We love you all, forever fadjar October 25, 2012

We love you all, forever

Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan. Setelah aku jauh berjalan. Dan kau ku tinggalkan,… masihkah ada dalam ingatan saat-saat kkita masih mengikuti kuliah dulu? Saat pertama kali berkenalan, kala membuat kelompok-kelompok kecil di kelas, kita berinteraksi dan membangun networking dan relationship dengan teman-teman di kelas. Suka duka dan kenangan manis lainnya yang kita alami bersama, mengingatkan kita lebih dari sejuta kata-kata kenangan terindah semasa kuliah dulu.

Seperti biasa, acara rutin alumni Pascasarjana Universitas Surabaya (UBAYA) bercanda di Chatt Room BlackBerry Messenger (BBM), bermula dari posting-posting makanan dan minuman, sehingga munculah yel yel “Ciak-ciak mbois, yes, yes, yes” (makan-makan ala kawula muda, ya ya ya,…) hingga berwujud kupatan pasca hari Raya Idul Fitri tahun 2012 Masehi yang disponsori Liliek Ernawati di rumah Susan Sutedjo, Sabtu, 25 Agustus 2012.

Sewaktu makan ketupat yang mengundang alumni, dosen, staff pascasarjana UBAYA, dan mahasiswa itu lahirlah ide pelaksanaan Temu Alumi ke-4. Hal ini juga didukung oleh balasan e-mailnya Hardja Wandira yang mengatakan “I will come back” atas ucapan terima kasih sewaktu alumni beramai-ramai mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. David Hardjo pencetus yel-yel “ciak-ciak” akhirnya secara aklamasi ditetapkan sebagai ketua panitia.

Sebagai ketua panitia di Wisdom Room, Gedung Pascasarjana UBAYA di Raya Kalirungkut, Forum Alumni Pascasarjana Universitas Surabaya (FAPUS) mengadakan rapat pertama yang dihadiri oleh pengurusnya, alumni, student club dan rekan-rekan mahasiswa pascasarjana UBAYA. Kamis, 20 September 2012. Dari titik inilah bergulir the snow ball effect, tanpa ada paksaan munculah sukarelawan-sukarelawan yang membantu tanpa pamrih.

***

Reuni-reuni (re-union) sebelumnya telah meletakan pondasi (Building the Networking Power) dan memperkuatnya (Networking is an Essential Part of Building Wealth), dari kedua etape ini para alumni dan pihak-pihak terkait terutama UBAYA merasakan manfaat langsung dan tidak langsung. Etape selanjutnya memprioritaskan Empowering The Networking to Create a Sustainable Relationship seperti thema yang diangkat pada temu alumni ke-4 ini

Selama kurun waktu sembilan tahun sejak dideklarasikan FAPUS telah mampu memberdayakan jaringan yang dibina selama ini menjadi sebuah jaringan alumni interaksi dan interelasi yang saling membutuhkan (mutual benefit), bernilai tambah (value-added) dan bekesinambungan (sustainable), yang telah diwujudkan dalam berbagai kegiatan (bakti sosial, buka puasa bersama, informasi lowongan kerja, dan seterusnya).

Tentu saja eksistensi keberadaan FAPUS bisa terlaksana karena adanya berkat kebersamaan dan dukungan para alumni dan pihak UBAYA (pimpinan, sekertariat Pascasarjana, Kepala Program Studi, dan Mahasiswa). Walaupun perjalanan kesuksesan masih panjang, FAPUS tetap melangkah dengan pasti seperti yang dikatakan pujangga terkenal: “one thousand million journey must begin with singgle step” (Lao Tzu, 2500 SM).

***

Kerinduan akan bertemu alumni tidak pernah padam, semua ingin mensukseskan acara yang dihelat pada 12-14 Oktober 2012 di Hotel Metropole, Batu-Malang. Semangat if we hold on together, we know our dreams will never die, persiapan acara begitu singkat, api semangat terus membara, komunikasi baik lewat telephone, Short Message Service (SMS), BBM, e-mail, segala cara dijalankan guna menghubungi peserta yang tersebar dimana-mana.

Disisi lain, maju tak gentar. Sekalipun di hari Minggu, tim acara bekerja sama dengan tim lainnya berlatih flashmob, keheningan kampus pun berubah menjadi gaduh. Tim akomodasi sibuk mengatur alokasi kamar hotel untuk istirahat. Demikian pula tim transportasi larut me-schedule mengatur kedatangan dan kepulangan tamu-tamu. Panitia bekerja ber-‘jibaku’ tidak mengenal waktu cuma untuk satu tujuan memberikan yang terbaik untuk semuanya.

