Kain Perca Bernilai fadjar July 31, 2013

Kain Perca Bernilai

SURABAYA – Ide Evita Diana Sari untuk menghabiskan waktu luang dengan membuat kerajinan patchwork (kain perca dengan motif yang beraturan) bisa dijadikan contoh. Alumnus psikologi Ubaya yang sering mengisi pelatihan patchwork tersebut secara gratis mengajari siapa pun yang ingin belajar membuat patchwork pada Selasa dan Rabu di kediamannya.

Misalnya, kemarin (30/7) Evita kedatangan tamu mahasiswa dari beberapa PTS di Surabaya. ”Membuatnya itu mudah sekali. Kita cuma menjahit jelujur. Anak SD pun bisa dengan cepat kalau menjahit jelujur. Kerajinan yang mudah seperti ini cocok untuk mengisi waktu luang siapa pun,” terang Evita.

Evita menekuni kerajinan tersebut tanpa modal besar. Peralatan yang dibutuhkan sangat terjangkau. Misalnya, untuk membuat bunga perca, hanya perlu kain perca, gunting, pola lingkaran dari kertas, jarum jahit dan jarum pentol, benang jahit, benang sulam, serta kancing.

Untuk kain sebagai bahan patchwork, Evita lebih menganjurkan memilih katun dengan beberapa motif saja. Kain perca dengan banyak motif identik dengan kerajinan lain, seperti keset dan tatakan gelas, yang punya harga jual lebih rendah. ”Namanya patchwork, kan polanya harus harmoni. Itu yang membuat harga jualnya tinggi. Karena pola yang dibuat dari hasil berpikir,” ujar Evita. (ina/c6/ayi)

Foto dok: Jawa Pos

Sumber: Jawa Pos, 31 Juli 2013