Curhat Berbuah Ide Kreatif fadjar June 27, 2013

Curhat Berbuah Ide Kreatif

Curhat Berbuah Ide Kreatif

SURABAYA – Curhatan teman membawa dampak positif bagi Alvin Billian Halim, Radit Bagaskara, dan Peter Sanjaya. Berbekal ide dari curhatan tersebut dan inovasi, mereka menciptakan game tutorial fotografi untuk anak SD dan SMP.

‘Teman-teman yang kerja sebagai pengajar ekstrakurikuler fotografi di SD dan SMP curhat kalau kamera yang dimiliki anak didiknya lebih canggih. Namun, sayangnya mereka malas belajar dan keseringan di-setting otomatis. Kan sayang, padahal kalau di-setting manual, kemungkinan foto yang dibuat bisa lebih bagus,’ ujar Alvin.

Mereka akhirnya membuat game tutorial yang diberi nama let’s learn photography. Game tersebut dibagi dalam tiga level. Di level satu anak akan dihadapkan pada pengenalan dasar pengaturan kamera. Di antaranya, pen-setting-an shutter speed, white balance, ISO, aperture size, dan penggunaan auto focus. Setelah itu, anak diberi tugas untuk memfoto.

Setiap level mempunyai objek foto yang berbeda. Pada level satu, anak diberi tugas memfoto landscape atau pemandangan. Pada level dua mereka diberi tugas foto indoor berupa resepsi pernikahan. Pada level tiga, anak dihadapkan pada tantangan foto outdoor saat malam. Khusus pada level tersebut, sang anak akan diajari teknik penggunaan blitz.

Tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Informatika Internasional Universitas Surabaya (Ubaya) itu mengaku tidak menemui kesulitan berarti ketika membuat game yang pembuatannya memakan waktu dua bulan tersebut. ‘Kesulitan sih lebih kurang biasa memakai program adobe flash untuk membuat game ini. Kalau brainstorming materi tidak. Karena saya punya kakak ipar fotografer yang bisa dimintai saran,’ papar Radit.

Ke depan mereka berencana menambah level dan kekayaan materi game tersebut. Selain itu, game tersebut akan disebarkan kepada teman mereka yang berprofesi sebagai pengajar. (dor/c6/ai)

Sumber: Jawa Pos, 27 Juni 2013

Let’s Learn Photography Mudahkan Penyuka Fotografi

suarasurabaya.net – Let’s Learn Photography adalah program multimedia karya mahasiswa Program Studi Dual Degree Teknik Informatika Universitas Surabaya, tentang cara mudah memahami penggunaan kamera SLR bagi pemula.

Saat ini, banyak sekolah mulai dari SD hingga SMA, sudah memiliki pelajaran ekstra kurikuler fotografi. Dan dalam kenyataannya banyak siswa SD sudah mulai memegang kamera bahkan jenis SLR maupun DSLR.

Namun sayangnya, peralatan fotografi serba canggih itu tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang peralatan itu sendiri. Anak-anak terkesan hanya seadanya, dan asal jepret. Padahal jika dioptimalkan perangkat canggih itu memberikan banyak keuntungan.

“Bukan saja hasil foto yang bagus, tetapi juga mampu mengoperasionalkan fasilitas-fasilitas canggih yang ada didalam kamera tersebut. itu yang belum banyak diketahui oleh para fotografer pemula, khususnya anak-anak,” ujar Radit Bagaskara.

Dan dari kenyataan itulah, kemudian Radit Bagaskara, Alvin Bilian, dan Peter Sanjaya membuat program berbasis multimedia tentang cara belajar tehnik fotografi dengan mudah dan menyenangkan untuk pemula, khususnya setingkat SD dan SMP.

Program Let’s Learn Potography, karya ketiga mahasiswa tersebut diantaranya adalah memberikan kemudahan mengoperasionalkan kamera dengan cara manual, mulai dari pengaturan white balance, ISO, Shutter Speed, dan Aperture Size, yang merupakan bagian dasar memahami kamera SLR.

Selama 3 bulan Radit Bagaskara bersama kedua rekannya merancang dan mengembangkan program belajar fotografi sederhana ini. Radit lebih banyak mencari informasi tentang materi pembelajaran, Alvin mengubah materi menjadi bahasa program, sedangkan Peter kebagian tugas membuat video dan music director.

Ditanya siapa target pemasaran dari program belajar fotografi secara mudah dan sederhana ini, Alvin menyampaikan bahwa selain para pemula dan siswa setingkat SD yang menyukai fotografi, program ini juga ditujukan pada pembimbing pelajaran ekstra kurikuler fotografi.

“Kami berharap para pembimbing atau pengajar ekskul fotografi mau mencoba menggunakan program ini, sehingga mereka dapat dengan mudah dan menyenangkan memberikan pembelajaran penggunaan kamera SLR kepada anak didiknya,” ungkap Alvin saat ditemui suarasurabaya.net.

Ditemui ditempat berbeda Hayuning Purnama Dewi bagian Direktorat Humas Ubaya menambahkan bahwa ke 3 mahasiswa yang membuat program pembelajaran fotografi itu, bakal bertolak ke Australia untuk melanjutkan program dual degree. “Setelah ini mereka memang harus ke Australia untuk program dual degree,” pungkas Hayuning, Rabu (26/6/2013). (tok/ipg)

Sumber : https://kelanakota.suarasurabaya.net

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Program Multimedia Fotografi

SURYA Online, SURABAYA ndash; Memotret bagi kalangan siswa Sekolah Dasar (SD) tak lebih dari mengambil gambar dengan kamera. Tidak banyak yang mengenal teknik-teknik fotografi seperti ISO, speed, diafragma, white balance dan fokus.

Anggapan itu akan berubah dengan program multimedia “Let’s Learn Photography” yang diciptakan Radit Bagaskara, Alvin Bilian, dan Peter Sanjaya, mahasiswa Program Studi Dual Degree Teknik Informatika Universitas Surabaya (Ubaya).

Melalui program ini, siswa SD hingga SMP kelas 2 bisa mempraktekkan langsung teknik-teknik fotografi laiknya fotogafer profesional. Kamera yang digunakan adalah kamera SLR yang dilengkapi shutter speed, aperture size, white balance dan ISO.
“Program ini kami buat lebih interaktif berupa game role play. Jadi penguna langsung bisa trial and eror,”kata Radit saat ditemui di kampusnya, Selasa (26/06/2013).

Ketika masuk program ini, pertama-tama pengguna akan diberikan panduan dalam bahasa inggris oleh karakter tutor yang dibuat menyerupai fotografer profesional.
Tutor ini akan mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan pengguna.
Langkah pertama, pengguna akan diberikan soal untuk mengambil gambar sebuah karakter lengkap dengan petunjuk-petunjuk teknisnya seperti gambar yang harus jelas warnanya.

Dari soal ini pengguna bisa mengatur efek-efeknya seperti ISO maupun white balance-nya, setelah itu mengkliknya. Hasil jepretan ini akan mendapat komentar secara otomatis. Jika hasilnya kurang bagus akan ditunjukkan apa yang harus dibenahi. Jika hasilnya bagus maka akan muncul tulisan Succes, dan pengguna bisa melanjutkan pada langkah selanjutnya.

Di langkah kedua, pengguna akan diberikan soal cerita seperti diminta memotret sepasang pengantin dalam ruangan tertutup di mana gambar pengantinnya lebih jelas dibandingkan gambar sekelilingnya.

Jika langkah kedua ini berhasil akan dilanjutkan ke langkah ketiga dengan soal-soal yang lebih teknis. Seperti cara membuat foto yang jelas di depan objek yang terang. Jika pengguna belum mampu mendapatkan foto sesuai petunjuk, maka akan mendapatkan tanggapan dari tutor.

“Komen-komennya kami sesuaikan dengan gaya anak muda Australia, karena memang kami mengacu ke sana,”kata Radit yang bulan depan akan mulai studi bersama Alvin ke Queensland University of Technology, Autralia.

Program multimedia yang baru ada satu-satunya ini ini dibuat Radit, Alvin dan Peter dalam waktu tiga bulan. Radit lebih banyak mencari informasi tentang materi pembelajaran dari para fotografer profesional. Alvin mengubah materi menjadi bahasa program, sedangkan Peter kebagian tugas membuat video dan music director.

Menurut Radit, program ini cocok untuk tutorial fotografi di sekolah-sekolah karena lebih interaktif dan menyenangkan. Berbeda jika tutorial itu hanya ditunjukkan melalui teori-teori di kamera.

Karena ini hanya sebatas proyek mata kuliah, baik Radit maupun Alvin belum bisa melepas karyanya ini ke pasaran. “Kalau memang ini perlu ditindaklanjuti hingga publikasi massal, kami serahkan ke Ubaya saja,”kata Alvin.

Penulis : Musahadah
Editor : Parmin
Sumber: https://surabaya.tribunnews.com

Mahasiswa Ubaya Rancang ‘Game’ Edukasi Fotografi SD-SMP

Surabaya (Antara Jatim) – Dua mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) merancang ‘game’ edukasi tentang fotografi untuk siswa kelas V SD hingga kelas II SMP.

‘Proyek perkuliahan yang kami namakan ‘Let’s Learn Photography’ berisi panduan yang mudah untuk memahami kamera SLR (non-digital),’ kata mahasiswa Ubaya, Radit Bagaskara, di Surabaya, Rabu.

Radit merupakan salah seorang dari dua mahasiswa Program Studi Dual Degree Teknik Informatika Ubaya dengan Queensland University of Technology (QUT) Australia.

Selain dibantu rekannya Alvin Bilian, Radit juga dibantu Peter Sanjaya, namun Peter bukan mahasiswa peserta Prodi Dual Degree dengan QUT, melainkan hanya mahasiswa Teknik Informatika di FT Ubaya.

‘Saya dan Alvin akan berangkat ke QUT pada Juli mendatang hingga tiga semester di sana, tapi saya ambil prodi mobile application, sedangkan Alvin ambil prodi web application di QUT,’ katanya.

Tentang ‘game’ edukasi untuk fotografi, ia mengatakan dirinya dan Alvin tidak bermaksud mengajarkan cara memotret yang baik melalui program ‘game’ itu.

‘Kami hanya mengajarkan teknik dasar fotografi dan efeknya yakni speed, ISO, diafragma, white balance, dan fokus. Jadi, kami mengajarkan teori fotografi yang sulit dengan ‘game’,’ katanya.

Dalam program itu, pengguna ‘game’ itu akan memerankan diri sebagai ‘user’ dan nantinya akan muncul ‘tutor’ yang akan memandu dengan pemberitahuan tentang kekurangan dalam memotret yang teoritis.

‘User akan masuk ke tiga ruangan yakni stage 1, stage 2, dan stage 3 untuk memulai pembelajaran. Stage 1 berisi cara memotret pada ruang indoor, outdoor, dan malam hari,’ katanya.

Untuk stage 1 tentang pemotretan saat ‘wedding’ dengan mengajarkan cara membuat ‘blur’ pada bagian tertentu, sedangkan stage 3 berisi cara memotret pada objek yang terang dengan ‘near flash’.

‘Saya belum pernah mempraktikkan pada siswa SD dan SMP, tapi beberapa rekan menilai panduan fotografi yang kami sajikan sangat interaktif dan informatif,’ katanya.

Ia menambahkan teori dasar fotografi dengan kamera SLR itu bisa menghasilkan foto yang luar biasa bila dibandingkan dengan foto digital yang semuanya serba ‘setting’ (rekayasa objek).(*)
Editor : Didik Kusbiantoro

Sumber: https://www.antarajatim.com