Hanya dengan organisasi informal, tanpa ada surat pengangkatan sekeompok orang bersama-sama, bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Semangat kebersamaan, lintas angkatan lintas program studi bekerja siang malam. Bagai sebuah kesebelasan olah raga skala dunia, bahu membahu membangun penyerangan, lapis melapisi membentengi pertahahan. Semua bekerja saling mengisi, saling melengkapi tanpa imbal jasa sekecil apapun.

Memang menjadi nyata berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Penghelatan temu alumi kali ini nyaris sama seperti sebelum-sebelumnya. Tanpa diminta dari delapan penjuru mata angin donator-donatur ‘datang’ dengan sendirinya. Baik berbentuk materi maupun non materi. Mulai dari penyediaan kamar hotel, makanan dan minuman, sarana-sarana, transportasi, dan lainnya. Hasilnya tampak 131 orang hadir di sebuah lokasi milik Harda Wandira.

***

David Hardjo selaku ketua panitia yang memberi kata sambutan menceritakan ibarat sebatang sapu lidi, jika telah diikat menjadi satu akan tidak mudah dipatahkan, sama halnya dengan alumni pascasarjana UBAYA. Jika kekuatan yang ada bisa menjadi synergy maka bukan saja 1+1 = 2, tetapi memunculkan effek multiplier. Satu alumni Magister Management ditambah satu alumni Magister Farmasi Klinis misalnya, kekuatannya berkembang bagai deret ukur.

Teddy Reiner Sondakh, Ketua FAPUS menegaskan bahwa reuni ke-4 merupakan salah satu cara memberdayakan networking yang sudah ada. Reuni FAPUS lebih dari sekedar berkenalan atau mencari teman, melainkan berbagai macam informasi dan potensi dapat diperoleh dari masing-masing alumnus. Melalui networking bisa terjalin suatu hubungan yang dapat memberikan manfaat dan saling menguntungkan dari alumni ke banyak pihak lain.

Memang Roma tidak dibangun dalam satu hari, dari kelompok-kelompok yang kecil sehingga dapat melahirkan suatu bisnis yang dapat berguna bagi anggotanya. Salah satu bukti nyatanya, sebagian alumnus telah mendirikan unit usaha berupa Perseroan Terbatas, para pemegang sahamnya terdiri dari lintas Program Studi. Hasilnya terus berkembang dan berkembang selamanya. FAPUS memang seperti: sekali merangkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui.

***

Sorak-sorai dari kelompok yang mengikuti perlombaan menggema di hall Metropole. Lagu “Sedang Apa?” memperlihatkan kerja sama Tim Nana (Nana Suryana Tahir) dan Tim Vivi (Sienny Vivi Irawati) yang terus beradu untuk dapat menjadi pemenang dalam lomba tersebut. Tumpah ruah dengan berbagai gaya, berbagai status sosial para peserta berbaur menjadi satu tidak ada lagi garis-garis pemisah program studi, angkatan, mahasiswa. Bersatu kita teguh.

Acara four season menunjukan tim-tim yang ada tidak hanya bertujuan membangun kekompakan tetapi mengasah setiap kelompok membagun strategi sehingga berhasil melewati musim yang ada. Games ini juga mengajarkan bagaimana kita juga memikirkan kondisi tim lain, apakah kita mau berbagi sehingga tim lain bisa bertahan di musim yang sama. Manusia adalah makluk sosial, Ia tak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lapangan bola basket pun ikut menjadi saksi bisu tentang bagaimana kebhinekaan terwujud menjadi nyata di rangkaian acara berikutnya adalah outdoor activity. Permainan tahan tempeh, membuat peserta mengupayakan segala cara, bekerja sama untuk dapat menahan tempeh agar gelas air yang ada tidak terjatuh. Mulai dari kepala, bahu, bahkan gigi pun turut serta, terintergrasi saling mendukung untuk menahan tempeh tersebut.

Saat pertandingan sepakbola botol digelar. Tidak hanya laki-laki saja, akan tetapi perempuan pun terlibat didalamnya, peserta dan panitia tenggelam bersama hingar bingarnya suasana. Bahkan sampai wasit berteriak-teriak tidak lagi diperdulikan para pemain. Saling mengejek, saling melecehkan tidak bisa terelakan lagi. Tetapi tidak ada satupun yang merasa termarginalkan dan dari raut wajah para peserta rasa lelah tertutupi oleh rasa riang.

