Sepatu Fleksibel Karya Mahasiswa Ubaya fadjar November 27, 2012

Sepatu Fleksibel Karya Mahasiswa Ubaya

Sepatu Fleksibel Karya Mahasiswa Ubaya
Bisa Melar Menyesuaikan Ukuran Kaki

Tak perlu repot memilih ukuran yang pas karena sepatu karya I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya, mahasiswa Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Ubaya ini akan melar otomatis, menyesuaikan diri dengan ukuran kaki si pemakai.

Begitu dipakai, sepatu akan melar mamanjang sesuai ukuran telapak kaki pemakai. Karenanya, sepatu karya Destha (I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya) ini diberi nama Flexible Evolution Shoes.

Desain sepatu unik akhirnya menjuarai Lomba Desain Kulit dan Produk kulit 2012 tingkat Jawa Timur. Destha menyingkirkan 96 karya lainnya.

Mahasiswa semester tujuh ini menang di kategori sepatu casual wanita dalam lomba yang digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur. ‘Kami ikut bangga dengan prestasi ini. Destha kerap menang lomba desain produk. Meski di tengah tugas kuliah namun dia rajin ikut lomba. Sudah ketagihan hadiah soalnya, ‘ ujar Hayuning Humas Ubaya, Senin (26/11).

Sepanjang Senin (26/11), sepatu karya Destha dipamerkan di Gedung International Village Kampus Tenggilis Ubaya, jalan Raya Kali Rungkut Surabaya. Selain itu, karya Kumara Sadana Putra, dosen Destha, yang diberi nama Pivot, juga dipajang.

Berbeda dari sepatu fleksibel, Pivot dirancang untuk pemakai yang akan mengambil air wudlu. ‘Teman saya terpaksa menginjak bagian belakang sepatu saat wudlu. Akhirnya kami bikin desain sistem buka-pasang sepatu dengan waktu singkat. Tetapi karya Destha memang unik,’ kata alumnus SMAN 5 Surabaya ini.

Keunggulan utama karya Destha adalah fleksibilitas. Satu sepatu bisa dipakai untuk lima ukuran kaki wanita. ‘Bisa dipakai untuk wanita berusia 40-45,’ kata alumnus SMAN 9 Surabaya itu.

Begitu telapak kaki masuk, sepatu akan melar menyesuaikan panjang kaki. Destha membuat poros sepatu dari bahan plastik di bagian solnya yang bisa maju dan mundur, bergantung ukuran kaki pengguna.

Bagian atas sepatu secara otomatis akan memanjang. Sedangkan pada bagian sol akan terlihat lubang (ada jarak) mengikuti ukuran atasnya. ‘Pemakai tak perlu menggeser dengan tangan (ngodot) sebelum sepatu siap dipakai,’ tambah Destha.

Karena terbuat dari bahan kulit, sepatu Flexible Evolution Shoes ini tahan air. Mahasiswa yang hobi menggambar ini menghiasi sisi sepatu dengan motif batik jlamprang asal Pekalongan. Batik dengan kombinasi warna hijau dan merah muda cocok untuk wanita.

Inspirasi desain sepatu fleksibel ini muncul saat Destha berada di pusat perbelanjaan di Surabaya. Ada perempuan di sampingnya yang bingung mencari ukuran sepatu karena ukuran kakinya relatif besar. Berkali-kali perempuan ini menjajal dan mengembalikan kembali sepatu yang ditaksirnya karena ukuran tak sesuai.

Ada ukuran sesuai dan pas untuk bentuk kakinya. Tapi model dan bentuknya yang dia tidak suka. Sampai perempuan itu berkali-kali pula minta tolong kepada karyawan pusat perbelanjaan ini hingga ada perasaan tidak enak. Dengan model dan desain sepatu karya Destha, masalah ukuran dan model dipastikan teratasi.

‘Model sepatu kami cenderung paling dicari. Saya survai dan melakukan browsing bahwa model sepatu di era sekarang bagi wanita adalah casual yang modif tetapi ada sentuhan etnis,’ tambah Destha.

Meski tugasnya hanya mendesain atau membuat gambar dan pola sepatu, hal ini tak memuaskan Destha. Apalagi mahasiswa berdarah Bali diberi lembaran kulit untuk dijadikan sepatu. Untuk bisa menyulap lembaran ini menjadi sepatu ini, Destha merogoh kocek Rp. 500.000.

Sebagai juara pertama lomba desain sepatu di Tingkat Jatim itu, Destha berhak atas trofi, sertifikat dan uang tunai sebesar Rp. 7 juta. ‘Lumayan, saya hanya bondo otak dan waktu sudah dapat uang. Bisa untuk tambahan jajan,’ ucap Destha tertawa. (faiq nuraini)

Sumber: Surya, 27 november 2012

Mahasiswa Ubaya I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya Ciptakan Sepatu yang Bisa Memanjang

Sol Bisa Maju – Mundur, Pas untuk Kaki Perempuan Ukuran 40 sampai 45

Apa jadinya bila sepatu bisa diulur hingga beberapa inci? Ide itulah yang membuat I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya menjuarai kontes desain sepatu yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim beberapa waktu lalu.

JUNEKA SUBAIHUL MUFID

MAHASISWA Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Ubaya itu mengandalkan desain yang dinamai Flexible Evolution Shoes. Sepasang sepatu yang dia buat bisa diatur maju dan mundur sesuai dengan ukuran kaki penggunanya. Sepatu yang dirancang untuk perempuan itu bisa dipakai pemilik ukuran 40 sampai 45. ‘Sistem maju-mundurnya itu seperti yang dipakai di flash disk,’ ujar mahasiswa yang akrab disapa Destha itu saat ditemui kemarin (26/11).

Dia memasang tuas atau sejenis poros dari bahan plastik pada sol sepatu. Bila tuas itu dimajukan, secara otomatis bagian atas sepatu memanjang. Begitu pula pada bagian sol sepatu. Pengguna tak perlu khawatir air tembus ke dalam bila kehujanan. Sebab, sepatu tersebut terbuat dari kulit.

Mahasiswa angkatan 2009 itu mengungkapkan, ide untuk membuat sepatu model tersebut berawal saat dirinya berbelanja di Royal Plaza. Saat memilih-milih sepatu, Destha melihat konsumen yang tak mendapatkan ukuran sepatu yang dikehendaki. ‘Kebetulan, ukuran kaki si konsumen itu memang besar,’ kata alumnus SMAN 9 Surabaya tersebut.

Konsep itu pun dituangkan dalam sebuah prototipe sepatu. Agar model sepatu tersebut lebih menarik, dia menambahkan motif batik jlamprang asal Pekalongan dengan warna dominan pink atau merah muda. Memang, sepatu itu diikutkan kontes desain kategori sepatu kasual perempuan. ‘Sebenarnya saya kirim tiga desain. Tapi, yang dapat juara yang ada inovasinya itu,’ tuturnya.

Kontes desain sepatu tahun ini melengkapi koleksi juara yang pernah diraih Destha. Dia pernah mengikuti kontes yang sama pada tahun sebelumnya dan selalu menang. Pada 2009 dia menjadi pemenang ke-2 melalui desain sepatu pria yang berjudul Dryfash.

Pada 2011 dia menduduki peringkat ke-2 desain sepatu pria yang diberi nama Airshoes. Sedangkan berkat karya berjudul Flexible Evolution Shoes itu, Destha berhak mendapatkan trofi, sertifikat, dan uang tunai Rp 7 juta. (c7/oni)

Sumber: Jawa Pos, 27 November 2012

Wow ! Desain Kasual Sepatu Wanita Ukuran 45

Surabaya – Tidak sedikit wanita kesulitan memilih sepatu hanya karena ukuran kakinya ‘maks’ dibanding wanita pada umumnya. Namun, kini, ada sepatu kasual berbahan kulit bikinan mahasiswa yang bisa dipakai untuk ukuran 40 hingga 45.

Desain Flexible Evolution Shoes ini mengalahkan 96 karya yang dikumpulkan se-Jatim dalam kategori Sepatu Casual Wanita. Karya I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya ini dipilih karena kefleksibelan ukuran sepatu.

Mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Jurusan Desain Manajemen Produk Ubaya ini sengaja memudahkan pengguna sepatu tidak perlu repot membeli sepatu baru ketika ukuran kakinya bertambah. Flexible Evolution Shoes memanfaatkan sejenis poros dari bahan plastik yang ditanam dalam sol.

‘Jadi, tuas atau sejenis poros pada solnya bisa maju dan mundur bergantung dari ukuran kaki pengguna sepatu,’ kata laki-laki yang akrab disapa Destha, Senin (26/11/2012).

‘Sistemnya hampir sama dengan sliding flasdisk. Bagian atas sepatu secara otomatis akan memanjang. Sedangkan pada bagian sol akan terlihat lubang (ada jarak) mengikuti ukuran atasnya,’ kata dia lagi.

Karena terbuat dari bahan kulit, sepatu Flexible Evolution Shoes ini tahan air.

‘Meskipun solnya bisa memanjang hingga ukuran 45 untuk wanita, bahan ini tahan air,’ tambah Destha saat memamerkan sepatu yang diproduksi dengan dana Rp 500 ribu per unit.

Destha memanfaatkan bahan kulit sapi untuk produk sepatu kasual ini. Dia juga menggunakan bahan berjenis karet sebagai penyambung antara sol dan material kulitnya.

Sepatu kasual ini motifnya terlihat semakin menarik saat dikombinasikan dengan batik Jawa Timur asal Pekalongan yang bernama ‘Jlamprang’. Motif ini cocok diaplikasikan di bagian samping sepatu dengan kombinasi warna hijau dan merah muda yang fresh untuk wanita.
(nrm/fat)

Sumber: https://surabaya.detik.com

Mahasiswa Surabaya Rancang Sepatu Ukuran Fleksibel

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Mungkin ini pemecahan bagi Anda yang ukuran kakinya berubah sehingga sulit mencari sepatu yang bisa ‘mengikuti’ perkembangan kaki itu.

Mahasiswa Universitas Surabaya merancang sepatu dengan ukuran yang fleksibel. Ada tuas di bagian bawah sepatu yang bisa menggerakkan bagian tengah hingga maju-mundur untuk tambahan ukuran sebesar enam milimeter.

‘Karya saya itu mendapat juara pertama dalam lomba Desain Kulit dan Produk Kulit 2012 yang diselenggarakan Disperindag Jatim pada 1-30 Oktober lalu,’ kata mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif Ubaya, I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya, di Surabaya, Senin (26/11).

Didampingi dosen pembimbingnya, Kumara Sadana Putra, mahasiswa berdarah Bali yang kelahiran Surabaya pada 2 April 1990 itu menjelaskan ukuran sepatu yang bisa diatur secara fleksibel melalui tuas itu adalah 40 hingga 45.

‘Tuas di bagian bawah sepatu itu mirip sliding flashdisk yang bisa diatur maju-mundur, lalu pada tuas itu juga ada kuncinya, sehingga kalau ukuran diubah menjadi 43 dan dikunci, maka ukuran 43 itu tidak akan bergeser atau ukurannya berubah,’ katanya.

Menurut mahasiswa yang akrab disapa Destha itu, dirinya hingga kini belum menemukan model sepatu seperti itu, karena itu dirinya akan mematenkan dan bila hak paten sudah keluar akan dikerjasamakan dengan dunia industri untuk diproduksi secara massal.

‘Motif sepatu yang saya ikutkan lomba itu saya beri gambar Batik Jlamprang atau batik Jawa Timur bermotif Pekalongan. Motif Jlamprang itu saya aplikasikan di bagian samping sepatu dengan kombinasi warna hijau dan merah muda yang cocok untuk wanita,’ katanya.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Sumber: Antara

Mahasiswa Ubaya Rancang Sepatu Fleksibel

Surabaya – Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) merancang sepatu dengan ukuran yang fleksibel, karena ada tuas di bagian bawah sepatu yang bisa menggerakkan bagian tengah hingga maju-mundur untuk tambahan ukuran sebesar enam milimeter.

