It’s Tina: Analisis Semantik Cover Majalah Pria Dewasa dengan Objek Tina Toon fadjar December 22, 2012

It’s Tina: Analisis Semantik Cover Majalah Pria Dewasa dengan Objek Tina Toon

Pengantar

Studi semantik adalah studi tentang makna-makna. Studi tersebut merupakan bagian integral dari sebagian besar mazhab filsafat, meskipun sebagian mazhab menganggapnya sebagai jembatan antara filsafat dan linguistic (Kempson 1977). Menurut Susann Vihma Seppo Vakeva (2009), Istilah lain yang pernah digunakan adalah semiotika, semiologi, semasiologi, dan semetik. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik. Sedangkan menurut Pilliang (2010) semantik adalah studi tentang relasi antara tanda dan signifikasi atau maknanya.

Agustina Hermanto, Tina, memulai karir nya sejak kecil, dimulai dari keberhasilannya memenangkan sebuah lomba menyanyi di sebuah mal di Jakarta, ia bergabung di sanggar menyanyi Papa T. Bob. Papa T. Bob membuatkan sejumlah lagu dan membawa Tina ke dapur rekaman serta memberi nama Tina Toon. Tina Toon dikenal sebagai seorang penyanyi cilik yang lucu dengan lagu Bolo-bolo nya di tahun 2000 an. Tina semakin terkenal dan kontroversial saat itu karena mampu membawakan goyang ngebor seorang penyanyi dangdut Inul Daratista yang sedang ramai diperbincangkan saat itu. Dari segi fisiknya, Tina Toon juga dikenal dengan perawakannya yang gendut dan chubby.

Sebuah majalah pria dewasa memuat foto Tina Toon dengan pakaian terbuka di bagian atas. Penyanyi cilik Tina Toon, setelah beberapa tahun jarang tampil
di media, secara mengejutkan tampil di dalam cover majalah tersebut. Tina berani memakai busana terbuka. Hal tersebut membuat banyak orang terkejut. Diakui oleh Tina dari iskaruji.com kalau pemilihan dirinya untuk berfoto karena temanya memang tidak vulgar, melainkan transformasi dirinya dari anak-anak ke remaja.

Cover sebuah majalah harus mampu memahami target yang dituju dalam hal kualitas dan kuantitas. Sebagai bagian yang pertama kali dilihat oleh konsumen, sebuah cover majalah harus mampu merepresentasikan isi yang dimuat didalam majalah tersebut, dengan kata lain pesan yang ingin disampaikan oleh cover majalah sejalan dengan apa yang ada dipikiran konsumen. Cover majalah yang kontroversial akan sangat mudah menarik para calon pembeli. Untuk itu para produsen majalah berlomba-lomba untuk membuat cover yang menarik dengan tujuan kuantitas target penjualan harus dapat terpenuhi dengan baik. Cover majalah didalam kacamata Desain Komunikasi Visual, dapat menjadi symbol sejauh imaji yang ditampilkan mampu membentuk maupun merefleksikan nilai-nilai hakiki.

Menurut Pilliang (2010) pengaruh pendekatan semiotika struktural telah menggeser pendekatan-pendekatan tradisional dalam kajian kebudayaan- yang berkaitan terutama dengan pembentangan makna hakiki dan nilai-nilai sebuah artefak-ke arah pembentangan struktur dan system yang memungkinkan artefak memiliki makna. Penggunaan semiotika dalam analisis objek kebudayaan hanya dimungkinkan bila semua objek tersebut dipandang sebagai serangkaian tanda bermakna. Artinya, diperlukan semacam metafora bahasa dalam analisis kebudayaan, yaitu melihat kebudayaan sebagai fenomena bahasa. (Pilliang, 2010)

Untuk memahami makna dari kode-kodenya, kajian cover majalah dapat dibagi menjadi dua, yaitu kajian tanda verbal berupa tanda bahasa, tema dan pengertian yang didapat meliputi judul, dan subjudul. Tanda visual termasuk cara penggambarannya termasuk foto, logo, typografi dan tata visualnya. Sehingga akan didapatkan klasifikasi berdasarkan tanda, kode, dan makna yang terkandung didalamnya.

Menurut Sumbo Tinarbuko (2009:24), huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran. Dalam cover ini analisis tipografi dititik beratkan pada bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kalimat sesuai karakter pesan yang ingin disampaikan.

Analisis Verbal

Headline cover majalah ini menggunakan huruf capital italic Sans Serif dengan warna putih. Besaran huruf 72 poin. Karakter huruf sans serif memiliki kaki yang sama tebal tanpa memiliki ekor sehingga memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Posisi typografi berada dikiri atas membuat text ini dapat dibaca pertama kali oleh audiens. Jenis huruf ini menggambarkan sosok yang kuat dan kokoh. Sedangkan efek italic pada font ini justru menunjukkan sesuatu hal yang feminin.

Kode hermeneutic juga terlihat pada tanda verbal yang berupa teka-teki: It’s Tina! Seolah-olah pembaca diberikan sebuah pernyataan yang diminta mencari jawabannya. Ini adalah Tina, dia sudah berubah, lihatlah Tina difoto ini dia sudah dewasa. Dengan begitu pembaca akan mencari jawabannya dengan melihat foto, benar bahwa Tina Toon sudah berubah.

Cover majalah memiliki background warna hitam dengan dominasi warna merah pada baju yang dipakai maupun pada nama majalah tersebut. Headline berwarna putih kontras dengan background majalah, membuat tingkat keterbacaan text menjadi sangat tinggi. Disamping itu, cover majalah ini akan mampu bersaing
apabila disejajarkan dengan cover majalah lain didalam satu rak.

Didalam Headline: It’s Tina! Grown Up And Transformed, terdapat narasi. Narasi menurut Tony Thwaites (2002) didalam bukunya adalah proses dan efek dari merepresentasikan waktu didalam text. Naratif adalah teks yang distrukturkan oleh rangkaian waktu dari pelbagai peristiwa yang direpresentasikan. Headline diatas menceritakan sebuah sebuah rangkaian perubahan, tumbuh dan berubah. Teks tersebut mengusulkan sebuah rangkaian kronologis dari masa lalu menuju saat ini. Teks tersebut membuktikan hasil dimasa sekarang.

Teks yang berbunyi It’s Tina! Grown up and transformed. Dengan menggunakan kode kebudayaan, penekanan pada text adalah untuk menghancurkan mitos seorang Tina Toon sebagai seorang penyanyi cilik yang gendut. Namun saat ini Tina sudah tumbuh menjadi wanita dewasa, sekarang dia berubah menjadi seksi dan tidak gendut lagi. Struktur naratif mengutamakan dan melengkapi pelbagai ciri tekstual dan semiotika melalui tiga cara utama yaitu memperkenalkan dimensi waktu kepada konotasi dan mitos, memperkuat jaringan makna sosial dengan mentransformasikan peristiwa menjadi aksi yang dilakukan oleh karakter serta menambah kesenangan yang ada bersamaan dengan cerita.

Analisis Visual

Secara keseluruhan dari layout cover majalah, foto memiliki porsi lebih luas dibandingkan dengan huruf. Foto Tina terlihat mendominasi di dalam layout sehingga menjadi sebagian besar titik fokus dari cover. Batas-batas foto, secara langsung akan terlihat kontras dengan background warna hitam sehingga foto dapat langsung dilihat dengan sempurna. Wajah dan tubuh Tina bertemu dengan tatapan audiens dengan tangan kiri yang memegang batas kimono bagian atas, serta tangan kanan yang sedang memegang batas bawah dibagian pahanya. Tubuh Tina dialamatkan secara langsung kepada audiens. Lebih jauh mata Tina juga akan bertemu dengan mata audiens. Sorot mata tersebut seolah-olah menyapa audiens dan melakukan komunikasi. Tatapan mata tersebut menegaskan gerakan yang dilakukan kedua tangan Tina secara bersama-sama dengan aktivitas kedua tangannya.

Tina Toon didalam cover majalah tersebut seolah-olah ingin menunjukkan bahwa ia sudah sudah berubah. Memiliki wajah oriental dan kulit yang putih. Tampilnya foto ini di majalah pria dewasa ingin di simbolkan menjadi seorang wanita dewasa secara keseluruhan. Hal ini disebut dengan metonimi. Metonimi mengisyaratkan, namun tidak menyatakan, kelengkapan keseluruhan yang atribut maupun bagiannya telah di tandakan (Tony Thwaites, 2002). Cover tersebut ingin merepresentasikan Tina sebagai wanita dewasa yang seksi, wanita dewasa yang ideal.

Dengan melihat fashion sebagai text, warna merah apabila dihubungkan dengan kebudayaan Cina memiliki makna keberuntungan/nasib baik/hokky dan menjadi pakaian adat untuk pernikahan. Makna warna merah didalam kebudayaan Cina sudah menjadi makna denotasi, karena makna ini sudah menjadi familiar. Makna konotasi terjadi ketika bagian atas kimono yang dipakai terbuka di bagian atas. Sesuatu hal yang terbuka memiliki makna kemudahan dalam mendapatkan.

Didalam cover ini terjadi sebuah stereotip pada perempuan. Perempuan tetap digambarkan dalam adegan yang menggiurkan maupun sebagai objek yang menggairahkan dalam tatapan lelaki. Majalah ini dikhususkan untuk para lelaki dewasa yaitu lelaki yang berkaitan dengan pekerjaan, karir, aktivitas diluar rumah seperti olahraga sedangkan perempuan sebagai objek pasif hasrat dan kendali para laki-laki. Foto Tina didalam cover majalah tersebut digambarkan dengan tatapan yang tajam, genit, dengan gerakan yang sensual, menggoda. Tentu saja hal ini dialamatkan untuk para lelaki, sedangkan lelaki yang memiliki hasrat tersebut.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa cover ini akan mampu mempengaruhi audiens terhadap pemahaman, persepsi dan keyakinan orang-orang yang melihatnya. Cover majalah tersebut mengandung eksploitasi terhadap perempuan untuk konsumsi hasrat kaum laki-laki. Tina Toon sebagai objek utama, kurang tepat untuk “tampil” sebagai wanita dewasa didalam cover majalah ini karena image yang terbentuk akan menjadi/sebagai wanita yang tereduksi tubuhnya untuk patuh secara seksual terhadap kaum lelaki.

Ditulis oleh: Guguh Sujatmiko, S.T. Dosen Fakultas Industri Kreatif
Universitas Surabaya

Referensi:

Hoedoro Hoed, Benny. 1994. *Dampak Komunikasi Periklanan, Sebuah Ancangan dari segi Semiotik*:. Jurnal Seni BP Yogyakarta IV/2

Kempson ,RM. 1977. Semantic theory.Cambridge,England: Cambridge University Press.

Pilliang, Amir Yasraf. 2010. *Semiotika dan Hipersemiotika*. Bandung: Matahari

Tinarbuko, Sumbo. 2009. *Semiotika Komunikasi Visual*. Yogyakarta: Jalasutra

Thwaites, Tony, Lloyd Davis, Warwick Mules. 2002. *Introducing Cultural and Media Studies*.Yogjakarta: Jalasutra

Vihma, Susann Seppo Vakeva. 2009. *Semiotika Visual dan Semantika Produk*. Yogjakarta: Jalasutra