Kualitas Tinggi adalah Harga Mati untuk PKPA fadjar May 7, 2011

Kualitas Tinggi adalah Harga Mati untuk PKPA

Satu lagi kerjasama Fakultas Hukum (FH) Ubaya dengan DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sidoarjo. Acara itu adalah Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) angkatan IV. Adapun acara yang menjadi agenda rutin tahunan FH ini diadakan pada 30 April 2011 silam, dan bertempat di ruang rapat FH.

“Kualitas tetap merupakan harga mati karena kami disini kita lebih mengutamakan kualitas dari pada kuantitas,” tukas Elly Hernawati SH MHum, Dekan FH. Acara pendidikan kali inipun diikuti oleh sekitar 30 peserta. Diharapkan semua peserta yang mengikuti pelatihan ini benar-benar menjadi advokat yang handal. Tentu hal itu cukup beralasan, mengingat pada PKPA 3 tahun lalu dengan jumlah peserta 33 orang, dan 50% lulusannya berhasil menjadi advokat yang handal. Sedangkan pada PKPA ke-2, jumlah pesertanya mengalami peningkatan. “Dikarenakan ini brosur yang kami sebar tidak cuma untuk para alumni Fakultas Hukum, namun juga di pengadilan-pengadilan Surabaya maupun di luar kota Surabaya,” jelas Elly.

Untuk tenaga pengajar, PKPA menggunakan orang-orang yang ahli di bidangnya. Tak hanya menggunakan dosen FH sebagai pengakar, namun acara ini juga turut mengundang Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta. “Pengadilan Niaga Surabaya ini kita gabung untuk menarik para peserta, juga para pengacara yang handal dan hakim-hakim kejaksaan,” tutur wanita berkacamata ini.

Bagaimana harapan Elly untuk PKPA? “Untuk peserta ini coba kami pertahakan, seandainya ada peningkatkan para peserta kita coba batasi karena kami mengutamakan kualitas bukan kuantitas. Untuk para pengajar kita tingkatkan karena semakin lama ujian makin susah, jadi kita harus menyiapakan pengajar yang lebih kompeten. Pada akhir sesi kita mengadakan kuisioner untuk kepada peserta untuk menilai para tenaga pengajar dalam meyampaikan materinya,” tutup wanita ramah ini. (ano/wu)