak sehingga yang muncul adalah kekerasan fisik dan psikologis terhadap anak.

Ayah juga memiliki peran pelindung terhadap anak dalam bentuk keamanan fisik dan psikologis. Misalnya saat dalam kondisi hujan deras, anak dalam kondisi sakit, ataupun ada binatang yang ditakuti anak, ayah dapat menjalankan peran tersebut. Biasanya ayah tidak terlalu memperdulikan anak karena merasa memberikan perlindungan fisik dan psikologis merupakan peran ibu. Ketika ibu tidak dapat menjalankan peran tersebut karena suatu hal ayah akan menggantikan sementara waktu. Dengan menjaga anak, ataupun memperhatikan hal-hal yang ditakuti anak secara fisik atau psikologis, ayah akan mengetahui kekurangan atau kelemahan dan potensi anak sehingga mampu membentuk anak menjadi lebih berani dan tahan terhadap kondisi yang tidak nyaman.

Saat anak memiliki masalah, ayah dapat berperan sebagai pembimbing dalam menyelesaikan masalah. Permasalahan yang dialami anak bermacam-macam, mulai dari masalah akademik, masalah relasi, masalah yang berkaitan dengan kebiasaan ataupun minat dalam menjalankan sesuatu. Saat masalah-masalah tersebut terjadi dan anak tidak mengetahui cara penyelesaiannya, dengan ayah peduli maka anak akan merasa punya tempat untuk bercerita dan berdiskusi tentang cara penyelesaian. Apabila ayah tidak peduli, maka akan membuat anak takut untuk menanyakan atau menceritakan masalahnya kepada ayah. Dampaknya biasanya ayah akan hanya mengetahui dampak buruk dari masalah tersebut dan biasanya akan memarahi anak karena merasa tidak dianggap oleh anak karena tidak dilibatkan atau tidak bercerita terkait masalah yang dialami dan menilai anak sebagai pembuat masalah dalam keluarga. Apabila pola ini yang terjadi secara terus menerus, maka ketika usia anak makin besar yang dilakukan ayah terhadap anak akan berupa kekerasan fisik ataupun psikologis karena ayah merasa dengan anak hanya dinasihati tidak akan berhasil.

Mengacu pada uraian peran ayah, dapat disimpulkan bahwa ayah memiliki peranan penting dalam pengasuhan anak, sehingga pengasuhan anak tidak hanya dibebankan sebagai kewajiban ibu. Penghayatan terhadap peran ayah dalam pengasuhan dapat mencegah terjadi perilaku kekerasan terhadap anak, yang didukung dengan ketrampilan dalam menjalankan peran sebagai seorang ayah bagi anak dalam pengasuhan.