Busada, Karya Mahasiswa Ubaya Rebut Juara Indisco fadjar October 3, 2013

Busada, Karya Mahasiswa Ubaya Rebut Juara Indisco

Tanamkan Sadar Sampah dengan Busada

SURABAYA – Banyak cara mendidik anak untuk cinta lingkungan. Tiga mahasiswa Ubaya ini punya cara yang efisien, tapi tepat sasaran. Mainan automata ciptaan mereka mampu mengedukasi anak-anak. Namanya Busada atau buang sampah Indonesia.

Tiga mahasiswa itu adalah Willyanto Wirya Dinata, Vincent, dan Fiorencius Franantya. Mainan karyanya mengusung konsep go green. Busada ini sangat cocok untuk anak-anak, terutama usia 6 sampai 12 tahun.

Pemainnya dua orang. Satu orang melemparkan sampah dengan ketapel. Satu orang lagi memutar alat pada mainan tersebut hingga bergerak untuk menangkap sampah. Artinya, membuang sampah tidak boleh sembarangan. ‘Ada tiga level, mulai tidak ada rintangan hingga banyak rintangan,’ jelasnya. Permainan akan semakin sulit sesuai dengan levelnya.

Dia menambahkan, konsep mainan tersebut berawal dari keprihatinan terhadap masih minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Mereka ingin menciptakan sebuah mainan, yang tidak hanya asyik, tetapi juga mendidik. ‘Mendidik anak buang sampah lewat permainan lebih mudah,’ ujarnya. Alas permainan dibuat dengan batik. Kartu-kartu permainan juga mencantumkan aneka ragam budaya di setiap daerah. Misalnya, tarian, makanan, pakaian adat, rumah adat, dan lainnya. ‘Kartu budaya ini dibuat secara terpisah dari permainan,’ sambung Willy. Kartu-kartu itu bisa dibaca sebagai pengenalan tentang budaya dan etika.

Karya itu mengantarkan tiga mahasiswa semester lima tersebut menjadi juara dalam Industrial Design National Seminar and Competition (Indisco) di Universitas Negeri Diponegoro (Undip) akhir September. Mereka menyisihkan 22 peserta dari perguruan tinggi di Indonesia. (ayu/c2/roz)

Sumber: Jawa Pos, 3 Okt 2013

Busada, Karya Mahasiswa Ubaya Rebut Juara Indisco

suarasurabaya.net – Busada (Buang Sampah Untuk Indonesia) karya 3 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) memenangkan juara 1 Indisco (Industrial Design National Seminar And Competition) 2013 di Universitas Diponegoro Semarang akhir September 2013.

Busada adalah karya Willyanto Wirya Dinata, Vincent (mahasiswa Jurusan Teknik Industri) dan Fiorencius Franantya (mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk).

Berdasarkan tema yang ada: Automata Toys For Edu Play-Thing, team yang dipimpin Willy dengan nama Expecto membuat permainan yang menunjukkan mekanisme gerakan dari tokoh yang ada namun memiliki sisi edukasi.

Inovasi ini mampu mengalahkan 22 team peserta lainnya yang datang dari seluruh Indonesia. Dalam Indisco tahun ini team harus membuat permainan dengan menonjolkan gerakan dinamis baik dilakukan secara manual maupun robot.

Busada yang di buat Willy, memadukan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan serta fenomena yang ada saat ini. Karena temanya permainan maka sebagian besar ditujukan kepada anak-anak.

Sasaran usia Busada adalah anak umur 6-12 tahun karena anak pada usia itu sudah bisa diedukasi dari permainan tersebut. Tidak hanya sekedar fun saja, Willy hendak meyampaikan pesan kepada pemain Busada untuk terus menjaga lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya.

Tidak hanya itu, Busada mengajak anak-anak kreatif, imajinatif serta penanaman kembali nilai tradisional yang juga disampaikan melalui permainan ini.

