Jika Tidak Diatasi dengan Serius, Kita Akan Terkena Imbasnya fadjar December 8, 2011

Jika Tidak Diatasi dengan Serius, Kita Akan Terkena Imbasnya

Krisis ekonomi yang melanda dibelahan Eropa dan Amerika sudah menjadi isu global di seluruh penjuru dunia. Bagaimana dampak krisis Ekonomi terhadap Indonesia dengan isu global tersebut?

Fakultas Bisnis dan Ekonomika(FBE) Ubaya mengadakan seminar nasional 2011 pada Sabtu 3 Desember 2011 lalu. Acara yang diselenggarakan di perpustakaan Ubaya lantai 5 tersebut bertajuk “Dampak Krisis Eropa dan Amerika terhadap Bisnis Indonesia”.

Seminar tersebut menghadirikan tiga pakar ekonom, yaitu DR Pande Radja Silalahi Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS), Prof Dr Munawar Ismail dari Universitas Brawijaya (UNIBRA) dan Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS dari Universitas Surabaya (UBAYA). Ketiga tokoh tersebut melakukan sharing tentang krisis ekonomi yang tengah melanda di Eropa dan Amerika.

Seminar itu dibuka oleh rektor Ubaya, Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD. Walaupun kita tidak berada ditengah-tengah benua Eropa, tetapi kita tetap harus mengantisipasi dampak tersebut. Diharapakan juga para pelaku bisnis makro mampu menemukan solusi lewat seminar ini. “Melalui seminar ini semoga muncul pemikiran-pemikiran atau ide kreatif untuk menanggulangi dampak krisis ini,” ungkap Prof Joni.

DR Pande pun memperlihatkan grafik-grafik keadaan Perkembangan ekonomi dunia. Grafik tersebut menunjukkan bahwa negara di Eropa dan Amerika mengalami pertumbuhan yang cukup rendah dibandingkan dengan negara lain. “Dalam grafik tersebut, Amerika dan Eropa nampak mengalami penurunan tingkat ekonomi yang luar biasa. Sebaliknya dengan China, mereka mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,” ungkapnya.

Sesunggunya peyebab krisis ekonomi di benua Eropa dan negara Super power ini karena pemerintah itu sendiri dan utang yang besar. “Memang dampak krisis ini kelihatanya sederhana tapi kita tidak boleh meremehkannya. Jika meremehkan, kita akan mengalami krisis juga,” tunkas DR Pande.

“Dampak dari krisis ekonomi ini meyebabkan tingkat penganguran meningkat 10% di Eropa,” ujar Dr Munawar. Krisis ekonomi seperti ini tidak boleh dihadapi dengan panik oleh suatu negara.

Seharusnya krisis di Indonesia sudah terjadi. Dan seharusnya Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang pernah dialami. Kalau kita bisa menyadari dengan baik, kita tidak akan terpengaruh. Tetapi jika kita sembrono, kita pasti terkena efeknya.

Sebagai penutup seminar, pria yang akrab disapa prof Wibi menyampaikan, “Krisis Uni Eropa dan Amerika bukan krisis sendiri, namun ini merupakan resiko sekaligus opportunity bagi pebisnis.” Krisis Eropa dan Amerika ini sebenarnya di motori oleh negara PIGS(Portugal, Italy/Ireland, Greece, Spain). Negara-negara dalam PIGS dikenal memiliki defisit anggaran yang lebar dan posisi utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tinggi. (ano/wu)