‘Karya saya itu mendapat juara pertama dalam lomba Desain Kulit dan Produk Kulit 2012 yang diselenggarakan Disperindag Jatim pada 1-30 Oktober lalu,’ kata mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif Ubaya, I Gusti Ngurah Putra Adisthanaya, di Surabaya, Senin.

Didampingi dosen pembimbingnya, Kumara Sadana Putra SDs MA, mahasiswa berdarah Bali yang kelahiran Surabaya pada 2 April 1990 itu menjelaskan ukuran sepatu yang bisa diatur secara fleksibel melalui tuas itu adalah 40 hingga 45.

‘Tuas di bagian bawah sepatu itu mirip sliding flasdisk yang bisa diatur maju-mundur, lalu pada tuas itu juga ada kuncinya, sehingga kalau ukuran diubah menjadi 43 dan dikunci, maka ukuran 43 itu tidak akan bergeser atau ukurannya berubah,’ katanya.

Menurut mahasiswa yang akrab disapa Destha itu, dirinya hingga kini belum menemukan model sepatu seperti itu, karena itu dirinya akan mematenkan dan bila hak paten sudah keluar akan dikerjasamakan dengan dunia industri untuk diproduksi secara massal.

‘Motif sepatu yang saya ikutkan lomba itu saya beri gambar Batik Jlamprang atau batik Jawa Timur bermotif Pekalongan. Motif Jlamprang itu saya aplikasikan di bagian samping sepatu dengan kombinasi warna hijau dan merah muda yang cocok untuk wanita,’ katanya.

Tentang asal gagasan untuk sepatu yang diberi nama ‘Flexible Evolution Shoes’ itu, ia mengatakan desain sepatu yang mengalahkan 96 karya dalam kategori lomba Sepatu Casual Wanita itu berawal dari pengalaman membeli sepatu di mall.

‘Saat itu ada seseorang yang cukup tinggi dan ingin membeli sepatu yang sama, tapi tidak ada ukurannya. Pengalaman itu membuat saya berpikir untuk mendesain sepatu yang fleksibel atau ukurannya bisa diatur,’ katanya.

Setelah itu, dirinya merancang prototipe sepatu fleksibel yang digunakannya kulihat, sehingga banyak teman mahasiswa yang justru penasaran dan ingin melihatnya. ‘Dari ketertarikan itulah, saya akhirnya iseng-iseng ikut lomba dan ternyata menang,’ kata peraih hadiah tropi, sertifikat, dan uang tunai Rp7 juta itu.

Setiap tahun, Disperindag Jatim mengadakan lomba serupa. Destha juga bukan kali pertama ikut serta dalam lomba desain produk kulit itu, karena tahun 2009 menang juara kedua melalui desain sepatu pria yang berjudul dryfash dan pada tahun 2011 menang juara kedua desain sepatu pria berjudul Airshoes.

Dalam perlombaan yang sama dan kategori yang sama pula, juara ketiga diraih oleh dosen pembimbing Destha yakni Kumara Sadana Putra SDs MA yang membuat desain sepatu yang diberi nama Pivot.

‘Saya mendesain sepatu Pivot terinspirasi saat melihat teman hendak wudhu. Teman saya terpaksa menginjak bagian belakang sepatu (back vamp) untuk keperluan mengambil air wudhu,’ kata dosen yang baru saja merampungkan studi strata 2 di Milan, Italia itu.

Desain sepatu Pivot yang dirancang itu dapat memutar ‘back vamp’ (bagian belakang sepatu) ke ‘upper vamp’ dengan bantuan sumbu putar dekat di bagian sepatu yang dekat dengan mata kaki.

‘Saya juga menambahkan ragam hias batik khas Jawa Timur seperti Batik Banyuwangi dan Jember yang mempunyai corak warna cerah, namun motif batik Emboss di atas kulit pada produk sepatu tidak dijadikan unsur utama material karena ingin memunculkan kesan produk yang dinamis dan futuristik tetapi tetap mengandung unsur konten lokal,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com