Itu ditampilkan dalam tokoh yang sedang bermain, kemudian musuh yang harus menggerakkan tuas untuk menghalangi lawan memasukkan sampah pada tempatnya.

“Kami sangat detil dan berhati-hati mempersiapkannya sehingga jujur ada banyak kekurangan terutama pengaplikasian produk. Kami baru diinfo 2 minggu dari batas pengumpulan, jadi kami bagi kerja. Mulai dari riset, inovasi, dan mendesain. Untungnya kami bisa menang soalnya ada tanggung jawab moril dari Jurusan karena Indisco tahun 2012, Ubaya juga juara 1,’ jelas Vincent satu diantara anggota tim saat ditemui wartawan, Rabu (2/10/2013).(tok)

Sumber: Kelanakota.suarasurabaya.net

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Mainan Edukasi Buang Sampah

Surabaya (AntaraJatim) – Tiga mahasiswa Universitas Surabaya menciptakan mainan edukasi bertajuk ‘Busada’ atau ‘Buang Sampah untuk Indonesia’ yang menjadi juara pertama dalam ‘Industrial Design National Seminar And Competition’ atau Indisco 2013 di Universitas Diponegoro Semarang, akhir September 2013.

‘Permainannya mirip ‘Angry Bird’ karena melempar sampah pakai ketapel ke arah bak sampah, tapi bak sampahnya bergerak-gerak, bahkan bisa diberi penghalang yang bergerak-gerak untuk menambah tingkat kesulitan,’ kata koordinator tim ‘Busada’, Willyanto Wirya Dinata, di kampus setempat, Rabu.

Didampingi dua rekannya Vincent (mahasiswa Jurusan Teknik Industri) dan Fiorencius Franantya (mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk), Willy yang juga semester 5 dari Jurusan Teknik Industri itu menjelaskan ide mainan itu diilhami permainan masa kecilnya berupa melempar bola ke dalam jaring dengan pantulan.

‘Tapi, kami menambahkan unsur edukasi dan budaya pada permainan itu yakni bak sampahnya diberi background sura dan baya untuk desain Surabaya dan wayang untuk desain Indonesia, kemudian unsur edukasinya berupa ‘barang’ yang dilempar adalah sampah kecil-kecil,’ katanya.

Selain itu, bentuk permainan juga ergonomis (aman dan nyaman untuk anak-anak), karena itu kotak mainan seukuran tubuh anak-anak dan sudut pada kotak juga tumpul, sehingga tidak berbahaya bagi anak-anak.

‘Kami sudah melakukan uji coba mainan Busada pada anak-anak dan umumnya suka hingga dua jam bermain. Kami belum membuat mainan Busada untuk dijual, tapi kami nantinya juga mengarah ke sana. Kalau dijual mungkin Rp250 ribu,’ katanya.

Namun, permainan juga disesuaikan dengan tema Indisco pada tahun ini yakni ‘Automata Toys For Edu Play-Thing’, karena itu permainan bernama Expecto itu menunjukkan mekanisme gerakan dari tokoh, namun memiliki sisi edukasi serta berunsur budaya.

‘Bagi pemain yang berhasil memasukkan ‘sampah’ ke dalam bak akan mendapatkan ‘hadiah’ berupa kartu yang juga mengenalkan budaya bangsa, seperti cerita sura dan baya atau cerita pewayangan,’ katanya.

Akhirnya, inovasi mereka mampu mengalahkan 22 tim se-Indonesia yang melaju ke dalam semifinal ‘Indisco 2013’. ‘Busada itu memadukan ilmu yang kami dapat di bangku perkuliahan tentang mekanik dan ergonomi serta fenomena yang ada saat ini,’ katanya.

Karena tema itu, maka sebagian besar pola permainan ditujukan kepada anak-anak dengan usia 6-12 tahun. ‘Tidak hanya fun, tapi ada pesan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, serta nilai-nilai tradisional juga disampaikan melalui permainan itu,’ katanya.

Tahun 2012, tim mahasiswa Ubaya juga meraih juara pertama Indisco di Undip Semarang. ‘Jadi, ada tanggung jawab moril dari Jurusan karena Indisco 2012, Ubaya juga juara 1, meski waktunya agak mepet,’ kata anggota tim Expecto, Vincent. (*)

Editor : Didik Kusbiantoro

Sumber; antarajatim.com

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Mainan Edukasi Busada

SURYA Online, SURABAYA ndash; Idealnya, mainan anak-anak tak hanya berisi hiburan tapi juga ada unsur mendidik. Hal ini diwujudkan tiga mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), Willyanto Wirya Dinata, Vincent dan Fiorencius Franantya dengan membuat permaianan Busada (Buang sampah untuk Indonesia).

Permainan automata ini bisa dimainkan minimal dua orang dengan sistem kompetisi. Pemain pertama bertugas membidik sampah agar bisa masuk ke baknya. Pemain kedua memutar mekanis untuk menghalau bidikan pemain pertama.

Bentuk mainan dibuat cukup menarik. Bak sampah dipasang gambar bermacam-macam karakter seperti sura (ikan hiu) dan buaya untuk mewakili budaya Surabaya. Ada juga karakter budaya nusantara sepertri gatotkaca. ”Nilai budaya juga kami tampilkan dengan memberi batik di bawah mekanisme putar,”terang Willy saat ditemui di kantornya, Rabu (2/10/2013).

Ada juga kartu-kartu bergambar kekayaan budaya masing-masing wilayah seperti tugu pahlawan, rujak cingur untuk mewakili Surabaya. Kartu-kartu ini diletakkan dalam laci bawah mekanisme putar.

Sedangkan untuk perminannya, Willy dkk membuat empat level. Level pertama katapel langsung berhadapan dengan bak sampah tanpa ada rintangan. Level ke dua diberi rintangan naik turun, kemudian level ketiga rintangan berputar dan level keempat rintangannya berputar dan naik turun.

”Di permainan ini kami mengadopsi konsep go green, sehingga anak yang memainkan bisa tahu pentingnya membuang sampah di tempatnya,”kata Mahasiswa Semester 5 Jurusan Teknik Industri.
Vincent, mahasiswa pembuat lainnya mengungkapkan, untuk membuat permainan ini mereka harus lembur selama dua minggu. Dia menjamin produknya aman dan nyaman digunakan anak-anak karena terbuat dari kayu pinus yang memiliki serat halus.

Berkat kolaborasi antara unsur permainan, pendidikan dan budayam busada meraih juara pertama di ajang Industrial Design National Seminar and Competition (Indisco) di Universitas Diponegoro, Semarang akhir September 2013. Inovasi mereka mampu mengalahkan 22 tim dari perguruan tinggi se Indonesia.

“Jujur saja persiapannya sangat mepet. Kami baru diinfo dua minggu dari batas pengumpulan, jadi kami harus cepat meriset, menginovasi dan mendesain produk. Untungnya kami bisa menang karena ada tanggungjawab moril dari jurusan karena di Indisco tahun lalu Ubaya juga juara pertama,”katanya.

Gelar juara itu, tidak membuat mereka berpuas diri. Ke depan mereka berkeinginan bisa memproduksi masal mainan tersebut.

Vincent optimis produknya ini bisa diterima pasar karena selama ini belum ada permainan automata yang bisa dikompetisikan.

Disinggung tentang harga, Vincent menyebut angka sekitar Rp 255.000 per buah yang terdiri dari kotak mesin mekanis lengkap dengan kotak mekanis, penghalang, ketapel dan kartu utama. Jika ditambah dengan karakter dan kartu-kartu lain bisa menambah sekitar Rp 30.00 hingga Rp 40.000.

”Kami pernah mencobakan permainan ini ke anak kecil. Mereka sangat senang. Bahkan main dua jam tidak terasa,”ungkap Vincent.

sumber: surabaya.tribunenews.com