Terbata – bata, Senang Berbahasa Indonesia fadjar January 17, 2013

Terbata – bata, Senang Berbahasa Indonesia

SURABAYA – Helena Hadvigova berusaha keras melafalkan bahasa Indonesia. Maklum, dia baru belajar empat bulan. Meski terdengar belepotan, warga Slovakia yang berkuliah di Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Surabaya (Ubaya) itu tak mau menyerah. ‘Agak gugup karena saya sedikit flu,’ ujarnya beralasan.

Yang dibaca Helena memang bukan kalimat biasa. Dia sedang berlomba membaca berita berbahasa Indonesia. Yang dibaca juga bukan berita biasa. Naskah berita tersebut membahas noken, pakaian tradisional asal Papua. Meski naskah itu terpampang jelas pada monitor di depan panggung tempatnya berdiri, tetap saja dia terbata-bata. ‘Saya senang bisa menyelesaikannya,’ ungkap dia.

Mahasiswi asal Vietnam Nguyen Thi Thu Hang, peserta lain, mengaku senang sekali dapat kesempatan tampil. ‘Saya bisa kenal lebih banyak orang Indonesia,’ kata gadis yang saat ini menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu. Dia mengakui kesulitan. ‘Saya tarik napas dulu supaya lebih tenang. Ini pengalaman bagus,’ imbuh gadis asal Eropa Timur tersebut.

Public Relation Ubaya Hayuning Purnama Dewi mengutarakan, lomba baca berita bahasa Indonesia ini baru pertama diadakan di Ubaya. Pesertanya para mahasiswa darmasiswa dari luar negeri. Mahasiswa darmasiswa adalah mereka yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk belajar budaya dan seluk-beluk Indonesia. ‘Lomba ini diadakan Ubaya untuk mahasiswa yang mengikuti program darmasiswa di empat kampus,’ kata Hayuning. Yakni Ubaya, UMM, Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Negeri Surabaya.

Pesertanya 20 orang. Mereka antara lain berasal dari Slovakia, Vietnam, Myanmar, Hungaria, Thailand, dan Filipina. Juga Korea Selatan, Jepang, dan Polandia. Lomba selanjutnya bakal melibatkan lebih banyak kampus dan mahasiswa.

Pemenang pertama lomba tersebut adalah Johaira Samsodden dari UMM asal Filipina. Disusul Helena Hadvigova dari Ubaya asal Slovakia dan Bence Kovac dari Ubaya asal Hungaria. (rio/c9/roz)

