Teras FIK, wadah menyebar ide, menangkap peluang, berjejaring bagi pelaju industri kreatif fadjar January 4, 2013

Teras FIK, wadah menyebar ide, menangkap peluang, berjejaring bagi pelaju industri kreatif

Selalu ada yang pertama. Berawal dari obrolan singkat beberapa mahasiswa dan ide dosen Desain dan Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif (FIK) Ubaya, tentang kepedulian mereka terhadap perkembangan industri kreatif di Surabaya tercetuslah ide membuat sebuah sharing ringan tentang seni, desain, dan arsitektur di kampus FIK dengan nama Teras FIK.

Nama Teras FIK ini dipilih mewakili tempat dan konsep diadakannya acara, yaitu di teras gedung FIK (PE 1.1). Teras FIK merupakan acara bincang petang, bincang ringan sembari menanyi matahri terbenam seperti kebiasaan kita umum ya. Acara di konsep sangat nyaman, peserta menikmati presentasi pembicara dengan duduk lesehan sambil menikmati makanan dari rombong-rombong penjual makanan yang sengaja didatangkan untuk acara ini. Acara berlangsung 2 setengah jam dari pukul 17.00 – 19.30 WIB.

Teras FIK yang pertama ini mengundang empat pembicara dengan berbagai latar bidang. Sesi pertama dibuka oleh Bapak Ir. Lintu Tulistyantoro, M.Ds, dosen Desain Interior UK Petra. Bapak Lintu, yang merupakan salah satu ahli batik yang cukup dikenal di Surabaya, membawakan presentasi tentang filosofis dan karakter batik setiap wilayah. Selama kurang lebih setengah jam presentasi yang pertama berakhir dan disambung dengan presentasi kedua oleh Bapak Kumara Sadana Putra, S.Ds., M.A. Kumara yang baru saja menyelesaikan studi S-2nya di Domus Academy, Milan, Italy berbicara banyak mengenai karakter desain Italia dan keilmuan yang dikuasainya, yaitu business design, juga proyek yang telah dia kerjakan selama menempuh studi di Domus University. Dalam presentasinya, Kumara juga menekankan tentang pentingnya berbagi ilmu kepada orang lain sebagai bentuk kepedulian dan pertanggung jawabannya terhadap apa yang telah didapatnya selama menempuh studi S-2.

Satu jam acara berjalan, gerimis yang turun telah berubah menjadi hujan yang cukup deras. Acara diputuskan untuk dilanjutkan di dalam ruang PE 1.1 dengan presentasi Ady Setyawan, S.T pemilik brand clothing Roode Brug, sebuah distro yang cukup concern mengangkat tema perjuangan khusus kota Surabaya. Selain berbicara mengenai brand clothingnya, mas Ady juga banyak menjelaskan mengenai program komunitasnya tentang sejarah perjuangan di kota Surabaya.

Presentasi terakhir dibawakan oleh Yessy Yuliany Khoe, S.T yang merupakan alumni DMP dari angkatan 2007. Yessy merupakan salah satu alumni DMP yang telah sukses bekerja di bidang desain di Surabaya. Selama lebih dari 1 tahun bekerja, Yessy berhasil menjadi desainer di produsen sepatu ternama PT.Karyamitra yang memproduksi sepatu seperti Gosh, Bellagio,Rotelli. Yessy menjelaskan bagaimana transisinya dari sebuah mahasiswa menjadi salah satu desainer profesional yang harus berurusan langsung dengan merchandising dan pemasaran. Di sini dia menekankan mengenai pentingnya pelajaran Manajemen Desain yang dia dapat selama berkuliah. Menurut Terry, DMP ’07, acara ini akan dilaksanakan rutin setiap bulannya, dan akan mengundang pembicara dari dalam dan juga luar Ubaya yang memiliki portofolio di bidang Industri kreatif. Acara ini ditujukan untuk umum dan gratis. Kumara pun menambahkan, Teras FIK akan hadir sebagai wadah untuk menyebar ide, menangkap peluang dan berjejaring untuk menggabungkan kekuatan pelaku industri kreatif. Silahkan simak publikasi event ini di facebook page Fakultas Industri Kreatif Ubaya untuk mengetahui dokumentasi dan publikasi Teras FIK berikutnya (terry)