Beruang, Boneka Beruang, dan Ted! Bukan untuk anak-anak fadjar November 1, 2012

Beruang, Boneka Beruang, dan Ted! Bukan untuk anak-anak

Apakah anda sudah menonton film Ted? Bagi yang sudah menonton apakah anda terhibur dengan beruang lucu yang menggemaskan tersebut? Ataukah anda malah merasa bersalah membawa anak-anak menonton film ini? Jika jawaban anda lebih cocok untuk pertanyaan yang terakhir, maka hal ini sangat menarik untuk dibahas, bagaimana bisa kita harus merasa bersalah membawa anak-anak kecil kita untuk menonton film Teddy Bear ini.

Ted, adalah sebuah film komedi yang sangat sukses karya Seth MacFarlane di tahun 2012, tokoh utama diperankan oleh Mark Wahlberg, Mila Kunis dan Seth Mac Farlane sendiri sebagai pengisi suara Ted. Film ini menceritakan seorang anak bernama John Bennett yang mendapatkan sebuah hadiah natal berupa boneka beruang Teddy Bear (Ted) dari kedua orang tua nya. Boneka tersebut dapat hidup dan berbicara seperti layaknya manusia. Sebagai anak yang dikucilkan, tentu saja John sangat bahagia dengan kehadiran Ted. Persahabatan mereka berlanjut hingga dewasa. Pada saat inilah permasalahan muncul didalam kehidupan mereka. Ketika John harus menentukan pilihan antara hidup bersama calon istrinya atau memilih tinggal bersama dengan Ted, sahabat yang sangat disayanginya. Hal menarik didalam film ini apabila dikaji lebih dalam adalah pada sosok Ted sebagai tokoh utama. Seekor hewan maupun sebuah boneka yang dapat berbicara dan memiliki sifat seperti manusia seperti halnya Ted adalah hal yang biasa seperti kita lihat di dalam film. Seperti Winnie The Pooh, atau Yogi Bear adalah beruang yang memiliki sifat baik hati dan penyayang yang disukai oleh anak-anak. Namun, berbeda dengan Ted yang memiliki pikiran dewasa, nakal, porno, suka menggoda wanita, mabuk-mabukan, maupun menghisap obat terlarang, dsb. Sifat Ted seperti ini yang menyebabkan beberapa orang tua perlu jeli untuk memilih tontonan yang tepat untuk anak-anaknya.

Apabila dilihat lebih jauh dari sejarah boneka beruang sendiri adalah sebuah mainan anak-anak yang terbuat dari isian kapas yang empuk, lapisan kain katun yang halus, serta memiliki bulu-bulu yang lembut. Boneka beruang biasanya diberikan pada anak-anak sebagai hadiah natal, ulang tahun, maupun sebagai lambang kasih sayang di hari Valentine. Sedangkan nama Teddy Bear sendiri berasal dari nama mantan Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt yang memiliki julukan ‘Teddy’. Mainan Teddy Bear ini pertama kali dibuat oleh Morris Michtom, terinspirasi dengan klub beruang dan gambar Roosevelt ketika berburu di San Francisco. Boneka beruang ini pertama kali dibuat di Eropa dan kemudian di eksport ke Amerika. Di Amerika sendiri Boneka beruang ini digunakan oleh Roosevelt sebagai alat untuk melakukan kampanye, supaya ia dapat terpilih kembali menjadi sorang presiden. Pada saat inilah boneka Teddy Bear semakin diminati oleh anak-anak. Pada masa itu, para ibu dan anak-anak banyak yang berfoto bersama dengan boneka beruang. Saat ini boneka beruang semakin disukai oleh anak-anak. Bentuk-bentuk boneka ditingkatkan menjadi “baby like” untuk meningkatkan kelucuan bentuknya. Boneka Teddy Bear semakin mudah ditemukan di seluruh dunia. Kesepakatan bahwa Teddy Bear sebagai boneka anak-anak yang lucu telah mendunia.

Sebelum menonton film ini, alangkah baiknya kita mengkaji boneka beruang didalam poster film ini. Dengan pendekatan semiotika, atau ilmu tanda, Poster film TED memperlihatkan secara denotasi, atau yang tampak secara visual, adalah sebuah boneka beruang berwarna krem bersih. Memiliki dua mata kecil berwarna hitam dan coklat. Memiliki alis tebal dengan warna yang sama dengan kulitnya dengan posisi terangkat keatas. Boneka ini memiliki moncong yang pendek dengan warna putih, terdapat hidung kecil berbentuk segitiga didepannya dengan warna hitam. Mulutnya terbuka tidak terlalu lebar. Boneka ini sedang duduk di sebuah sofa yang bersih. Tangan kiri sedang membawa sebuah botol bir berwarna coklat dengan label berwarna merah. Sedangkan tangan kanannya terangkat keatas. Kedua kakinya diangkat diatas sofa tersebut. Sedangkan ada makna konotasi yang harus dicermati, makna sebuah boneka beruang ini sudah tidak dapat dikatakan lucu, baik, hati, lembut, kasih sayang, atau sifat-sifat yang dekat dengan anak-anak yang telah disepakati menurut sejarahnya. Terdapat kemungkinan masing-masing tanda memiliki makna yang saling mempengaruhi, yaitu antara boneka beruang dan botol bir. Hal terpenting disini, makna yang telah diyakini atau terkodekan oleh masyarakat tentang boneka beruang mulai diusik dan diganggu dengan dua tanda yang secara struktural memiliki makna yang dapat bertentangan.

