Peringati Hari Anak, Evaluasi Pola Asuh fadjar July 24, 2013

Peringati Hari Anak, Evaluasi Pola Asuh

SURABAYA – Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli kemarin hendaknya menjadi momen bagi orang tua untuk me-review pola asuh mereka terhadap buah hati. Sebab, pola asuh sangat menentukan karakter anak hingga mereka dewasa.

Diana Rahmasari, dosen Fakultas Psikologi Unesa, mengungkapkan, penanaman karakter perlu dilakukan kepada anak sejak berusia 5 tahun pertama. Menurut dia, karakter yang baik harus ditanamkan sejak dini. Usia 0-2 tahun merupakan pembentukan trust sebagai dasar rasa percaya diri anak.

Ketika trust sudah terbentuk, anak tidak menjadi peragu dan malu. Mereka memiliki keyakinan untuk diterima dan disayang. ”Ini merupakan dasar pembentukan karakter anak,” jelasnya.

Sementara itu, menurut psikolog dari Rumah Sakit Husada Utama Indri Putri Waskhitasari, salah satu hal yang bisa diterapkan dalam pola asuh terhadap anak adalah pemberian reward dan punishment. Sayangnya, ortu kerap lebih mengedepankan pemberian punishment daripada reward.

”Ujung-ujungnya, pemberian punishment yang lebih dominan itu malah menghambat karakter baik yang sudah berkembang,” paparnya.

Dalam menerapkan aturan, ada baiknya ortu mengajak anak membuat kesepakatan. Contohnya, pukul 19.00 disepakati merupakan waktu belajar bagi anak. Jika tidak, penentuan hukuman disepakati bersama. Dengan demikian, anak akan turut merasa bertanggung jawab karena terlibat dalam pembuatan hukuman tersebut, sehingga berupaya mematuhi.

Jika anak telah berupaya mematuhi aturan yang disepakati, ortu hendaknya memberikan reward. Tidak perlu berupa materi. Bisa sekadar pujian dan pelukan hangat yang bisa membuat anak merasa dihargai.

Agar pendidikan karakter terhadap anak berjalan optimal, ortu perlu mengembangkan co-parenting. Yakni, pola pengasuhan bersama dengan kompak dan mengedepankan teamwork. Masing-masing ortu memiliki tugas dan tanggung jawab bersama. ”Jadi, beban mereka sama. Pola asuh tidak menjadi beban salah satu orang tua,” ungkap alumnus Universitas Surabaya (Ubaya) itu. (kit/c5/ayi)

Sumber: Jawa Pos, 24 Juli 2013