Makanan Mengubah Perilaku Anak fadjar February 28, 2014

Makanan Mengubah Perilaku Anak

Pilih Fresh

Beraneka jenis makanan kian mudah diperoleh. Ayah dan ibu harus semakin pandai memilih sajian yang akan dihidangkan untuk anaknya. Dengan begitu, si kecil tetap mendapatkan yang terbaik demi tumbuh kembangnya.

DI Inggris, atas anjuran komisi pangan, beberapa ilmuwan telah melakukan penelitian yang melibatkan sekelompok balita. Hasilnya, minum jus buah yang mengandung pewarna dan pengawet buatan dapat mengakishy;batkan konsentrasi anak kurang, gampang marah, sering mengganggu orang lain, dan susah tidur.

Penelitian yang melibatkan 227 anak berusia tiga tahun itu dilakukan sebulan. Penelitian tersebut dibagi dua periode. Yakni, dua minggu anak-anak minum jus buah yang di dalamnya terdapat 20 mg pewarna buatan dan 45 mg pengawet. Dua minggu yang lain mereka minum jus buah favoritnya tanpa zat aditif. Dalam 20 mg pewarna buatan terkandung zat aditif tartrazine E102, sunset yellow E110, carmoisine E122, ponceau 4R E124, dan pengawet natrium benzoat E211.

Laporan itu menyebutkan bahwa bahan tersebut memiliki efek substansial pada perilaku anak. Para ilmuwan juga menyimpulkan bahwa perubahan signifikan dari perilaku anak-anak bisa terjadi dengan menghilangkan zat aditif dari minuman jus yang biasa mereka konsumsi.

”Bila zat aditif ini diminimalkan, anak akan lebih sehat.” Demikian yang disampaikan Komisi Pangan Inggris sebagaimana dikutip Daily Mail.

Bagaimana di Indonesia? Empat sehat lima sempurna selalu diajarkan di sekolah. Belakangan, didengungkan menu sehat dan seimbang. Meski demikian, banyak jajanan kurang baik untuk tubuh menggoda anak. Padahal, itu mengganggu perilaku anak. Hal tersebut dibenarkan oleh Nadia Sutanto SPsi MPsi.

Menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya itu, orang tua berperan memilah berbagai bahan dan jenis makanan di pasaran. Makanan yang bergizi adalah bahan mentah yang akan diolah oleh organ pencernaan mereka.

Dengan bantuan enzim yang dimiliki anak, makanan yang masuk itu diubah menjadi banyak molekul. Molekul-molekul tersebut akan membangun dan menjaga organ-organ di dalam tubuh, menghasilkan energi untuk otot-otot pergerakan maupun menjaga kehangatan tubuh. ”Makanan yang diberikan tentu akan memberikan kontribusi kepada pola perilaku anak tersebut,” ujarnya.

Contohnya, makanan pokok yang berkarbohidrat. Fungsinya, memberikan asupan energi. Makanan berkarbohidrat tersebut mengandung gula. Perlu dipastikan kandungan gula untuk anak tidak belebihan ataupun kurang. ”Saat gula yang diberikan melebihi standar kebutuhannya, akan dituai hasil kegemukan,” jelas pemerhati anak itu.

Anak yang gemuk, menurut dia, menyimpan berbagai kecenderungan munculnya gangguan perilaku. Secara psikis, anak gemuk kurang mampu mengendalikan diri. Jika tidak terkontrol, anak mudah tidak puas. (cik/c4/nda)

Batasi Selagi Bisa

– Jus buah dengan pewarna dan pengawet buatan berisiko mengakibatkan konsentrasi kurang, gampang marah, sering mengganggu orang lain, dan susah tidur.

– Monosodium glutamate (MSG) berlebihan rawan membuat suasana hati mengarah pada gejala-gejala depresi pada anak.

– Kelebihan gula bisa membuat anak cepat lelah, mudah mengantuk, dan mudah tersinggung.

– Kebanyakan makan membuat anak kurang lincah bergerak dan sulit bermain dengan teman-teman.

Sumber: Jawa Pos, Daily Mail, Nadia Sutanto SPsi MPsi, Budiarna Nur Rochmad Spsi