Magang bukan hal yang sulit buat mahasiswa Universitas Surabaya fadjar May 20, 2011

Magang bukan hal yang sulit buat mahasiswa Universitas Surabaya

Magang kerja menjadi salah satu momok menakutkan bagi mahasiswa. Saat mempersiapkan dan menjalankan magang kerja, seringkali mahasiswa dibingungkan dengan beberapa persiapan memilih dan memutuskan tempat praktik kerja. Mahasiswa yang baru akan terjun ke dunia kerja, tentu belum memiliki pegangan informasi apapun. Yuk, simak cerita teman kita, Silvi, mahasiswi D3 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Program Studi Akuntansi.

Tips Persiapan dan Memilih Perusahaan

Praktik kerja atau yang kerennya disebut dengan magang adalah salah satu syarat wajib bagi mahasiswa Politeknik Ubaya semester 6 agar dapat menempuh Tugas Akhir. Hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah perusahaan yang akan dijadikan tempat magang. Pihak Politeknik Ubaya mewajibkan kami untuk mengurus sendiri tempat magang kami mulai dari datang ke perusahaan, meminta ijin, dan melakukan konfirmasi. Tahap awal ini sudah cukup membuat kami bingung.

Sebagai anggota LCDC yang merupakan peer group Career Assistance Center (CAC), saya tidak khawatir akan hal itu. Jika teman-teman mengalami kesulitan dalam mendapatkan data perusahaan, saya bisa dengan mudah mengetahui perusahaan-perusahaan yang ada di Surabaya dan sekitarnya karena CAC Ubaya adalah gudang informasi mengenai perusahaan. Selain itu, staf-staf CAC juga tidak segan-segan memberikan informasi dan masukan mengenai perusahaan yang saya tanyakan.

Salah satu hal terpenting lainnya yaitu melakukan hubungan dengan perusahaan. Interaksi dengan perusahaan akan sulit jika kemampuan komunikasi belum terasah. Namun kesulitan itu dapat teratasi karena selama saya menjadi anggota LCDC, saya telah diajarkan bagaimana cara berbicara, cara menghadapi interview, berkomunikasi untuk ‘menjual diri’ serta bernegosiasi dengan perusahaan sehingga saya memiliki nilai lebih walaupun hanya mahasiswa magang.

Hari Pertama Magang di Hidupku

Setelah semua prosedur lengkap maka tibalah saatnya magang. Lamanya waktu magang yang diwajibkan selama 2-3 bulan sesuai dengan keputusan dari perusahaan. Hari-hari pertama magang adalah hari yang paling berat. Mengapa? Karena itu adalah tahap adaptasi. Saya harus bisa mengenali lingkungan kerja, mengenal teman-teman sekantor, mengetahui job desc di divisi mana kita ditempatkan, mengenali budaya serta aturan di perusahaan.

Hambatan dan Kesulitan

Kemampuan akademis sehebat apapun takkan bisa membantu kita mengatasi perubahan keadaan di tempat kerja. Di tempat kerja kita harus tepat waktu, berpakaian rapi, cekatan, berinisiatif, patuh pada peraturan dan sebagainya. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi perkuliahan yang lebih bebas dan spontan. Biasanya ketakutan terbesar di awal magang adalah bertanya. Di satu sisi kita tidak mengerti apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Di sisi lain, atasan telah menjelaskan pekerjaan tersebut. Jika kita bertanya lagi apa tidak keterlaluan? Apa tidak dianggap bodoh? Pikiran seperti inilah yang sering terlintas saat mengerjakan suatu tugas. Beberapa dari teman saya bahkan mengatakan tidak betah dan mencari tempat magang yang berbeda di minggu pertamanya menjalani magang.

Kesulitan lain saat magang adalah teman sekerja. Ketika kinerja kita selama beberapa minggu dinilai baik dan memuaskan akan muncul beberapa orang yang merasa tersaingi dan mulai mempengaruhi kita. Terkadang kita dinilai cari muka atau akan ditegur secara berlebihan di depan atasan apabila didapati kita melakukan pekerjaan yang salah. Ada juga yang memberikan tugas-tugas menumpuk secara langsung untuk kita kerjakan. Bagaimanapun juga kita masih terhitung karyawan baru sehingga ada rasa sungkan bila harus melaporkan teman kantor sendiri ke atasan.

Cara mengatasinya

Menghadapi situasi seperti itu saya belajar untuk tenang dan mengingat kembali setiap bekal yang telah diberikan selama menjadi anggota LCDC. Saya belajar bagaimana bisa tetap berpikir positif, belajar mengenali sifat dan pribadi orang lain, serta bagaimana harus menghadapi hal tersebut, dan berkata-kata tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Begitu banyak situasi dan tantangan yang harus dihadapi ketika memasuki dunia kerja. Magang sebagai wadah mahasiswa untuk beradaptasi dengan dunia kerja memberikan gambaran dan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa. Oleh karena itu, Ubaya sebagai gerbang mahasiswa menuju dunia kerja harus memberikan lebih banyak lagi bekal dalam hal softskills karena hardskills bisa dipelajari dengan cukup mudah tetapi softskill sangat sulit untuk dibentuk. Selain itu, mahasiswa juga harus melatih sendiri kemampuan softskillnya di luar jam perkuliahan.

Itulah kesan dan pesan Silvia Stefani Tjuwandi setelah melakukan praktek kerja. Semoga sharing ini bermanfaat buat teman-teman. Jika teman-teman mengalami kesulitan dalam magang, Ubaya telah memfasilitasi teman-teman sekalian melalui CAC. Di sini teman-teman bisa mendapatkan banyak informasi tentang dunia kerja. Tidak hanya itu saja, CAC juga akan mempersiapkan teman-teman mahasiswa dengan seminar softskill yang bermanfaat untuk persiapan memasuki dunia kerja nanti. See you on the TOP!