Ortu Cemas, Anak Bisa Tertekan fadjar April 17, 2012

Ortu Cemas, Anak Bisa Tertekan

UNAS telah menjadi agenda rutin tahunan. Keresahan yang dialami siswa, orang tua (ortu), dan sekolah juga rutin terjadi. Namun, menurut Ivonne Edrika, pakar psikolog pendidikan anak dari Universitas Surabaya (Ubaya), semua pihak sejatinya bisa memanage keresahan hingga stres yang dialami.

Menurut dia, beban kecemasan berlebihan justru sering dialami para orang tua. Sebab, mayoritas ortu memiliki ekspektasi berlebihan terhadap putra-putrinya. Itu dibuktikan oleh mayoritas klien yang datang berkonsultasi justru ortu, bukan si anak. ‘Kadang kekhawatiran mereka berlebihan,’ bebernya.
Jika kecemasan tersebut tidak dikendalikan, hal itu malah memicu ketegangan anak. ‘Sebentar-bentar, ortu akan menyuruh si anak belajar dan terus mengawasinya,’ kata Ivonne. Padahal, hal tersebut tidak baik karena justru bisa menekan kejiwaan siswa.
Karena itu, sebaiknya ortu tidak perlu risau. Sebab, siswa telah disiapkan dengan baik oleh sekolah untuk menghadapi ujian ini. Persiapan tersebut tidak satu dua hari, melainkan berbulan-bulan, bahkan ada sekolah yang mendrill latihan soal sejak setahun lalu.
Apalagi, siswa mengikuti beberapa kali tryout. Itu menjadi modal penting bagi mereka. Bahkan, saking seringnya mereka berlatih mengerjakan soal, ada yang hafal dengan berbagai model soal plus jawabannya. ‘Itulah yang terjadi pada anak saya. Jadi, lebih baik percayakan ujian ini kepada mereka. Sebagai ortu, saya juga berpengalaman menghadapi masalah ini. Saya juga pernah dihadapkan pada cara mengatasi psikologi anak,’ tutur alumnus psikologi Ubaya tersebut.
Menurut dia, anak usia remaja, terutama siswa SMA, sudah memiliki tanggung jawab. Mereka sadar bahwa ujian itu akan menentukan masa depan. Rasa tanggung jawab itulah yang kemudian menjadikan mereka merasa memiliki kewajiban untuk belajar. Apalagi, mereka pasti kerap membicarakan masa depan bersama teman-temannya.
Karena itu, jangan tuntut anak untuk belajar ekstra pada H-2 ini. ‘Apa yang bisa dilakukan dengan waktu kurang sehari dua hari ini? Lebih baik ortu memotivasi dan menjaga ketenangan anak, (kit/c8/oni)
Sumber: Jawa Pos 15 April 2012