Pengamat : Rupiah Anjok, Eksportir Untung fadjar August 26, 2013

Pengamat : Rupiah Anjok, Eksportir Untung

suarasurabaya.net – Melihat kondisi nilai tukar rupiah yang semakin anjlok, bahkan menyentuh angka Rp. 11.000 per dollar AS, akan menguntungkan para pengusaha yang mengekspor hasil produksinya. Bagaimana tidak, mulai dari bahan baku hingga karyawan untuk memproduksi dibayar menggunakan rupiah, sedangkan barang hasil produksi akan dikirim ke luar negeri dengan pembayaran menggunakan dollar AS.

‘Jumlah yang didapat dari hasil penjualan tentunya akan semakin lebih besar dibandingkan biasanya. Selain itu biaya produksi juga dapat tertutup dan mendapatkan keuntungan yang cukup besar,’ kata Werner R Murhadi Pengamat Ekonomi Finance FE Ubaya kepada suarasurabaya.net, Rabu (21/8/2013).

Werner R Murhadi juga mengatakan bagi penguasaha yang Bisnisnya membutuhkan barang dari import baik bahan baku maupun barang jadi, tentunya harus sedikit menekan margin keuntungan beberapa bulan kedepan.

‘Gejolak ini masih akan berlangsung hingga 2015, dimana semua dollar akan kembali ke Amerika. Sehingga pengusaha yang terlanjur membutuhkan barang- barang import untuk bisnisnya, harus mengambil langkah untuk menekan margin keuntungan agar mampu bertahan,’ ujarnya.

Dia mencontohkan barang-barang yang saat ini begejolak adalah seperti gadget, barang elektronik, maupun barang lain yang sifatnya hasil import.

‘Barang-barang itu dibeli dengan US dollar, sedangkan untuk menjualnya di Indonesia menggunakan rupiah. Disaat nilai rupiah seperti ini, tentunya harga barang-barang itu akan melambung,’ kata Werner.

Dia menambahkan, untuk pemain saham tidak perlu khawatir. Yang terpenting tetap selektif dan mampu melihat perusahaan-perusahaan yang memiliki peluang ditengah-tengah anjloknya nilai tukar rupiah.

Pengusaha sektor riil di Jawa Timur khususnya Surabaya, harus mampu mencari potensi-potensi usaha yang eksport. ‘Misalnya memperkuat hasil produksi sektor pangan, seperti Thailand yang mampu mengekspor kedelai. Bahkan Indonesia pun saat ini meng import kedelai dari sana,’ kata Werner.

Pemerintah harus lebih ekstra dalam menjaga nilai tukar rupiah agar tidak semakin anjlok. Karena di Indonesia, pengusaha yang ada masih banyak yang bidang usahanya mengandalkan barang-barang import.(wak/rst)

Editor: Restu Indah
Sumber: suarasurabaya.net