Persempit Penyalahgunaan NAPZA dengan Rehabilitasi fadjar May 14, 2013

Persempit Penyalahgunaan NAPZA dengan Rehabilitasi

Penyalahgunaan NAPZA terjadi karena coba-coba dan pengaruhdariteman.”

Itulah pernyataan yang disampaikan oleh Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD saat menyampaikan sambutan di seminar dan workshop bertema ‘Peran Farmasis sebagai Tenaga Kesehatan dalam Pencegahan, Penyalahgunaan dan Terapi Rehabilitasi NAPZA’. Seminar yang diadakan pada 27 April 2013di Perpustakan Ubaya lantai 5 inibekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Bakti Husada.

Pada sesi pertama, Slamet Pribadi SH MH selaku penyidik dari BNN membahas mengenai tindak pidana narkotika. “Teori pemidanaan kasus narkotika ada dua yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik berprinsip tangkap dan penahanan sedangkan teori modern tangkap, penahanan dan rehabilitasi,” ujarnya. Namun sangat disayangkan pada saat ini lapas belum menyediakan tempat untuk rehabilitasi seperti BNN. Bila ditelaah menurut medis, seorang pecandudiibaratkan sebagai orang ‘sakit’. Pada dasarnya bila seorang pecandu yang ‘sakit’ ini ditangkap dan langsung dimasukkan ke penjara yang sama dengan seorang bandar. Bukanlah hal yang mustahil jika dia semakin ‘sakit’.

Sesi kedua dengan pembicara Kuswardani Ssi M Farm Apt selaku Kepala UPT LaboratoriumUji Narkoba BNN membahas Farmasis, Terapi Rehabilitasi dan Pencegahan Narkoba. “Penelitian BNN dan Puslitkes UI tahun 2008, menyatakan penyalahgunaan narkoba meningkat dari tahun ke tahun. Mengapa selalu meningkat? Salah satunya karena masalah ekonomi, sehingga dijadikan sebuah bisnis,” ujarnya. Untuk pencegahan narkoba sendiri, BNN memiliki strategi yaitu strategi P4GN dengan pengurangan pasokan dan pengurangan permintaan yang setidaknya dapat menekan kasus narkoba di Indonesia.Di akhir sesi ini, terdapat penyerahan cinderamata kepada pembicara oleh Lisa Aditama Ssi M Farm Klin Apt selaku wakil ketua IAI Pengurus Cabang Surabaya.

Disela sesi tanya-jawab, Slametjuga turutmenambahkan sedikit mengenai tanaman Catha Edulis(Khat)yang sekarang sedang marakakibat kasus salah satu artis ternama di Indonesia. Tanaman Khat memiliki dua jenis, ada Khat merah yang batangnya berwarna merah dan Khat hijau yang batangnya bewarna hijau. “Untuk khasiatnya menurut penduduk sekitar, dapat meningkatkan vitalitas atau stamina, menyembuhkan diare, diabetes, darah tinggi, kolesterol, sakit pinggang dan bisa terbangun,” terangnya. Setelah tanaman Khat ini diuji, daunnya mengandung zat Katinona.

Di sesi terakhir, diakhiri oleh workshop dengan tutor dari Dinas Kesehatan mengenai SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika-Psikotropika).SIPNAP dapat diakses di sipnap.binfar.depkes.go.id, tujuan adanya hal tersebut salah satunya untuk mencegah terjadinya penyimpangan ke jalur ilegal dan sebagai sumber informasi tentang peredaran dan penggunaan Narkotika dan Psikotropika.

Diakhir seminar, Kuswardaniturut menyampaikan pesannya, “Berbuatlah bijak, tetapi tidak membatasi. Jika melihat seseorang membeli obat dengan zat narkotik terus-menerus segera hubungi call center BNN. Jadilah farmasis yang bijak!” tutupnya. (re1,faz/wu)