Perkuat Rasa Toleransi Melalui Seminar Multikultur fadjar September 4, 2013

Perkuat Rasa Toleransi Melalui Seminar Multikultur

Dalam rangka mendorong memformulasikan rekayasa kelembagaan untuk penguatan nilai toleransi serta menambah wawasan bagi civitas akademika khususnya para dosen maupun dosen Mata Kuliah Umum (MKU), Ubaya menyelenggarakan serial terakhir dari mata rantai seminar multikulturalisme. Bertajuk ‘Penguatan Nilai Toleransi Dalam ke-Indonesiaan’ seminar ini sukses dilaksanakan pada hari Senin, 2 September 2013 silam.

Kegiatan yang berlangsung di SGFP Ubaya ini dihadiri oleh beberapa civitas akademika Ubaya serta dua orang narasumber yang akan membawakan sub-tema yang berbeda, yakni Penguatan Nilai Toleransi dari Perspektif Psikologi oleh Dra Srisiuni Sugoto PhD selaku Wakil Dekan FP Ubaya serta Penguatan Nilai Toleransi dari Perspektif Sosial Politik oleh Prof Dr Hotman Siahaan MA selaku dosen FISIP Unair. Meskipun berjalan hampir tiga jam peserta tetap semangat dan antusias mengikuti rangkaian acara ini.

Dalam sesi pertama, Srisiuni menyampaikan beberapa poin penting dalam meningkatkan toleransi yakni melalui peningkatan perilaku prososial, modeling dan helping, pembentukan rasa simpati sejak dini serta pemberian informasi yang tepat tentang kelompok yang berbeda. “Adanya rasa toleransi berawal dari adanya prasangka dan diskriminasi. Jika kita telah mempunyai rasa toleransi maka akan lebih mudah untuk menghargai perbedaan. Mempersiapkannya sejak dini adalah saat yang tepat,” ungkapnya.

Kemudian dilanjut dengan pemberian materi oleh Prof Hotman yang memberikan pandangan tentang perbedaan antara pluralisme dan multikulturalisme. Beliau mengatakan bahwa masalah yang menyangkut tentang pluralisme berawal dari identitas yang memiliki keunikan masing-masing yang datang secara bersamaan. Sedangkan multikulturalisme adalah adanya budaya lain yang masuk didalam satu budaya. “Pluralisme ini harus dibangun secara bersamaan dengan multikulturalisme agar dapat menambahkan kesadaran akan kehadiran perbedaan di lingkungan sekitar,” jelasnya.

Sebelum seminar ini berakhir, Drs Haryadi Msi selaku Moderator memberikan kesempatan untuk tanya jawab. Sebagian besar dari pertanyaan yang diajukan adalah mengenai kejadian secara umum berkaitan dengan permasalahan sosial masyarakat. “Multikultur akan lebih ideal jika berkembang dalam konteks masyarakat itu sendiri,” tutup Haryadi saat memberikan salah satu kesimpulan dari seminar kali ini. (cyn/wu)