Sumber: Jawa Pos, 17 Januari 2013

20 Mahasiswa Asing Ikuti Lomba Bahasa Indonesia

Sebanyak 20 mahasiswa asing mengikuti Lomba Baca Berita Bahasa Indonesia Mahasiswa ‘Darmasiswa’ yang digagas Universitas Surabaya (Ubaya) di auditorium perpustakaan setempat, Rabu.
Ke 20 mahasiswa asing itu merupakan peserta program beasiswa Darmasiswa untuk studi Bahasa dan Budaya Indonesia bagi mahasiswa asing dari Kemendikbud 2012/2013.
‘Saya senang karena kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk mempraktikkan Bahasa Indonesia yang saya pelajari selama empat bulan ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada tim Ubaya Language Centre (ULC) yang merencanakan lomba itu,’ kata mahasiswi asal Hungaria, Eniko Meszaros.
Mahasiswa yang mempelajari Bahasa dan Budaya Indonesia di Ubaya bersama tiga rekannya asal Hungaria dan seorang mahasiswa asal Slovakia untuk program selama enam bulan itu mengaku masih mengalami kesulitan untuk mengucapkan ‘lafadz’ dalam Bahasa Indonesia.
‘Bahasa Indonesia itu tidak sulit, tapi saya masih mengalami kesulitan mengucapkan lafadz dalam Bahasa Indonesia, karena itu saya selalu mempersiapkan diri untuk lomba ini dengan menerjemahkan naskah dalam Bahasa Inggris untuk memahami, lalu pakai Bahasa Indonesia,’ katanya.
Senada dengan itu, mahasiswa asal Vietnam, Tran Nguyen Quynh Nhe mengaku senang dan suka mencoba untuk membaca dalam Bahasa Indonesia. ‘Saya suka dengan Indonesia, karena itu saya mempelajari bahasa dan budayanya,’ katanya.
Peserta Darmasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang yang menggunakan nama ‘Lina’ untuk nama Indonesia-nya itu menyatakan baru pertama kali mengikuti lomba Bahasa Indonesia, tapi dirinya sangat senang mengikuti lomba yang dibuka Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung itu.
‘Saya masih kesulitan mengucapkan lafadz ‘h’, tapi saya masih empat bulan untuk mengikuti program itu selama setahun di Universitas Muhammadiyah Malang bersama tiga mahasiswa lain dari Vietnam,’ katanya.
Secara terpisah, Kepala ‘International Office’ Ubaya, Adi Tedjakusuma, menegaskan bahwa lomba baca berita Bahasa Indonesia di depan layar kaca mirip presenter televisi itu diikuti 20 mahasiswa asing dari empat universitas yakni Ubaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
‘Di Jatim ada ratusan mahasiswa peserta Darmasiswa, tapi lomba pertama yang diikuti 20 mahasiswa saja sudah bagus, bahkan lomba ini juga diilhami dengan antusiasme mereka belajar Bahasa Indonesia di Ubaya. Mereka menantang kami, karena lomba Bahasa Jepang dan Bahasa Mandarin sudah ada,’ katanya.
Ke-20 peserta lomba itu berasal dari sembilan negara yakni Hungaria, Slovakia, Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, Korea, Jepang, dan Polandia. Mereka belajar Bahasa dan Budaya Indonesia pada sejumlah universitas selama 6-12 bulan dengan beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia (Kemendikbud).
Para peserta itu mengawali lomba dengan membaca naskah yang sudah diberikan panitia sejak beberapa hari sebelumnya dengan tema ‘Batik Noken Papua’, lalu juri dari Disparbud Jatim, Balai Bahasa Jatim, dan guru Bahasa Indonesia akan memilih 10 dari 20 peserta sebagai finalis.
‘Untuk finalis, kami akan memberikan naskah berita selang 10 menit sebelum lomba dan naskahnya langsung dikembalikan kepada panitia setelah dibaca. Tema berita untuk finalis tentang Bromo,’ katanya.
Ia menambahkan penilaian lomba itu antara lain penampilan, intonasi dalam mengucapkan lafadz, dan kejelasan dari bahasa yang diucapkan. ‘Juri akan memilih tiga juara dengan hadiah sertifikat dan uang tunai masing-masing Rp1 juta, Rp750 ribu, dan Rp500 ribu,’ katanya.(ant/id)
Sumber: https://www.ciputranews.com/
20 Mahasiswa Asing Ikuti Lomba Baca Berita di Ubaya
SURYA Online, SURABAYA – Puluhan mahasiswa asing yang belajar budaya dan bahasa Indonesia di kampus Surabaya dan Malang adu ketrampilan berbahasa Indonesia. Mereka mengikuti lomba membaca berita Bahasa Indoensia yang diselenggarakan oleh Ubaya Language Center (ULC) di kampus Tenggilis, Rabu (16/1/2013).
Tidak saja unik dan mengundang gelak tawa, tapi ada keseriusan dan kerja keras para mahasiswa asing berbahasa Indonesia. Sebanyak 20 mahasiswa asing itu membaca teks berita dengan layar terus berjalan. Ada di antara mereka yang nervous karena ditonton seluruh mahasiswa asing lainnya dan mahasiswa Ubaya.
Tidak sedikit yang mengeluarkan keringat dingin. Tapi ada pula yang rileks meski bahasa Indonesia mereka belepotan. ‘Saya nervous. Keringat saya dingin. Tapi saya harus lakukan karena saya harus belajar bahasa Indonesia,’ ucap Helena Hadvigova, mahasiswa asal Republik Ceko yang belajar di Ubaya Surabaya.
Para mahasiswa yang diadu dalam membaca teks berita bahasa Indonesia tersebut adalah mahasiswa Dharmasiswa. Mereka adalah mahasiswa asing yang berkesempatan belajar bahasa dan budaya Indonesia atas beasiswa dari pemerintah Indonesia. Mereka di antaranya kuliah di Unair, Ubaya, Unesa, dan Unmuh Malang serta Unmuh Surabaya.
Oleh Ubaya, mahasiswa-mahasiswa asing itu diadu ketrampilan berbahasanya melalui lomba baca berita. ‘Lomba begini salah satu cara agar mahasiswa asing terpacu belajar lebih maksimal. Bukan karena hadiahnya, tapi kompetensinya,’ kata Ketua ULC Besin Gaspar yang menyediakan uang saku Rp 1 juta bagi pemenang.
Helena patut diapresiasi. Tidak hanya memukau saat membaca berita. Ternyata mahasiswa asing ini lumayan lancar berbahasa Indonesia. Meski baru satu semester di Ubaya. ‘Dua hari dapat orientasi di Jakarta terus ke Surabaya,’ ucap Helena yang sangat suka dan ingin terus belajar gamelan dan tari remo.
Helena cepat bisa bahasa Indonesia karena setiap ketemu orang di Surabaya selalu menyapa dan bicara dalam bahasa Indonesia. ‘Saya tadi maunya pakai batik waktu tampil. Tapi saya cari tidak ada yang cocok. Saya ketinggian,’ kata Helena yang ingin mengajar bahasa Indonesia di negaranya.
Khusus untuk lomba baca berita, Helena berjuang mati-matian. Tiga hari penuh, dia belajar membaca teks bahasa Indonesia. Kadang juga lihat intonasi dan ekspresi berita di televisi. ‘Tadi saya baca berita tentang Bromo,’ kata Helena mahasiswa Filologi di Charles University Praga, Republik Ceko, sebagai peserta nomor 15.
Sementara itu, Pham Ngoc Yen Huy, mahasiswa asal Open University Vietnam mengaku senang dengan lomba baca berita. Selama setahun, dia akan belajar bahasa Indonesia di Unmuh Malang. ‘Saya tidak tahu tadi baca soal Papua. Tapi saya mau belajar S2 finance (ekonomi) di Malang,’ kata Huy.
Lomba baca berita bahasa Indonesia di Ubaya diikuti 20 mahasiswa asing yang mendapat beasiswa, Dharmasiswa. Mereka berasal dari 9 negara, yani Hingaria, ceko, Polandia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Korea, Jepang, dan Filipina.
Sumber: Surya Online
Baca Naskah, Tertawa di Depan Kamera
SURABAYA-Sekitar 20 mahasiswa asing dari berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Timur, mengikuti kompetisi lomba baca berita berbahasa Indonesia yang digelar oleh ULC (Unit Language Centre) Universitas Surabaya (Ubaya), Rabu (16/01). Mereka adalah para mahasiswa dari sembilan negara, yang mempelajari bahasa Indonesia di kampus-kampus Jatim yaitu dari Polandia, Hungaria, Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, Myanmar, Prancis, dan Slovakia. Mereka mengenyam pendidikan di beberapa PTN dan PTS Jatim. Seperti Ubaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan lain-lain.
Meski tak dapat mengeja bahasa Indonesia dengan sempurna, mahasiswa yang kini tengah mengikuti program Darmasiswa RI di empat kampus se-Jatim itu memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia yang sangat baik. Satu di antaranya adalah Tran Nguyen Quyin, mahasiswi asal Vietnam yang kini sedang berkuliah di UMM. Tran me
rasa begitu senang dapat menampilkan kemampuannya di hadapan teman-temannya yang juga mengikuti program pendidikan sama sepertinya.
Sumber: Radar Surabaya
Baca ‘Lagi’ Menjadi ‘Gila’
SURABAYA ndash; Ada yang unik disajikan di Universitas Surabaya (Ubaya).Ada 20 mahasiswa asing dari sembilan negara beradu dalam lomba baca berita dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Acara yang digelar oleh ULC (Unit Language Centre) Ubaya dengan tujuan mengenalkan Bahasa Indonesia ke internasional. Para mahasiswa ini merupakan mahasiswa hasil pertukaran mahasiswa di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta se-Jatim dengan perguruan tinggi luar negeri. Mereka berasal dari sembilan negara yakni, Polandia, Hungaria, Jepang,Korea,Vietnam, Thailand,Myanmar,Prancis dan Slovakia.
Umumnya, mereka mengaku sangat mengagumi Bahasa Indonesia. ”Saya belajar serius untuk bisa ikut lomba ini,” kata Tran Nguyen Quyin, mahasiswi asal Vietnam yang kini sedang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini. Meski tak dapat melafalkan dengan sempurna, para mahasiswa yang kini tengah mengikuti program Dasawisma RI di empat kampus se Jatim itu, memiliki kemampuan berbahasa Indonesia lumayan baik.
Mereka terlihat begitu senang dapat menampilkan kemampuannya dihadapan teman-temannya yang juga mengikuti program pendidikan sama sepertinya. ”Membacanya sih tidak begitu susah,tapi memang ada huruf-huruf yang susah dibaca persis dengan logat orang Indonesia,” tuturnya dalam Bahasa Indonesia.
Huruf yang sulit itu,disebutkannya adalah huruf H dan R. ”Kalau membaca atau berbicara Bahasa Indonesia itu seringkaliterbalik. Misalkanlagimenjadi gila, pengakuan dibaca pengukaan,” ungkap mahasiswi yang akrab dipanggil Lina ini. Selain Lina, Agnes Fodor mahasiswi asal Hungaria juga menuturkan kesannya saat tampil berbahasa Indonesia dihadapan para dewan juri.
Dia yang sebelumnya berkuliah di Eszterhazy Karoly University, Kota Eger mengaku sangat grogi hingga tampil salah tingkah. Bahkan, karena ulahnya yang tidak menentu dipanggung, pengunjung dibuat ketawa. ”Saya tertawa-tawa sendiri di depan kamera dan peserta karena malu,bukan tidak bisa. Tapi saya tetap senang dengan Indonesia, apalagi kalau melihat gaya Agnes Monica saat nge-dance,” ugkap mahasiswi yang kuliah Ubaya dan mengidolakan Agnes Monica ini.
Guru dance di Hungaria ini menyukai Agnes Monica karena sewaktu berkenalan dengan warga Indonesia selalu dibilang seperti Agnes Monica. Dengan begitu, ia mengaku penasaran dan mencari sosok Agnes Monica. ”Ternyata Agnes Monica artis, saya suka dengan lagunya,”ungkap dia.
Humas Ubaya Hayuning Purnama mengungkapkan, selain UMM, tiga kampus yang menjadi peserta lomba tersebut antara lain Ubaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. ”Mereka sangat antusias mengikuti lomba ini. Tidak hanya berbahasa Indonesia saja,tetapi dengan budayanya mereka juga sangat senang,” ungkap dia.
Kecintaan mereka terhadap bahasa dan budaya Indonesia ini, lanjut Hayuning, juga dapat terlihat dari kegiatan mereka sehari-hari. Ketika diajari musik tradisional, seperti bermain gamelan, gendang, dan kenong, mereka sangat menikmati. Dari 20 mahasiswa yang mengikuti lomba tersebut,tiga diantaranya dinyatakan terbaik karena intonasi dan pengucapan bahasanya yang baik.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Johaira Samsodden asal Filipina dari kampus UMM, Helena Hadvigova asal Slovakia dan Bence Kovac asal Hungaria dari kampus Ubaya. Dosen Pembimbing mahasiswa Dasawisma RI Tuti Kusniati mengungkapkan, program semacam ini diakuinya sangat baik bagi citra Indonesia di mata dunia.
Sebab, dengan adanya program ini, secara langsung kita telah mengenalkan Indonesia melalui utusan sembilan negara di dunia. ”Para mahasiswa dari luar ini sangat rajin,mereka memiliki jadwal yang ketat setiap harinya. Oleh sebab itu, meski hanya belajar setahun, mereka sudah dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik,” ungkap dia.
Dalam program ini, lanjut Tuti, mahasiswa yang berasal dari luar negeri itu mendapat beasiswa dari Pemerintah Indonesia. Mereka tidak hanya belajar bahasa, melainkan juga belajar keanekaragaman budaya Indonesia. arief ardliyanto
Sumber: https://www.seputar-indonesia.com/
Mahasiswa Filipina Juarai Lomba Bahasa Indonesia

Surabaya – Mahasiswa asal Filipina, Johaira Samsodden, menjuarai Lomba Baca Berita Bahasa Indonesia Mahasiswa ‘Darmasiswa’ 2012/2013 yang digagas Universitas Surabaya (Ubaya) di auditorium perpustakaan setempat, Rabu.

Johaira yang merupakan peserta program beasiswa ‘Darmasiswa’ dari Kemendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menjadi juara dalam lomba yang diikuti 20 mahasiswa asing dari empat universitas di Surabaya dan Malang.

Selain Johaira yang berhak atas hadiah sertifikat dan uang tunai Rp1 juta itu, posisi kedua diraih Helena Hadvigova asal Slovakia yang merupakan peserta ‘Darmasiswa’ di Ubaya, dan pemenang ketiga Bence Kovac asal Hungaria yang juga peserta dari Ubaya.

‘Saya tidak menyangka karena masih banyak yang lebih baik dari saya saat membaca tadi,’ kata Bence yang menerima hadiah sertifikat dan uang tunai Rp500 ribu, didampingi rekannya Helena Hadvigova yang menerima hadiah sertifikat juara kedua dan uang tunai Rp750 ribu.

Secara terpisah, Kepala ‘International Office’ Ubaya, Adi Tedjakusuma, menegaskan bahwa lomba baca berita Bahasa Indonesia di depan layar kaca mirip presenter televisi itu diikuti 20 mahasiswa asing dari empat universitas yakni Ubaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

‘Di Jatim ada ratusan mahasiswa peserta Darmasiswa, tapi lomba pertama yang diikuti 20 mahasiswa saja sudah bagus, bahkan lomba ini juga diilhami dengan antusiasme mereka belajar Bahasa Indonesia di Ubaya. Mereka menantang kami, karena lomba Bahasa Jepang dan Bahasa Mandarin sudah ada,’ katanya.

Ke-20 peserta lomba itu berasal dari sembilan negara yakni Hungaria, Slovakia, Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, Korea, Jepang, dan Polandia. Mereka belajar Bahasa dan Budaya Indonesia pada sejumlah universitas selama 6-12 bulan dengan beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia (Kemendikbud). (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com