Fantasi Pegawai Ekspedisi Lahirkan 8 Edisi Novel Fiksi fadjar May 21, 2012

Fantasi Pegawai Ekspedisi Lahirkan 8 Edisi Novel Fiksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Berawal dari fantasi, Bobby Tan, seorang karyawan perusahaan ekspedisi, berhasil melahirkan sebuah karya novel fiksi berjudul ”Nine Dragon Warriors, Misteri di Skeleton Island” yang ditulisnya dalam delapan episode.

Bobby Tan bukanlah seorang seniman atau memiliki latar belakang pendidikan sastra. Warga Lumajang, Jawa Timur itu sarjana Manajemen Layanan Pariwisata jebolan Universitas Surabaya.
Namun kegemarannya menulis dan membaca novel karangan penulis-penulis dunia seperti Ching Yung, Sam Kok, atau JK Rowling menggiring fantasinya untuk mengarang novel ”Nine Dragon Warriors, Misteri di Skeleton Island” yang diterbitkan penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Novel yang ditulis Bobby di sela-sela kesibukannya bekerja di bidang ekspedisi sejak 1998 hingga 2002 itu bercerita tentang kesetiaan sembilan tokoh kepada kerajaannya dari ancaman kejahatan musuh. ”Angka 9 merunut falsafah China yang berarti keberuntungan seperti kata filsuf China bernama Pinyin,’ katanya, Kamis (17/6/2012).
Nine Dragon Warriors mengisahkan 9 tokoh yang mewakili sifat perlambang naga. Kesembilan perlambang itu diantaranya kijang, singa, iblis, harimau, elang, kura- kura, sapi, ular, dan dewa. ‘Dari kesembilan wujud itulah akhirnya muncul Alen Watson, sebagai tokoh utama, pemimpin dari kesembilan ksatria yang gagah berani,” tambahnya.
Menurutnya, cerita Nine Dragon Warriors banyak terinspirasi karya penulis China seperti Ching Yung dan Sam Kok, penulis buku perpaduan novel dan epik silat terpopuler seperti ”Return of the Condor Heroes”, dan ”Harry Potter” karya JK Rowling. Karena itu, tidak heran jika karakter sembilan tokoh di Nine Dragon Warriors banyak terinspirasi dari novel-novel karya penulis dunia tersebut.
Belum memiliki nama terkenal di kalangan penulis novel membuat Bobby Tan kesulitan menggandeng penerbit. Tercatat sudah puluhan penerbit yang ditawarinya, namun tidak satupun yang berani mencetak dan menerbitkan hasil karyanya.
Kerja keras dan optimisme Bobby terbayar ketika Gramedia Pustaka Utama bersedia menerbitkan karyanya. ”Semoga novel ini mampu bersaing dengan novel-novel terkenal kelas dunia,” harap Bobby.
Sumber: regional.kompas.com