Gabungkan Dakon, Scrabble, dan Ludo fadjar November 21, 2012

Gabungkan Dakon, Scrabble, dan Ludo

SURABAYA – Permainan tradisional yang tergerus oleh game-game baru menjadi keprihatinan bagi Yoana Kartika, Andre Cahyono, dan Steven Sanjaya. Tiga mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) itu lantas berinovasi dengan menggabungkan tiga permainan tradisional pada satu media.

‘Permainan ini kami namakan DSL Multiplayer,’ terang Yoana, mahasiswa jurusan teknik industri. DSL Multiplayer adalah gabungan tiga permainan tradisional yang dapat dimainkan lebih dari dua orang. Tiga permainan tersebut adalah dakon, scrabble, dan ludo (DSL, Red).
Bentuknya hampir sama dengan papan dakon pada umumnya. Namun, DSL Multiplayer itu jika dibalik dapat digunakan untuk permainan ludo (permainan mirip ular tangga, Red). ”Biji dakon juga tidak seperti biasa karena dapat digunakan untuk bermain scrabble,” terang Yoana. Sebab, biji dakon ditempel huruf yang akan disusun menjadi kata dalam bahasa Inggris.
Jika biasanya dakon hanya dapat dimainkan dua orang, kini mereka dapat membuatnya hingga empat orang sekaligus. ‘Papan dakon bisa bongkar pasang kalau mau main empat orang. Tinggal bagian tengah yang dipasang alat tambahan,’ terang Yoana.
Dari inovasi itu, mereka berhasil mendapat juara pertama dalam Industrial Design National di Universitas Diponegoro, Semarang, pada bulan lalu. Menurut mereka, kekuatan karya yang dibuat tersebut terletak pada sisi edukasi serta mampu mempertahankan nilai-nilai lokal budaya Indonesia.
‘Langkah yang kami lakukan sekarang mematenkan dulu, kemudian baru disosialisasikan,’ lanjut Andre. Yang lebih penting, permainan DSL Multiplayer itu melatih motorik halus, kesabaran, ketelitian, dan sportivitas kepada anak. (zal/c6/oni)
Sumber: Jawa Pos, 21 November 2012
Mahasiswa Ubaya Padukan mainan dakon dengan scrabble

RABU, 21 NOVEMBER 2012: 10:27:19

Reporter : Nuraini Faiq

SURYA Online, SURABAYA – Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya), Yoana Kartika Handoko, Steven Sanjaya Joeswanto, dan Andre Cahyono, memadukan permainan tradisional Dakon, Ludo, dengan permainan modern Scrabble. Tiga permainan tradisional dan modern ini dalam satu media permainan.

Oleh mahasiswa Ubaya ini, paket permainan itu mereka sebut DSL (Dakon, Scrabble, Ludo) Multyplayer. Tidak hanya berfungsi three in one tetapi juga multyplayer. Satu media untuk tiga jenis permainan. Multyplayer karena pemain bisa lebih dari dua orang.

Berkat inovasi ini, mereka berhasil menjadi juara pertama Indisco (Industrial Desain National Seminar and Competition) 2012 di Semarang. “Kami merasa perlu mematenkan karya kami. Ini sedang dalam proses hak paten ini,” kata Steven, mahasiswa semester V saat memamerkan karyanya di kampusnya, Selasa (20/11).

DSL ini lahir atas kepekaan mereka akan kebutuhan permainan di era sekarang. Mereka juga menangkap ada kecenderungan permainan tradisional yang terus ditinggalkan. Akhirnya, mereka menggali dengan melakukan survai di tingkat keluarga mereka bahwa dakon merupakan permainan tradisional yang paling disukai.

Untuk bisa menjadi 3 in 1, mereka melihat biji dakon dan bagian bawah papan dakon yang masih bisa maksimalkan. “Setelah kami diskusi bersama kakak-kakak kelas juga, ketemulah DSL tadi,” tambah Yoana.

