Sura – Baya Perang di Komik Interaktif fadjar July 17, 2013

Sura – Baya Perang di Komik Interaktif

SURABAYA – Dongeng tentang asal muasal nama Kota Surabaya kini bisa dinikmati dalam versi komik digital. Mahasiswa Ubaya Kevin Andy bahkan menciptakannya dalam versi interaktif. Penikmat yang ingin mengenal lebih dalam sura (hiu) dan baya (buaya) bisa memilih sendiri alur ceritanya.

Dalam komik karyanya, Kevin menampilkan bagimana sura dan baya berperang untuk memperebutkan daerah kekuasaan. Pada akhir cerita, baya tetap menang dan menguasai wilayah. Kisah dongeng binatang ini tidak hanya dibuat dalam satu versi. Ada beragam cerita, namun intinya tetap baya yang menang juga.

‘Ada versi sura, ada versi baya,’ ungkap mahasiswa Prodi Multimedia Universitas Surabaya (Ubaya) itu. Jika cerita sedang berjalan di layar komputer, penikmat cerita bisa memilih. Kalau ingin sura tampil dulu, segera pencet tombol di layar. Begitu pula sebaliknya.

Kevin berencana lebih mengembangkan unsur cerita dalam komik yang menjadi proyek tugas akhirnya tersebut. Dia juga ingin memasukkan aplikasi komiknya itu ke dalam smartphone. ‘Dengan masuk ke smartphone, kisah tersebut juga lebih dikenal masyarakat luas,’ ujar pria yang tinggal di kawasan Pondok Candra, Sidoarjo, tersebut.

Karya Kevin itu pun mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Termasuk dari kalangan dosen. ‘Karya Kevin ini menarik sekali. Saya harap banyak karya anak muda lain yang bertema budaya lokal,’ tutur dosen pembimbing Kevin, Richard Pramono. (dor/c9/roz)

Foto dok: Jawa Pos

Sumber: Jawa Pos, 17 Juli 2013

Mahasiswa Ubaya ciptakan komik interaktif

Surabaya (ANTARA News) – Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Kevin Andy menciptakan komik interaktif dalam bentuk video dengan format flash yang mengangkat legenda tentang Sura dan Baya (Sura-Baya).

‘Saya berharap hasil karya saya akan bisa diaplikasikan dalam program Android dan tablet agar mitos Sura dan Baya banyak diketahui anak-anak Surabaya,’ katanya di kampus setempat, Selasa.

Apalagi, kata mahasiswa Jurusan Multimedia pada Fakultas Teknik Informasi Ubaya yang sudah lulus pada awal Juli lalu itu, hasil karyanya itu berbentuk video dan sifatnya interaktif.

‘Saya menggambar sendiri karakter dalam game itu, lalu saya gambar ulang pada program komputer dengan suara dari dua teman dan saya selingi lagu. Satu gambar selesai dalam tiga jam,’ katanya.

Menurut mahasiswa kelahiran Surabaya pada 12 April 1991 itu,

komik interaktif yang diambil dari Cerita Rakyat Nusantara dan internet itu sudah diuji sejumlah rekannya.

‘Mereka umumnya mengaku baru tahu tentang legenda ikan Sura dan Baya itu dari komik interaktif itu, karena itu mereka umumnya menyukai video dengan format flash yang berdurasi 15 menit itu,’ katanya.

Pembuatan komik interaktif yang diselesaikan dalam tiga bulan itu memiliki lima adegan (scene) yakni perkenalan dua tokoh yakni Sura dan Baya yang akhirnya terlibat konflik perebutan kekuasaan.

‘Adegan kedua tentang puncak perkelahian yang berujung pada kesepakatan kekuasaan yaknio Sura di air dan Baya di darat. Pada adegan ini ada unsur interaktif,’ katanya.

Unsur interaktif itu ada saat konflik memuncak ada tanda klik. ‘Kalau tanda itu tidak cepat di-klik, maka Sura akan mati, tapi kalau cepat di-klik akan berlanjut ceritanya,’ katanya.

Adegan ketiga tentang kondisi hutan yang aman pascakesepakatan antara Sura dan Baya itu, kemudian adegan keempat dengan dua tawaran untuk melanjutkan pada situasi di laut (kehidupan Sura) atau di darat (kehidupan Baya).

‘Adegan kelima tentang Sura yang menyalahi kesepakatan dengan mencari makan di darat, karena bosan dengan makanan di laut, hingga ketahuan Baya dan terjadilah perkelahian hebat,’ katanya.

Dalam perkelahian itu, ekor Sura terluka, kemudian Sura terjun ke sungai untuk kembali ke laut, namun jejak Sura di sungai meninggalkan jejak darah dari ekor Sura.

‘Sungai yang berwarna merah darah itu akhirnya memunculkan istilah Surabaya yang berarti selamat dari bahaya. Di sini ada unsur interaktif lagi, kalau tidak di-klik, maka Baya mati, tapi kalau di-klik akan berlanjut ceritanya,’ katanya.

Mahasiswa yang tinggal di Kawasan Pondok Chandra Sidoarjo itu mengaku suka monster berjenis hewan (fabel), karena itu dirinya merancang tugas akhir dengan mengambil cerita lokal yang heroik.

‘Karya Kevin Andy ini menarik, karena saya berharap supaya semakin banyak karya anak muda yang bertemakan budaya lokal,’ kata dosen pembimbing Kevin Andy, Richard Pramono M.Sc.
(E011/M008)

Editor: Ruslan Burhani

Sumber: https://www.antaranews.com