Bir adalah minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi didunia serta menempati posisi ketiga paling banyak dikonsumsi setelah air dan the. Bir dianggap oleh beberapa orang sebagai minuman fermentasi tertua yang diproduksi oleh sakarifikasi pati dan fermentasi gula yang dihasilkan. Enzim sakarifikasi pati berasal dari biji-bijian sereal, barley serta yang paling umum adalah gandum. Kebanyakan bir dibumbui dengan hop, untuk menambah rasa pahit serta berfungsi sebagai pengawet alami, meskipun perasa lain seperti herbal atau buah kadang-kadang dapat pula dimasukkan. Didalam proses distribusi nya, saat ini Bir banyak sekali di dapatkan didalam kemasan botol kaca untuk menjaga cita rasanya. Di dalam Thesaurus bahasa Inggris, arti sebuah botol bir adalah “A bottle that holds beer hellip;a glass or plastic vessel used for storing drinks or other liquids; typically cylindrical without handles and with a narrow neck that can be plugged or capped”. Saat ini, industri pembuatan bir adalah bisnis global, terdiri dari beberapa perusahaan multinasional yang dominan dan memiliki banyak ribuan produsen kecil di berbagai daerah. Dengan distribusi yang meluas seperti ini terdapat kesepakatan ditengah masyarakat bahwa Botol bir adalah sebuah simbol minuman keras. Simbol merupakan tanda berupa konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati sebelumnya (Sumbo, 2009:17). Artinya sebuah botol minuman keras dilekatkan dengan sifat-sifat pemabuk seperti pembuat onar, kekacauan, keonaran, kenakalan, jorok dsb.

Pada objek Ted dalam poster film ini, sebuah boneka beruang yang membawa botol bir, lebih tepat disebut sebagai dekonstruksi tanda. Dekonstruksi adalah “hellip;gerakan membongkar , memutus rantai, mencairkan batas, hierarki maupun aturan yang mapanhellip;” (Pilliang 2010:272). Dicetuskan oleh Jacques Derrida, dekontruksi lebih fokus pada mendekonstruksi oposisi biner. Seperti maskulin atau feminine yang melekat pada laki-laki maupun perempuan, dalam kasus boneka beruang yang membawa botol bir adalah oposisi biner tua maupun muda, baik maupun buruk mulai dibukakan diluar kategori oposisi biner tersebut. Didalam poster ini boneka beruang tidak lagi milik anak-anak, dimainkan oleh anak-anak, maupun memiliki sifat yang lucu dan baik. Namun, boneka beruang ini bebas, mabuk, nakal, porno adalah sifat yang dimiliki oleh orang dewasa. Sebuah boneka beruang, yang sebelumnya telah memiliki kesepakatan petanda, direndahkan pada unsur petandanya menjadi pemabuk. Maka dari itu, dekonstruksi lebih menekankan dinamika pergerakan, pertukaran, atau pengambilalihan tanda.

Boneka beruang dengan botol bir, adalah sebuah bentuk post-strukturalisme. Post strukturalisme memiliki prinsip bahwa tanda tidak mesti memiliki struktur yang tetap, namun dapat berubah dalam event, praktik, pertukaran dan dinamika tanda. Tanda bersifat dinamis, transformative, produktif, prospektif, subversive, revolusioner, dan dekontruktif. Ted merujuk kepada sebuah boneka beruang yang suka minum bir. Tentu saja hal ini sangat bertentangan apabila dikaitkan dengan anak-anak. Boneka beruang sendiri adalah sebuah bentuk representasi dari seekor binatang bernama Beruang yang pada kenyatannya sifat hewan tersebut jauh dari makna sebuah boneka beruang maupun Ted sendiri. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa Ted disini sebenarnya tidak memiliki realitas yang sesungguhnya.

Persilangan makna seperti kasus Ted ini masih belum banyak diterima oleh kultur sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa TED adalah film untuk anak-anak sehingga membawa anak-anak untuk menonton bersama, ada pula yang belum siap menerima sebuah boneka beruang yang lucu memiliki sifat seperti seorang laki-laki pemabuk, suka bermain wanita dsb, bahkan masyarakat menilai itu tidak tepat dan melabeli film yang menyesatkan. Disisi lain, ini sebuah tanda kebebasan keluar dari struktur, menganggap hal tersebut menjadi hiburan yang sangat menyenangkan, lepas, dan sangat bebas.

Ditulis oleh: Guguh Sujatmiko,S.T., Dosen Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya

Rujukan:

  • Barthes, Roland.1974. S/Z. Penerjemah Richard Miller. New York: Hill and Wang, buku asli diterbitkan tahun 1970

  • Barthes, Roland. 1998. The Semiotic Challenge. New York: Hill and Wang

  • Eco, Umberto. 1979. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press

  • Fiske, John. 2005 Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Penerjemah Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, buku asli diterbitkan tahun 1990

  • Hoedoro Hoed, Benny. 1994. “Dampak Komunikasi Periklanan, Sebuah Ancangan dari segi Semiotik:. Jurnal Seni BP Yogyakarta IV/2

  • Pilliang, Yasraf Amir.1998. Sebuah Dunia Yang Dilipat, Realitas Kebudayaan Menjelang Millenium ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung: Penerbit Mizan

  • Pilliang, Yasraf Amir.2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Bandung: Penerbit Matahari

  • Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra