Manusia, Tumbuhan, dan Binatang : Harmonisasi dalam Horizon fadjar April 2, 2014

Manusia, Tumbuhan, dan Binatang : Harmonisasi dalam Horizon

Listyo Yuwanto
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Mengacu pada pandangan filsafat bahwa metafisika dibagi menjadi dua bahan kajian yaitu Kosmologi dan Psikologi. Kosmologi mempelajari atau membahas segala sesuatu di luar manusia seperti materi mati, tumbuhan dan binatang. Sedangkan psikologi mempelajari tentang jiwa atau perilaku manusia. Pandangan tentang dunia menyatakan bahwa hanya manusia yang memiliki penghayatan terhadap dunia (Lebenswelt) sedangkan binatang mempunyai Umwelt. Maksud umwelt adalah binatang memiliki interaksi dengan lingkungan namun lingkungan tidak dapat dihayati secara langsung, binatang dideterminir oleh kekuatan di luar. Pola lebenswelt dan umwelt ini menjadi salah satu prediktor mengapa manusia memiliki kontrol terhadap binatang dan tumbuhan. Kontrol manusia terhadap binatang dan tumbuhan dapat bermanfaat positif untuk kesejahteraan hidup manusia ataupun tumbuhan dan binatang. Namun tidak jarang terjadi sebaliknya, terjadi dominasi manusia terhadap binatang dan tumbuhan bahkan terhadap alam sehingga seringkali memunculkan dampak terjadinya ketidakharmonisan alam.

Bentuk dominasi manusia terhadap binatang terakhir ini menjadi salah satu berita hangat. Banyak binatang yang dilindungi menjadi bahan buruan untuk konsumsi ataupun kebanggaan personal. Tendensi utamanya tetap menyatakan bahwa untuk eksistensi manusia. Perebutan lahan yang mengakibatkan binatang menjadi korban, untuk menunjukkan tendensi ke-Akuan manusia sekaligus membuktikan kekuasaan dan kekuatannya hingga bentuk sadisme manusia terhadap binatang. Berikut terdapat contoh adanya determinir manusia terhadap binatang yang dapat dikatakan sebagai bentuk sadisme. Berita koran Tribun Jogja tanggal 6 Maret 2014 tentang penembak kucing yang dipolisikan sebuah lembaga pelindung binatang. Ringkas beritanya sebagai berikut, terdapat seseorang yang mengunggah perilaku menembak kucing dengan disertai foto korbannya. Tidak hanya sekali perilaku tersebut dilakukan dengan suatu tendensi tertentu. Binatang kucing sudah menjadi semacam target buruannya, dibunuh dengan berbagai cara sadis (menyiksa hingga mati). Terdapat tendensi adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dari pelaku berkaitan dengan kucing.

Pengalaman sepahit dan sesakit apapun yang dialami manusia dari binatang ataupun tumbuhan, tetap saja tidak memberikan hak manusia untuk melakukan perilaku sadisme. Manusia ada karena dia tidak hanya berpikir dia tentang keberadaannya saja, namun manusia ada karena dia menyadari segala sesuatu yang berada di dirinya ataupun di luar dirinya. Manusia diharapkan menyadari bahwa pengalaman yang dialami dapat dijadikan pembelajaran yang lebih positif. Itulah yang membedakan antara manusia sebagai mahkluk yang menghayati dunianya dibandingkan binatang yang hanya sekadar ditentukan atau dideterminir lingkungannya.

Salah satu pepatah Jawa mengatakan bahwa dalam dunia harus terjadi keseimbangan antara manusia, binatang, dan tumbuhan. Manusia membutuhkan binatang dan tumbuhan dalam hidup. Hendaknya manusia memperlakukan alam, tumbuhan, dan binatang seperti memperlakukan manusia terhadap dirinya sendiri. Dengan adanya rasa welas asih, memperlakukan binatang dan tumbuhan maka hati nurani manusia tetap akan terpelihara. Satu pertanyaan yang selalu ditakutkan dan mulai muncul seperti ini, kalau bisa semena-mena terhadap binatang dan tumbuhan maka besar kemungkinan akan menjadi semena-mena terhadap sesame manusia. Pernahkah pembaca menemui seorang pengendara mobil baru, ketika jalan di depannya berlubang masih dapat dilewati dengan hati-hati, dan di sisi berlawanan terdapat jalan yang halus namun terdapat pengendara mobil lain, sepeda motor, sepeda, bahkan pejalan kaki, dan yang dilakukan pengendara mobil baru tadi memaksakan mengambil jalur berlawanan untuk menghindari lubang jalan. Perlu dipertanyakan, bagaimana pengendara mobil tadi memperlakukan binatang, tumbuhan, dan sesama manusia. Contoh nyata dan sederhana, namun penuh makna. Semoga setiap mahkluk berbahagia.