SHIENNY TJAHYADI: Turunan Plus Tangan Dingin fadjar June 29, 2012

SHIENNY TJAHYADI: Turunan Plus Tangan Dingin

Darah dagang diwarisi Shienny Tjahyadi maupun Irwan Harianto, suaminya, dari orang tua masing-masing. Tetapi, tangan dingin Shienny dalam mengelola modal suaminya menjadikan jaringan seluler Apollo menjadi besar seperti saat ini.

‘BISA dikatakan, kami kecemplung masuk bisnis ini. Kami nggak punya latar belakang jualan handphone,’ kata Shenny Tjahyadi di salah satu gerai Apollo Cellular di Galaxy Mall, Surabaya.

Shienny pada awalnya bekerja di sebuah perusahaan swasta. Dia akhirnya memutuskan berhenti saat menikah dengan Irwan Harianto. Sebagai anak dari keluarga besar yang terbiasa berdagang, Irwan juga merantau ke Surabaya dan memilih membuka bisnis sendiri, lepas dari pengaruh orang tua mereka. Dibantu Shienny, mereka melakoni berbagai jenis usaha, seperti membuka restoran, tempat biliar, dan toko kelontong.

Dari usaha kecil toko serbaada yang didirikan di rumahnya, pasangan tersebut mendapatkan produk kartu perdana dalam jumlah besar. ‘Yang penting saat itu kami adalah jualan. Jadi, punya barang apa ya dijual. Termasuk kartu perdana. Saat itu kami mengiklankan di Jawa Pos dan ternyata banyak mahasiswa yang tertarik untuk membeli,’ cerita Shienny.

Melihat makin banyaknya peminat, mereka pelan-pelan mulai menambah stok kartu perdana dan isi pulsa. Akhirnya pada 3 Maret 2003, keduanya memutuskan membuka gerai kartu perdana WTC. ‘Saat itu kami sendiri yang buka toko, jualan sendiri, pesen barang sendiri, melayani pembeli sendiri, dan menutup toko sendiri,’
jelas perempuan yang suka refleksi untuk menghilangkan penat itu.

Awal usaha itu, menurut Shienny, hanya bermodal kecil dan kepercayaan dari teman bisnis untuk bisa menjual barang. Perlahan Apollo membesarkan bisnis mereka hingga masuk ke penjualan handphone CDMA pada 2004. Saat itu jika ingin mencari nomor cantik kartu seluler hingga handphone CDMA, nama Apollo sering dijadikan acuan pembeli.

‘Saya dan suami sadar bahwa usaha itu harus fokus. Jangan ambil semuanya sehingga keteteran. Karena itu, kami disiplin membesarkan bisnis kartu perdana dan CDMA. Kami ingin agar jika orang mencari handphone CDMA, nama yang langsung mereka kaitkan adalah Apollo,’ ujarnya.

Seiring membesarnya bisnis, jumlah karyawan yang mereka miliki juga bertambah. Kesibukan keduanya makin banyak, apalagi dunia ritel handphone memiliki tantangan besar. Mereka harus pandai memilih produk yang bakal booming di konsumen.

‘Karena bisnis ini tak mudah, kami juga membagi pekerjaan. Jika Pak Irwan lebih memikirkan marketing dan eksternal Apollo, mencari ide untuk mengembangkan dan membesarkan bisnis, saya lebih terlibat dalam masalah keuangan,’ sebut lulusan D-3 Universitas Surabaya (Ubaya) jurusan Akuntansi itu.

Latar belakang pendidikan itu dijadikan Shienny sebagai bekal untuk mengelola modal usaha. Prinsip utama yang dia pegang adalah tak mencampur uang keluarga dengan uang untuk bisnis. Dengan demikian, dia lebih mudah mengawasi jika ada barang yang mengalami kerugian, sehingga segera melakukan subsidi silang.

‘Ini bisnis yang penuh risiko. Seperti kata suami saya, lebih sulit berbisnis handphone daripada transaksi valas. Jika valas dibiarkan lama, bisa ditunggu
kapan saat untung dan segera dijual. Kalau salah pilih handphone, bisa saja produk yang kita beli jutaan rupiah saat ini, dalam beberapa bulan ke depan tak laku meski dihargai Rp 500 ribu per unit,’ terang Shienny.

Perubahan harga produk yang bisa terjadi dalam hitungan hari tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi ibu tiga anak itu. Tantangan bagi Shienny kini juga makin berat. Sebab, sebagai upaya membesarkan usahanya, Irwan memiliki cara kreatif untuk berjualan. (aan/c2/dos)

SHIENNY TJAHYADI :
LAHIR Tarakan, 12 Agustus 1971 PENDIDIKAN D-3 Akuntansi Universitas Surabaya
SUAMI Irwan Harianto ANAK Vincent Harianto, Belinda Harianto, Cecilia Harianto
JABATAN Co-owner jaringan gerai handphone Apollo

SHIENNY SWOT SHIENNY :
STRENGTHS Kreatif, disiplin, rajin.
WEAKNESS Sudah tidak ada karena berimbang antara bisnis dan keluarga.
OPPORTUNITY Potensi pasar gadget dan smartphone di Surabaya dan sekitarnya masih besar.
THREAT Salah order gadget dan smartphone baru yang akan dipasarkan.

Liburan ke Luar Negeri karena Bisnis

JIKA banyak orang yang berlibur ke mancanegara harus meluangkan dana khusus, Shienny Tjahyadi dan Irwan Harianto berbeda. Sejak merintis gerai Apollo, tak terhitung mereka bepergian ke berbagai negara di Eropa, Amerika Serikat, hingga negara di Asia.

‘Yang belum ya Afrika,’ kata ibu tiga anak itu. Sebagai peritel gadget dan smartphone ternama di Surabaya, Apollo sering memenuhi target yang diberikan prinsipal. Terutama dalam hal target penjualan. Tak heran, mereka dianugerahi liburan gratis yang disediakan prinsipal handphone, operator telekomunikasi, maupun pihak ketiga yang terlibat dalam bisnis, misalnya bank penerbit kartu kredit.

Karena terkadang kuota keberangkatan hanya satu tiket, dalam satu tahun Shienny juga sering mengalokasikan liburan bersama keluarga sendiri. Tempat favorit untuk menghabiskan waktu bersama suami serta putra-putrinya, Vincent, Belinda, dan Cecilia, adalah Bali, Singapura, dan Malaysia. (aan/c11/dos)

Terbantu Istri yang Mumpuni

BAGI Irwan Harianto, peran sang istri dalam membesarkan bisnis sangat besar. Sebagai anak keempat di antara sepuluh bersaudara, Irwan tahu sendiri bagaimana rasanya mengelola keuangan usaha yang digabungkan dengan uang milik keluarga.

‘Keluarga saya memiliki toko kelontong di Pamekasan. Saya melihat sendiri bagaimana keuangan masih dikelola secara tradisional. Uang untuk usaha juga digunakan untuk keperluan keluarga. Tak ada pemisahan,’ kata dia.

Dengan kemampuan sang istri di bidang keuangan, Irwan lebih percaya diri dalam mengembangkan Apollo, terutama dalam upaya peningkatan pelanggan. ‘Di bisnis ini, kami tak hanya bisa berjualan untuk bertahan. Untuk besar, kami juga harus punya inovasi,’ jelas Irwan. Karena itulah, Irwan membuat Apollo menjadi jaringan toko handphone skala lokal yang bisa memberikan undian berhadiah mobil bagi pembeli di tokonya. (aan/c11/dos)

Sumber: Jawa Pos, 18 Juni 2012