Peran Pramuka dalam Arus Mudik dan Balik fadjar September 3, 2012

Peran Pramuka dalam Arus Mudik dan Balik

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Idul Fitri sangat identik dengan budaya mudik dan balik. Pulang ke kampung halaman (mudik) dan kembali ke tempat tinggal di kota untuk bekerja (balik) menjadi berita utama yang mewarnai Ramadhan dan Idul Fitri. Informasi tentang penumpukan penumpang, kecelakaan, kepadatan arus lalu lintas telah terbiasa diwartakan. Peran jasa transportasi, pihak keamanan, dinas perhubungan begitu penting untuk pelayanan arus mudik dan balik. Selain pihak-pihak tersebut masih ada peran Pramuka yang menunjang kelancaran arus mudik dan balik Idul Fitri 1433 H di beberapa stasiun. Tidak banyak yang mengetahui peran Pramuka dalam arus mudik dan balik. Tulisan ini hasil observasi penulis yang menggambarkan peran Pramuka selama arus mudik dan balik di Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan Yogykarta, Stasiun Klaten, Stasiun Solo Jebres, dan Stasiun Solo Balapan.

Memberikan informasi yang dibutuhkan penumpang. Tidak semua penumpang mengetahui jadwal keberangkatan kereta api terutama jadwal kereta api tambahan (bukan terjadwal regular). Begitu juga tentang transportasi di kota Yogyakarta, Klaten, ataupun Solo. Terdapat pusat informasi di setiap stasiun tersebut namun biasanya berupa help desk. Peran Pramuka sangat terlihat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan penumpang karena posisi mereka yang mobile. Pramuka berada di beberapa sudut stasiun, saat terdapat kereta datang ataupun berangkat Pramuka berada di dekat kereta api, dan beberapa kelompok Pramuka berada di dalam kereta api seperti Prambanan Express.

Memberikan informasi tentang sesuatu yang mencurigakan kepada pihak keamanan. Pramuka harus memberikan informasi kepada petugas keamanan ataupun yang berwenang misalnya bila melihat ada pencopetan, tindak kekerasan, ataupun hal-hal yang tidak wajar misalnya penumpang tidak bertiket. Pihak-pihak yang berwenang antara lain polisi, polisi khusus kereta api (Polsuska), ataupun kepala stasiun. Jumlah petugas sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah penumpang, maka keberadaan Pramuka dapat membantu.

Membantu lansia. Satu contoh yang dilakukan anggota Pramuka adalah membantu lansia. Sistem stasiun kereta yang tidak memperbolehkan pengantar penumpang masuk ke dalam ruang tunggu sampai naik kereta api terkadang membuat beberapa penumpang lansia mengalami kesulitan. Umumnya penumpang lansia mengalami kesulitan untuk membawa barang dan naik kereta. Untuk membawa barang biasanya dapat teratasi dengan adanya porter stasiun, namun untuk naik kereta api tidak ada yang membantu. Kalaupun ada yang membantu biasanya penumpang lain yang peka. Pramuka sangat membantu lansia, bukan sebagai porter tetapi yang membantu naik turun penumpang lansia dari kereta api. Hal ini membutuhkan kepekaan dan ketelatenan.

Peran-peran pramuka yang telah diuraikan dilakukan dengan metode Kepramukaan, yaitu cara belajar pramuka melalui belajar sambil melakukan, sistem berkelompok, dan kegiatan yang mengandung pendidikan rohani serta jasmani. Berperan dalam arus mudik dan balik merupakan kegiatan yang melatih kepekaan sosial dan tanggungjawab terhadap masyarakat secara nyata. Saat menjalankan kegiatan tersebut Pramuka juga harus menjaga kondisi fisiknya karena mereka bergerak (mobile) tidak pasif duduk, dan kedatangan serta keberangkatan kereta api dengan frekuensi yang banyak selama arus mudik dan balik. Pramuka melakukannya tidak secara sendiri-sendiri tetapi mereka dalam kelompok menjalankan perannya. Terdapat pembagian tugas bagi kelompok-kelompok dan pembagian jadwal bertugas secara berkelompok.

Pramuka biasanya dikenal dengan kegiatan perkemahan, kegiatan baris-berbaris, tali temali, ataupun kegiatan formal internal lainnya. Bahkan di beberapa kota Pramuka hanya digunakan secara formal dalam bentuk baju seragam yang harus dikenakan di hari tertentu. Namun semangat dan jiwa Pramuka tidak dihayati ataupun tidak diketahui oleh pemakainya. Salah satu tujuan Pramuka adalah membina kaum muda untuk mengoptimalkan potensi spriritual, sosial, intelektual, dan fisik. Membantu penumpang demi kelancaran arus mudik dan balik merupakan contoh mencapai tujuan mengoptimalkan potensi sosial. Pramuka tidak hanya memiliki kegiatan internal untuk pengembangan Pramuka, namun juga bertindak nyata untuk kepekaan dan kepedulian sosial. Kegiatan yang dilakukan Pramuka di Yogyakarta, Klaten, dan Solo dapat menjadi contoh untuk gerakan Pramuka di daerah lain yang belum mengoptimalkan potensi sosialnya. Salut dan doa semoga Pramuka selalu berkembang.