Biji dakon diberi huruf dan angka. Begitu terkumpul di lubang terakhir harus dirangkai menjadi sebuah kata. Huruf-huruf ini harus dirangkai menjadi kata-kata dalam Bahasa Inggris. Kata ini juga memengaruhi angka sehingga peraih angka tertinggi berarti nilainya terbanyak. ‘Untuk Ludo yang mirip ular tangga dimainkan di balik papan Dakon
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews.com/m/

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com

DSL, Congklak Modern Karya Mahasiswa Ubaya

Surabaya, Permainan tradisional, dakon atau congklak ternyata tidak hanya bisa dimainkan oleh Dua orang. Dengan kreativitas yang dikembangkan Tiga mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), dakon bisa dimainkan oleh tiga hingga Empat orang sekaligus.

Bahkan dakon unik ini juga bisa dipadukan dengan permainan modern seperti Ludo dan Scrabble. ‘Cara bermainnya sangat sederhana. Awalnya, balok kayu dakon dipasang dan disambung dengan media magnet yang sudah ditanam di dalam balok kayu dakon,’ ujar Steven Sanjaya Joeswanto, salah satu perancang permainan yang disebut DSL Multyplayer (Dakon, Scrabble, Ludo) ini di Surabaya, Selasa (20/11).

Karena sudah disambung, dakon pun bisa dimainkan hingga empat pemain. Lalu pemain bisa bermain dakon seperti biasa dengan mengitari balok kayu dan menaruh satu biji disetiap lubang yang dilalui.

Sedangkan jika hendak bermain ludo, balok kayu dakon tadi dibalik. Permainan ludo inipun juga bisa dimainkan maksimal Empat pemain.
Untuk bermain scrabble, sudah diberikan huruf dan point di setiap biji dakon. Dari setiap biji yang dibagikan, pemain harus menyusun menjadi kata dalam Bahasa Inggris kemudian dihitung jumlah poin yang terkumpul disetiap kata yang berhasil disusun sambung menyambung (seperti domino).
Karena biji dakon ini dipakai juga untuk permainan scrabble, maka bentuknya pun bulat namun dipotong seperenam dibagian bawahnya supaya bisa berdiri. Jumlah biji untuk sekali permainan mencapai 200 biji karena bisa dipermainkan untuk empat orang pemain.

Desain DSL Multyplayer ini dirancang tiga mahasiswa Teknik Industri yaitu Steven Sanjaya Joeswanto, Yoana Kartika Handoko, dan Andre Cahyono. Mereka berhasil menjadi juara 1 dalam Industrial Desain National Seminar And Competition 2012 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro Semarang Oktober lalu dengan tema : From Traditional Toys To Modern Toys.

Dikatakan Steven, pengembangan dakon menjadi DSL multiplayer karena permainan dakon adalah permaian tradisional Indonesia yang hampir setiap anak mengetahuinya. ‘Tapi selama ini hanya bisa dilakukan oleh dua pemain saja,’ ujarnya.

Padahal, permainan dakon ini mampu melatih kemampuan motorik halus, kesabaran dan ketelitian, jiwa sportivitas serta interaksi sosial.
Dalam proses pembuatannya, ketiga mahasiswa ini juga menggunakan beberapa teori yang diajarkan diperkuliahan. ‘Salah satunya Ergonomi. Terutama pada bagian lubang-lubang tempat biji dakon ditaruh satu per satu,’ tuturnya.

Kedalaman dan diameter lubang diukur dari rata-rata genggaman anak usia 6-12 tahun. Sedangkan untuk papan permainannya dibuat yang mudah dibongkar pasang, adjustable, multifungsi, serta aman dipermainkan oleh anak-anak karena tumpul.

Teori lain yang dipakai adalah estetika sebuah rancangan produk. Hal ini juga berusaha diaplikasikan dalam keunikan produk DSL multiplayer yang penuh warna, sederhana, berbahan dasar kayu sehingga mudah didapat, serta mudah dalam penyimpanan.

Diharapkan, dengan adanya DSL multiplayer ini anak-anak sekarang tidak perlu bergantung dengan permainan gadget yang sekarang marak karena menciptakan individualisme padahal anak-anak masih sangat butuh bersosialisasi dengan teman sebaya. ‘Selain itu kami ingin produsen mainan juga lebih smart dalam membuat mainan khususnya untuk anak-anak. Mulai dari bahan yang digunakan serta kenyamanan dan keselamatan saat digunakan,’ kata Yoana.

