Belajar dari Rekan Kerja yang Positif, Sebagai Pengembangan Diri fadjar January 28, 2013

Belajar dari Rekan Kerja yang Positif, Sebagai Pengembangan Diri

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Untuk mengembangkan perilaku positif dalam bekerja harus ikut training pengembangan diri! Biasanya begitu pemberitahuan yang diberikan pihak perusahaan kepada pekerja untuk mengembangkan diri. Saat mengikuti training pekerja harus berperilaku formal, harus ada ujian kelayakan dan terkadang terdapat juga konsekuensi tidak lulus dari training. Karena itu terkadang dengan mengikuti training menjadi sebuah kegiatan yang tidak menyenangkan meskipun ada kebutuhan untuk mengembangkan diri. Sebenarnya terdapat proses pengembangan diri yang dapat dilakukan di tempat kerja tanpa melalui training. Kita dapat belajar dari rekan kerja dari perilaku atau kemampuannya yang positif. Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk belajar dari rekan kerja sebagai bentuk pengembangan diri sebagai berikut.
Cari model perilaku atau kemampuan yang baik dari rekan kerja. Bila kita melakukan evaluasi diri secara jujur, maka kita akan menemukan beberapa kekurangan kita yang menyebabkan kita tidak optimal dalam bekerja. Kita dapat melihat rekan kerja yang memiliki tugas yang sama dengan kita namun dapat mengerjakan tugas secara optimal. Bila kita sudah menemukan rekan kerja yang karakteristik tugas atau pekerjaannya sama dengan kita dan kinerjanya lebih baik, kita dapat menjadikannya sebagai model. Kita dapat mengamati atau bertanya tentang bagaimana cara mengerjakan tugasnya. Bila cara atau perilakunya dapat kita terapkan untuk diri kita, kita dapat mencontohnya. Namun bila tidak, kita harus memodifikasi atau menyesuaikan cara rekan kerja tersebut dengan diri kita. Hal ini disebut sebagai proses modeling, bukan imitasi. Bila imitasi maka kita akan meniru persis cara atau strategi rekan kerja, meskipun tidak sesuai dengan kondisi atau karakteristik kita.
Jangan membandingkan secara mutlak. Kunci untuk belajar dari rekan kerja adalah jangan membuat perbandingan secara mutlak. Misalnya rekan kerja dapat bekerja mulai dari jam 7 pagi sampai jam 19.00 malam setiap harinya. Boleh kita ingin bekerja seperti rekan kerja seperti itu karena menunjukkan daya tahan kerja yang tinggi ataupun motivasi kerja yang tinggi dan seharusnya produktivitasnya juga tinggi. Kita dapat belajar dari rekan kerja bagaimana dapat mempertahankan diri dalam bekerja selama itu. Namun jangan membandingkan secara mutlak, karena kita punya keluarga dan rekan kerja tadi belum berkeluarga, maka kita tidak akan bisa seperti dia. Kalau misalnya hal ini dilakukan maka tidak akan pernah kita belajar dari sisi positif rekan kerja untuk pengembangan diri.
Jangan malu untuk belajar. Kondisi di tempat kerja biasanya sangat bervariasi. Misalnya variasi etnis, variasi usia, variasi golongan, tingkat pendidikan, dan variasi lainnya. Adanya perbedaan dengan merasa kondisinya lebih tinggi menyebabkan kurang menghargai rekan kerja yang kondisinya di bawah. Misalnya pekerja senior kurang menghargai pekerja yunior, ataupun pendidikan yang lebih tinggi malu untuk belajar hal positif dari rekan kerja yang pendidikannya lebih rendah. Bila hal ini terjadi maka secara tidak langsung kita akan menutup diri untuk mengembangkan diri secara positif. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan jangan malu untuk belajar dari kelebihan orang lain asal memberikan manfaat bagi pengembangan diri meskipun rekan kerja kita di bawah kita kondisinya baik golongan (pangkat, tingkat pendidikan, ataupun usia).
Jangan malas untuk melakukan. Bila sudah mengamati dan menemukan perilaku yang positif untuk pengembangan diri, jangan malas untuk melakukannya. Hambatan atau tantangan terbesar dari belajar adalah menerapkannya. Biasanya malu atau malas karena dinilai meniru orang lain. Kita tidak perlu malu kita melakukan perilaku hasil belajar dari orang lain. Bila dikatakan meniru, katakan saja bahwa kita meniru untuk pengembangan diri. Tentunya lebih positif daripada tidak melakukan pengembangan diri.
Mintalah feedback. Setelah memiliki keyakinan akan melakukan dan telah dilakukan jangan lupa meminta feedback kepada orang lain atas perilaku pengembangan diri. Bila perilaku pengembangan diri hanya kita yang menilai tentunya kurang bila tidak ada penilaian dari sudut pandang orang lain. Karena orang lain adalah orang yang terlibat dengan kita, yang merasakan perilaku kita, apakah terdapat perbedaan atau perubahan yang lebih baik dari yang sudah kita lakukan dari hasil belajar perilaku positif dari rekan kerja.
Mari mengembangkan budaya untuk belajar perilaku dari rekan kerja yang positif. Semoga bermanfaat.