Peran Domestik : Salah Satu Wujud Keseimbangan dalam Keluarga fadjar April 14, 2014

Peran Domestik : Salah Satu Wujud Keseimbangan dalam Keluarga

Listyo Yuwanto
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Peran domestik, apakah itu? Mungkin terdapat pembaca yang belum mengetahui tentang peran domestik. Secara sederhana, peran domestik menggambarkan tentang pekerjaan-pekerjaan atau aktivitas yang berhubungan dengan rumah tangga. Aktivitas yang termasuk dalam peran domestik misalnya mencuci pakaian, memasak, menyapu rumah, mencuci piring, menyetrika, ataupun kegiatan yang sejenis termasuk mengasuh anak. Sebelum kita membaca artikel ini lebih lanjut, cobalah menjawab Siapakah yang seharusnya melakukan hal-hal tersebut? Kemudian kalau lebih mengerucut kembali, Siapakah dari pembaca yang pernah melakukan kegiatan domestik tersebut? Apabila pembaca menjawab pernah dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, Apakah pembaca berjenis kelamin laki-laki atau perempuan?

Peran domestik umumnya dilakukan dalam kehidupan berkeluarga. Isu siapakah yang seharusnya melakukan peran domestik, sejak beberapa puluh tahun terakhir menjadi perdebatan seru di antara kaum klasik yang memegang teguh peran tradisional dan kaum feminis yang memperjuangkan tentang persamaan peran gender antara laki-laki dan perempuan. Berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah penulis ajukan, jawaban yang secara umum muncul adalah seharusnya yang melakukan perempuan yang melakukan peran domestik. Terkait dengan kondisi perempuan bekerja, keharusan yang melakukan peran domestik juga perempuan. Umumnya jawaban tersebut diajukan oleh laki-laki dan perempuan yang masih memegang peran tradisional, bahkan beberapa budaya juga mengharuskan yang melakukan adalah perempuan dibandingkan laki-laki. Namun, bagaimana apabila ada laki-laki yang menjalankan peran domestik? Apakah merupakan hal yang aneh? Jawabnya tidak.

Penulis bukan bermaksud menyatakan pembelaan terhadap kaum klasik terkait peran tradisional ataupun kaum feminis yang memperjuangkan kesamaan peran. Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa telah banyak laki-laki yang menyadari bahwa dengan kondisi kehidupan yang seperti sekarang ini, keseimbangan peran dapat dilakukan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, tidak hanya perempuan yang melakukan peran domestik, tetapi laki-laki juga melakukannya. Beberapa penelitian tersebut dilakukan di Indonesia, dengan menggunakan subjek yang memiliki budaya patriarki. Berarti telah ada bukti bahwa laki-laki sudah memiliki kesadaran tentang peran domestik. Hal ini yang penulis sebut sebagai kesadaran personal akan fungsi untuk optimalisasi kehidupan keluarga.

Keluarga merupakan suatu unit organisasi yang di dalamnya mengatur tentang peran dan fungsi setiap anggotanya. Layaknya organisasi yang kompleks, sinergi, dan terintegrasi, terkadang setiap anggota keluarga harus siap menggantikan peran anggota keluarga yang lain ketika anggota keluarga yang lain berhalangan untuk menjalankan peran atau fungsinya. Sehingga yang terjadi di sini adalah complementary, yaitu saling melengkapi fungsi anggota keluarga. Bukan ketika anggota keluarga yang lain tidak mau menjalankan fungsi atau perannnya maka peran itu akan diambil oleh anggota keluarga yang lain. Adanya complementarydalam keluarga memiliki pengaruh untuk terjadinya keseimbangan dalam keluarga, terkait dengan peran, kewajiban, hak, serta kesetaraan dalam ketidaksimetrisan relasi dalam keluarga.

Peran domestik bukan hanya kewajiban atau keharusan bagi perempuan, tetapi juga dapat dilakukan laki-laki. Bukan hendak melawan tradisi, agama, ataupun budaya, namun dalam kondisi yang menunjukkan adanya kesempatan ketika laki-laki dapat melakukan peran domestik, mengapa tidak melakukannya?. Apabila perempuan bekerja mulai dapat diterima karena adanya kesempatan perempuan bekerja, mengapa ketika ada kesempatan laki-laki melakukan pekerjaan domestik tidak dilakukan?. Tidak ada paksaan untuk melakukannya, hanya bagaimana kita menyadari kesempatan itu dengan tujuan untuk membuat keseimbangan dalam keluarga. Dibandingkan diperdebatkan, lebih baik dicoba ketika ada kesempatan, dan rasakan bagaimana dampak positif dalam keluarga. Mari kita renungkan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.