Sumber: https://www.centroone.com

Mahasiswa Ubaya Padukan Dakon dengan Scrabble-Ludo

Surabaya – Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya (Ubaya), memadukan permainan tradisional Dakon dan Ludo dengan permainan modern Scrabble dalam paket ‘DSL (Dakon, Scrabble, Ludo) Multyplayer’.

‘Kami bersyukur, permainan yang segera kami patenkan itu meraih juara pertama Indisco (Industrial Desain National Seminar And Competition) 2012 di Semarang,’ kata anggota tim mahasiswa, Steven Sanjaya Joeswanto, di Surabaya, Selasa.
Didampingi dua rekannya yakni Yoana Kartika Handoko dan Andre Cahyono, mahasiswa semester 5 Jurusan Teknik Industri Ubaya itu menjelaskan DSL merupakan permainan yang multifungsi dan ‘multyplayer’.

‘Multifungsi karena bisa digunakan dakon, ludo, dan scrabble, sedangkan multyplayer karena bisa dimainkan dua, tiga, hingga empat orang sekaligus. Dakon yang biasanya dimainkan dua orang nantinya bisa untuk dua, tiga, atau empat orang,’ katanya.

Menurut dia, ide perpaduan ketiga permainan itu bermula dari survei kecil-kecilan kepada anggota keluarga mereka bertiga tentang permainan tradisional yang paling menarik dan hasil survei menyebutkan dakon.

‘Setelah itu, kami melihat biji dakon dan bagian bawah di balik papan permainan dakon itu masih dapat dimaksimalkan, lalu kami bertanya kepada sejumlah senior hingga akhirnya menemukan ide memadukan dakon dengan scrabble dan ludo,’ katanya.

Permainan scrabble dirancang dari biji dakon yang diberi huruf dan angka, kemudian huruf-huruf itulah yang harus dirangkai menjadi sebuah kata.

‘Kalau permainan dakon sudah selesai, maka huruf yang ada harus dirangkai menjadi kata-kata dalam Bahasa Inggris dan hasil rangkaian kata itu dijumlahkan angkanya, sehingga mereka yang jumlah angkanya paling banyak meraih nilai tertinggi,’ katanya.

Untuk Ludo, katanya, merupakan permainan tradisional yang cara mainnya mirip ular tangga. ‘Ludo itu sudah hampir punah, tapi kalau balok kayu dakon dibalik akan ada sarana permainan Ludo. Dengan perpaduan scrabble itu akan memungkinkan dakon dan ludo bisa menjadi permainan tradisional yang ‘go internasional’,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com

Main Dakon, Scrable, dan Ludo Sekaligus Dalam DSL Multyplayer

suarasurabaya.net – Kalau biasanya permainan Dakon atau Congklak dapat dimainkan hanya oleh dua orang pemain saja, maka dengan DSL Multyplayer empat pemain dapat memainkannya bersamaan.

“Tidak hanya itu, DSL Multyplayer juga menyediakan beberapa fasilitas pilihan permainan lainnya, yaitu Scrablle dan Ludo, dengan menggunakan satu peralatan permainan yang sama,” terang Yoana Kartika Handoko.

Yoana Kartika Handoko bersama dengan dua temannya, Steven Sanjaya Joeswanto dan Andre Cahyono, ketiganya adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya) inilah yang menciptakan DSL Multypalyer.

DSL (Dakon, Scrablle, Ludo) Multyplayer karya ketiga mahasiswa tersebut berhasil meraih juara juara 1 pada Industrial Desain National Seminar And Competition 2012 di Universitas Diponegoro Semarang.

“Hanya dengan menyambungkan beberapa peralatan tambahan pada bagian DSL Multyplayer maka permainan Dakon misalnya bisa diikuti oleh empat orang secara bersamaan,” tambah Steven Sanjaya Joeswanto.

Menggunakan bahan kayu sederhana yang dipastikan ramah lingkungan, DSL Multyplayer diharapkan dapat memenuhi keinginan akan-anak untuk memiliki permainan yang sederhana, mendidik sekaligus menyenangkan.

“Harapan kami memang demikian. Dengan DSL Multyplayer, anak-anak memiliki permainan, sederhan sekaligus mencerdaskan dan tidak bergantung pada gadget-gadget modern untuk permainan mereka,” pungkas Andre Cahyono saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (20/11/2012).(tok)

Sumber: SuaraSurabaya.Net