Prof Sutarjadi Tertarik pada Jamu sejak Muda: Obat Herbal Khas Indonesia Harus Diteliti fadjar July 2, 2012

Prof Sutarjadi Tertarik pada Jamu sejak Muda: Obat Herbal Khas Indonesia Harus Diteliti

Jamu sudah dikenal khasiatnya sejak dulu. Bagi Prof Sutarjadi, ramuan tradisional itu memiliki daya tarik tersendiri. Pria 82 tahun tersebut membuat buku berjudul Jamu Obat Asli Indonesia Pusaka Leluhur Warisan Nasional Bangsa.

USIANYA memang sudah kepala delapan. Namun, gerak tubuhnya masih lincah. Prof Sutarjadi masih memiliki ingatan yang kuat. Dia begitu bersemangat saat bercerita tentang jamu hingga motivasi untuk membuat buku. Semangat yang sama tampak ketika bapak dua anak itu menunjukkan buku hasil karyanya.

Kakek tiga cucu tersebut menyatakan, sejak dulu dirinya memang tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan obat herbal itu. Terutama, saat dia menjadi
mahasiswa fakultas farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ketertarikan tersebut berujung pada perjuangan eksistensi obat tradisional Indonesia itu. ‘Tapi, susah sekali untuk bisa diterima secara bagus,’ kata Sutarjadi.

Padahal, lanjut dia, jika digali dan diteliti dengan serius, kehebatan obat tradisional Indonesia sesungguhnya tak perlu diragukan. Dulu, sebelum kedokteran modern menjamah masyarakat kelas bawah, obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan menjadi andalan. Mereka memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar rumah atau yang hidup di alam bebas sebagai sarana mencari kesembuhan. ‘Saya juga mengonsumsi jamu,’ imbuh guru besar fakultas farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) itu.

Pria yang pernah menimba ilmu di Belanda tersebut mengungkapkan, dulu pada masa penjajahan Belanda, orang yang sakit selalu mengandalkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Ketika obat modern belum sepesat sekarang, racikan bahan-bahan alami itulah yang menjadi andalan.

Pria yang sejak 1964 terlibat dalam seminar penggalian sumber alam Indonesia untuk farmasi di Jogjakarta itu berharap ada penelitian lebih dalam terhadap kekayaan alam Indonesia. ‘Saya yakin banyak manfaatnya,’ ujarnya. Itulah yang berujung pada penulisan buku Jamu Obat Asli Indonesia Pusaka Leluhur Warisan Nasional Bangsa.

Dalam proses pembuatan buku itu, dia bekerjasama dengan Abdul Rahman dan Ni Luh Indrawati.

Untuk memajukan pengobatan herbal, Sutarjadi sadar bahwa dia tidak bisa melakukan sendirian. Pihak lain yang bergerak di bidang medis pun harus berperan aktif memberikan dukungan. Salah satunya dokter. Sebab, dokter adalah orang pertama yang berhubungan dengan pasien. Dari mereka pula, pilihan pengobatan selayaknya ditawarkan.

Ketika dokter mendiagnosis penyakit pasiennya, si sakit akan diberi pilihan tentang pengobatan. Modern ataukah tradisional. Bisa juga menggabungkan keduanya. Pasien juga akan mendapat penjelasan mengenai efek yang mungkin diterima setelah terapi herbal. ‘Tapi, keputusan tetap di tangan pasien,’ tutur dia. (may/c14/nda)

Sumber: Jawa Pos, 2 Juli 2012