Banyak Pelajar Korban Trafficking fadjar January 7, 2013

Banyak Pelajar Korban Trafficking

Anak-Anak dan Remaja Tidak Bisa Disalahkan

SURABAYA ndash; Hasil survei Hotline Pendidikan bahwa 44 persen pelajar SMA beranggapan seks saat pacaran wajar memiliki korelasi dengan data kepolisian. Polisi menemukan bahwa kebanyakan korban pencabulan dan human trafficking ternyata kalangan pelajar.

Data kepolisian menyebut, kasus human trafficking selama 2012 mencapai 20 perkara. Seluruh korban termasuk kategori usia anak-anak atau pelajar. Pada 2011
angkanya lebih gila lagi, yakni 51 kasus. Artinya, hampir setiap minggu polisi menangani kasus human trafficking.

Kasubbaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti mengatakan, seks di luar nikah yang terjadi pada pelajar selama ini juga terjadi pada kasus pencabulan. Setidaknya, dalam setahun polisi menangani 98 kasus pencabulan dengan korban anak di bawah umur. ‘Sebagian besar korbannya ABG usia sekolah SMP hingga SMA,’ papar Suparti.

Psikolog dari Ubaya NK Endah Triwijati menuturkan, fenomena tersebut sebenarnya sudah mengemuka bertahun-tahun lalu. Hotline Pendidikan Surabaya juga pernah melansir data tentang siswa SMP yang beranggapan seks di luar nikah wajar.

‘Perlu pendidikan seksual yang menyeluruh di sekolah, juga di rumah. Pendidikan seksual bukan perkara organ vital saja. Sebab atau akibat perbuatan seks itu sendiri juga penting. Cakupan pendidikan seksual ini luas,’ ungkap dia.

Dengan pendidikan seksual sejak dini, pelajar mengenal dirinya sebagai makhluk yang butuh seks. Namun, dia akan lebih giat menjaga diri sendiri agar tidak dimanipulasi oleh faktor eksternal yang buruk.

Selama ini, murid yang menganggap seks bebas sebagai kewajaran terpengaruh oleh lingkungan atau faktor eksternal yang buruk. Misalnya informasi di internet
yang menyimpang. Juga teman yang membujuk dan menantangnya untuk melakukan seks bebas dengan embel-embel manusia modern atau gaul.

‘Kami sudah mengadakan pertemuan dengan para wali murid dan meminta mereka lebih ketat mengawasi anak-anaknya,’ kata Ketua Komite SMKN 8 Suhariono. Meski demikian, imbuh dia, anak-anak tetap tidak boleh ditekan. Walaupun terus mengawasi, orang tua tetap harus memosisikan diri sebagai teman agar komunikasi jadi lebih dekat.

Sebagaimana diberitakan, Hotline Pendidikan mengeluarkan hasil survei yang memprihatinkan tentang persepsi pelajar terhadap seks bebas. Dalam survei yang didukung Yayasan Embun Surabaya (YES) itu, hampir separo responden atau 44 persen berpersepsi bahwa hubungan seks saat pacaran itu adalah hal yang wajar. Dari 44 persen itu, 16 persen responden mengaku pernah berhubungan seks bebas dengan pacar.

Responden survei adalah pelajar kelas XI SMA/sederajat, baik negeri maupun swasta. Termasuk, sekolah yang berlatar belakang agama. Ketua Hotline Pendidikan Isa Anshori menyebut survei dilakukan terhadap 600 siswa. Jika jumlah siswa kelas XI di Surabaya sekitar 12 ribu orang, 450 orang sama dengan tiga persen lebih. (rio/gun/c11/roz)

Sumber: Jawa Pos, 1 Januari 2012