Pahami Wayang Lebih Mudah dengan Animasi fadjar November 16, 2012

Pahami Wayang Lebih Mudah dengan Animasi

SURYA Online, SURABAYA ndash; Saat ini, eranya memang sudah serba Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Tokoh pewayangan lengkap dengan ceritanya, kini sudah tidak lagi dikenali melalui babad atau cerita Ramayana. Namun cukup dengan layar komputer atau gadget.

Melalui sentuhan TIK, jalan cerita pewayangan akan menjadi lebih hidup. Efek gambar dan suara, semakin menampakkan tokoh pewayangan mendekati yang sesungguhnya. Meski tokoh ini adalah hasil rekayasa animasi.
Inilah yang dilakukan Unggul Prasetyo, mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang baru saja diwisuda. Unggul yang kini menjadi dosen Multimedia di kampusnya itu, berhasil membuat software kisah pewayangan yang dibuatnya dalam waktu dua bulan.
“Saya pernah sekolah, bagaimana sulitnya mengenali tokoh pewayangan. Dengar wayang saja anak sekarang sudah asing. Saya tergoda untuk membuat tokoh dan cerita ini lewat animasi komik. Kita membuat aplikasi, agar pewayangan menjadi menarik,” ucap Unggul yang baru saja diangkat menjadi dosen saat ditemui di Ubaya, Rabu (14/11/2012).
Unggul menunjukkan hasil karyanya. Tampak memang tokoh pewayangan menjadi tampak nyata dengan efek gambar dan suara. Untuk suara ini, selain Unggul merekam dirinya sendiri juga melibatkan teman-temannya saat masih kuliah.
“Karena kisah wayang panjang, saya mengambil penggalan cerita Perang Subali Sugriwa dengan kisah di Gua Kiskenda. Setidaknya ada 10 menu berisi cerita, dan langsung bisa diklik. Dibutuhkan ketelatenan karena saya harus menggambar manual tokoh, kemudian kita animasikan,” urai Unggul.
Hasil karya Unggul itu, diberi nama Komik Interaktif “Kisah di Gua Kiskenda” yang terbantukan dengan materi kuliah Digital Media Autory. “Saya juga perkaya dengan belajar secara otodidak. program toon boom dan after effect untuk pembuatan animasi. Mudah-mudahan generasi berikutnya tak antiwayang,” tambah Unggul.
Sumber: https://surabaya.tribunnews.com/
Buat Wayang Lebih Menarik lewat Komik Interaktif
Kisah-kisah pewayangan saat ini masih belum menarik masyarakat secara umum.Hal itu yang membuat mantan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Unggul Pra-setyo, 22,prihatin.
Dia berupaya menciptakan cerita dalam pewayangan dengan menarik yakni motion komik interaktif. Karya ini akan membuat wayang menjadi lebih dinamis dan tidak konvensional dalam penyajiannya. Untuk membuat cerita menarik,dia mengambil cuplikan kisah pewayangan dalam Kitab Ramayana dan menjadikan suguhan yang lebih memikat.Untuk kemasannya, Unggul yang baru saja lulus dari Jurusan Multimedia Fakultas Teknik Ubaya ini berpikir serius.
Dengan kemampuannya mengutak-atik ICT berbasis komputer,Unggul pun membuat karya ini.”Budaya lokal ini sekarang seperti terpinggirkan.Nah,kalau dibuat komik akan lebih menarik.” ”Apalagi,kaum muda sekarang masih banyak yang suka komik,”tutur Unggul yang saat ini menjadi Dosen Multimedia FT Ubaya. Menurut Unggul,dalam karyanya ini ada perbedaan mendasar dengan komik yang terkadang dilengkapi dengan suara digital.
Untuk karyanya ini,pembaca bisa memilih adegan sendiri sesuai alur cerita dari sisi tokoh yang berperan dari cerita tersebut.”Jadi pembaca punya pilihan.Dan yang terpenting lagi,komik interaktif ini,sifatnya paperless,” kata lelaki kelahiran Lumajang,1 Juni 1990 ini. Pada karyanya ini,dia mengambil topik ‘Kisah Gua Kiskenda’.
Dalam cerita ini, dikisahkan bahwa putri Raja Batara Endra,Dewi Tara yang diculik oleh Lembusura dan Mahesasura.Lembusura dan Mahesasura ini merupakan raksasa yang menguasai Gua Kiskenda. Penculikan tersebut, membuat Raja Batara Endra bingung,dan akhirnya menemui Subali dan Sugriwa (manusia setengah monyet) di Gunung Sunyapringga. Batara Endra meminta tolong menyelamatkan putrinya.‘’Banyak yang belum tahu tentang kisah kepahlawanan Subali dan Sugriwa melawan Lembusura dan Mahesasura,”terangnya.
Dan satu hal lagi,bahwa ternyata tokoh Subali dan Sugriwa ini adalah paman dari kera putih Hanoman.Hanoman, dikenal sebagai monyet yang menyelamatkan Dewi Shinta,istri Rama yang diculik Rahwana.‘’Begitu panjang cerita Ramayana,dan saya memilih satu babak yaitu Kisah di Gua Kiskenda,” terangnya.
Menurut Unggul,alasannya memilih kisah ini karena setelah melakukan survei ke beberapa komunitas penggemar pewayangan,kisah inilah yang paling jarang diangkat. Begitu pula pada tokoh yang muncul pada babak ini.Selain itu juga memudahkan penikmat kisah pewayangan memahami alur ceritanya. Untuk memudahkan pembaca komik interaktif,kisah ini dibagi dalam lima menu utama.Antara lain yaitu mulai cerita,pilih adegan, bantuan,kredit dan keluar.
Total waktu pemutarannya selama 15 menit saja.Kisah ini,menceritakan adegan per adegan sama dengan aslinya di cerita pewayangan.Tidak ada cerita yang diubah dari aslinya. ”Mata pelajaran yang banyak membantu saya saat pembuatan komik interaktif ini adalah pelajaran digital media autory.Tapi ada sebagian besar lagi saya belajar secara otodidak program toon boom dan after effect untuk pembuatan sebagian animasinya,” terang anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Indawati Kosasih dan Tjuk Widjanarko ini.
Untuk membuat karya ini, kata Unggul,dia membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Namun,jauh sebelum pengerjaan, dia harus melakukan survei dan mengumpulkan data terlebih dahulu.Dari sekitar banyak pengerjaan komik interaktif tersebut, kata Unggul,dia mengaku kesulitan dalam proses pewarnaan.
Sebab,untuk itu,membutuhkan ketelatenan,dan harus disesuaikan dengan karakter tokoh.‘’Saya punya keinginan, nantinya karya saya ini bisa dipatenkan dan dijual di tokotoko buku,”tukasnya. ARIEF ARDLIYANTO Surabaya
Sumber: https://www.seputar-indonesia.com/