Nampaknya tempat sampah ‘merah-kuning’ sudah cukup menarik perhatian warga Ubaya beberapa minggu ini. Dari mana tempat sampah tersebut? Siapa yang mencetuskannya? Tempat sampah ‘merah-kuning’ ini seperti layaknya tempat sampah lainnya, namun berbeda akan tujuan akhir. Sebab sampah-sampah yang masuk dapat dijadikan barang recycle(daur ulang).
Tim mahasiswa mata kuliah Manajemen Perubahan dan Kepemimpinan dari Teknik Industri Ubaya inilah pencetus tempat sampah tersebut. Sejalan dengan program eco-campus Ubaya, tim ini didukung oleh Yenny Sari ST MSc, selaku Kepala Lab Quality and Performance Management Teknik Industri (TI) dan Junanik Idayanti selaku Kepala Biro Adum. Proyek yang didanai oleh Biro Adum ini sebenarnya berawal dari ide mahasiswa-mahasiswa TI pada semester gasal lalu (gasal 2012/2013). Di mana tim mahasiswa tersebut berawal dari mengamati perilaku mahasiswa Ubaya dalam membuang sampah. “Perilaku mahasiswa Ubaya kanmasih ada yang kurang benar dalam membuang sampah. Kebanyakan dari mereka asal melempar, itupun kalomasuk tempat sampahnya,” tungkas Davin Otniel sebagai salah satu anggota tim.
“Warna merah dan kuning pada tempat sampah tersebut sebenarnya mewakilkan warna lambang Ubaya,” ungkap Yenny. Ferdinand Antoni, selaku ketua tim tersebut, menjelaskan dengan membuat bentuk tempat sampah seperti kotak surat maka seolah-olah mahasiswa tidak akan membuang sampah dengan asal-asalan. “Jadinya seperti memasukkan surat ke mail box,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa tempat sampah tersebut tertutup bagian atasnya agar menghindari bau sampah. “Bila bagian atasnya terbuka, bau sampah akan tercium tidak enak di hidung. Apalagi setelah hujan reda, bau akan semakin tidak enak,” ungkapnya.
“Proyek ini bukan hanya melibatkan mahasiswa dari ide dan desain saja, tapi tim juga belajar soft skilluntuk mendayagunakan sumber daya internal Ubaya, bekerjasama dan bernegosiasi dengan pihak lain. Lab Proses Manufaktur terlibat dalam pembuatan rangka besi tempat sampah tersebut, dan tahap finishingdikerjakan oleh Lab Teaching Industry. Sedangkan tempat sampahnya sendiri terbuat dari bahan fiber yang dikerjakan oleh supplier luar,” tutur Yenny. “Saya mengharapkan supaya kedepannya atas proyek ini, perilaku mahasiswa dalam membuang sampah akan berubah lebih baik dan proyek ini akan menjadi efektif,” tutup Junanik. Tim mahasiswa TI lain juga mengerjakan proyek yang berbeda, salah satu hasilnya adalah Jam Kampus di depan TU FT, yang diharapkan mampu mengubah budaya telat menjadi tepat waktu. (nif/wu)