Ketika lagu I Will Survive berkumandang, semua peserta yang ada langsung larut tenggelam melakukan tarian flashmob, tidak peduli apa pun yang sedang mereka lalukan di lapangan tersebut. Gerakan tangan yang bagai nyiur melambai, badan yang meliuk-liuk, dan kaki yang berlompatan, menunjukan kekompakan, kegembiraan dan semangat, I Will Survive,…Empowering The Networking to Create a Sustainable Relationship

Tampaknya bara api semangat tak kunjung padam, malam harinya terlihat lebih dari 100 orang menghadiri acara bincang santai. Bincang-bincang diawali prolog awal berdiri FAPUS, kemudian manfaat selama ini yang dirasakan dan diperoleh dari anggota, kemandirian para panitia dalam penyelengaraan acara ini, indahnya kebersamaan selama ini sampai pada akhirnya keinginan dan rencana ke depan dari organisasi ini akan dibawa kearah bisnis.

Bincang santai dengan pembicara: Wibisono, Rektor UBAYA periode sebelumnya, Joniarto Parung, Rektor sekarang, Teddy Reiner Sondakh, dan Harry Gunardi Purwadipura, pelaku bisnis yang sukses dengan memanfaatkan FAPUS, serta Buana Ma’ruf dan Susan Sutedjo, keduanya menjadi moderator pada malam itu. Di bagian yang lain, sanak famili terutama anak-anak dari alumni juga dilakukan pendampingan oleh panitia reuni ini.

Temu alumni kali ini juga diikuti oleh: Sujoko Eferrin dan Putu Anom Mahadwartha selaku Kepala Program Studi. Wiyono Pontjo Harjo dan Andreas Aflianto sebagai pendidik senior. Binsar Siregar, Ariyanto Purboyo, Slamet Pribadi, Lionardus Ruslim dan masih banyak lainnya menyempatkan diri datang dari luar kota. Dari keluarga besar UBAYA: Yayuk Widi Pradjuri, Etty Satrespati, Dini Indriarti dan sejumlah lainnya ikut menjabat tangan kami.

Bincang santai juga diisi pernyataan Rektor UBAYA, atas pertanyaan mau dibawa kemanakah FAPUS ini sejalan dengan kebijakan Universitas tentang program studi yang ada akan kembali ke masing-masing jurusan? Dengan tegas dijawab: Program Studi Magister Management dan Magister Akuntansi yang akan menjembatani komunikasi ke program studi lainnya. Acara ditutup dengan peresmian pendirian PT Insan Sukses Mandiri Teladan.

The other side of midnight, api unggun disertai kembang api menghiasi langit yang pekat mampu memberikan kehangatan di malam yang dingin itu. Diiringi oleh salah satu band ternama dari kota Batu menggenapkan acara santap kambing guling, jaging dan ubi bakar beserta legend. Ketika api unggun mulai padam, masih saja ada kejutan ulang tahun pada Lindawati dari Magister Farmasi Klinis. Tubuhnya disiram ramai-ramai.

***

Minggu pagi kedua medio Oktober, begitu banyaknya pembagian doorprize dan hadiah hasil sumbangan dari berbagai kalangan internal dibagi-bagikan untuk para peserta yang terlibat aktif dan kelompok yang memenangkan perlombaan. Ucapan terima kasih disampaikan oleh Wakil Ketua Panitia, Aulia Hanani dan acara ditutup oleh Teddy Reiner Sondakh. Tidak lupa, foto bersama diakhir acara sebagai dokumentasi atas keberhasilan yang telah dicapai.

Tidak terasa waktu persiapan sekitar tiga minggu ditambah rangkaian selama 3 hari 2 malam begitu cepat belalu. Perhatian, kerja sama, dan terjadi membuat kami, ingin selalu bersama. Akan tetapi, rutinitas ditinggalkan. Biarlah Reuni Ke-4 ini mejadi kenangan terindah dan dilupakan didalam hidup kami dan dapat dikenang terus sepanjang masa.

acara demi acara kekompakan yang pun tidak dapat terlalu indah jika Akhirnya, kami atas nama seluruh panitia yang bertugas, mohon dimaafkan apabila ada
kekurangan disana-sini. Niat kami selalu ingin memberikan yang terbaik. Terima kasih kepada semua pihak baik yang langsung maupun tidak langsung membantu sampai berakhirnya penghelatan temu reuni ke-4 ini. Selamat berkarya kepada para mahasiswa, dosen, staff UBAYA dan alumni dimana pun berada. We love you all, forever!.

Dian Purna Lestari
Panitia Temu Aluni ke-4
Forum Alumni Pascasarjana Universitas Surabaya
Seksi Liputan dan Dokumentasi