Hujan Juga Mengajarkan Kepedulian fadjar June 5, 2013

Hujan Juga Mengajarkan Kepedulian

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Bulan Juni seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun karena kondisi bumi kita yang semakin tidak jelas karena ulah nakal manusia, maka pergantian musim pun semakin tidak jelas dan semakin sulit untuk diprediksi. Itulah sebabnya saat ini pun saat seharusnya hujan sangat jarang terjadi, kita malah semakin sering merasakan hujan terutama di siang dan sore hari saat jam pulang kantor. Jam ketika jalanan sangat padat oleh orang-orang yang ingin segera pulang ke rumah.

Agak berbeda dengan pengendara yang menuju rumah, saya sedang dalam perjalanan menuju Gereja tempat saya akan melakukan kegiatan selanjutnya. Hujan telah berhenti mengguyur kota Surabaya namun masih banyak sisa-sisa genangan air di jalanan yang menyebabkan banyak kendaraan memperlambat lajunya. Begitu pula yang saya lakukan. Karena merasa pernah mengalami masa-masa yang menyebalkan tersiram cipratan air dari genangan yang dilindas oleh mobil dengan kecepatan tinggi saat masih belum memiliki mobil, maka saya tidak mau orang lain mengalami hal yang sama karena ulah saya. Suatu kejadian yang sempat saya amati dari balik kaca mobil saya, tidak banyak orang yang menyadari dan peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Misalkan saja seorang ibu pengendara motor yang berada tepat di depan mobil saya.

Berusia sekitar 30 tahun dengan postur agak sedikit gemuk sedang menaiki sepeda motornya dengan kecepatan yang agak tinggi. Ibu ini tampak baru pulang kerja dan tidak tampak memakai jas hujan padahal hujan baru saja berhenti. Jalanan masih cukup banyak digenangi sisa air hujan sehingga sebagian orang pun memperlambat kendaraannya agar tidak terciprat genangan air di sekitarnya. Berada agak jauh di depan ibu ini, seorang bapak tua dengan sepeda jengki tua nya menyusuri pinggiran jalan dengan perlahan. Tiba-tiba ibu pengendara motor ini dilewati oleh seorang laki-laki pengendara motor dengan kecepatan tinggi yang membuat genangan air memercik ke kaki ibu ini. Terlihat dengan jelas dari balik kaca mobil saya bagaimana ibu ini mengomel sambil membersihkan kakinya dari cipratan air yang mengenainya.

Tak lama kemudian ibu ini akhirnya melewati bapak tua pengendara sepeda ini tanpa mengurangi laju sepeda motornya. Hal yang sama terjadi pada bapak tua ini, sisa air hujan memercik ke beberapa bagian tubuhnya. Walapun bapak ini tampak tidak terganggu dengan hal tersebut, tapi ada sedikit pikiran yang terbesit di benak saya. Awalnya saya juga merasa tidak senang dengan laki-laki pengendara motor yang baru saja lewat itu, namun ternyata apa yang dilakukan ibu itu juga sama saja. Saya jadi berpikir, mungkin selama ini kita juga sama saja. Kita hanya memperdulikan ketika sesuatu terjadi pada kita. Bagaimana jika hal tersebut terjadi pada kita? Bagaimana bila ternyata kita juga melakukan hal yang sama?

Hujan mengajarkan kita untuk saling peduli dengan yang lain. Hanya genangan air, bagaimana kita berperilaku secara tepat dengan genangan air hujan akan menunjukkan bagaimana kepedulian kita kepada orang dan memengaruhi penilaian orang lain terhadap kita. Mari kita renungkan.