Dukung Genap SNI demi Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional fadjar April 20, 2011

Dukung Genap SNI demi Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional

Selasa 19 April 2011 silam adalah hari yang bersejarah bagi Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Masyarakat Standardisasi (Mastan) Indonesia. Bekerja sama dengan Pemprov Jatim, BSN dan Mastan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-1 di Hotel Bumi Surabaya.

Acara yang bertema “Masyarakat Standardisasi Indonesia DPW Jatim 2011” ini bertujuan mendukung Gerakan Nasional Penerapan SNI (Genap SNI) dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional. “Acara Musyawarah Wilayah ini diadakan untuk memilih ketua dan pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) untuk periode 2011-2016 Provinsi Jawa Timur,” ujar Dra Sofie selaku ketua panitia.

Sebagai sambutan pembuka, Drs M Rosiawan MT selaku Ketua DPW Mastan Jatim memberikan sepatah dua patah kata. “Standar harus menjadi bagian dari hidup (way of life),” tutur Rosi. Kemudian, Dewi Odjar Ratna Komala, Deputi Informasi dan Pengembangan Standardisasi BSN menerangkan agenda utama dari forum Muswil, yaitu memilih pengurus baru dengan dihadiri stakeholder dari perwakilan konsumen, perlindungan konsumen, BPOM, akademisi, Pemprov Jatim. “Tujuannya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Jawa Timur,” ujar Dewi.

“Menerapkan standardisasi bukan diharuskan, tapi dibutuhkan. Mengapa demikian? Industri yang ada di Indonesia harus menyadari betapa dibutuhkannya standar untuk meningkatkan kualitas mutu dari produk. Hal ini dilakukan supaya produknya bisa bersaing dengan negara lain,” tegas Dewi.

Pembentukan pengurus DPW Mastan Jatim dilakukan secara demokratis dengan sistem formatur. Formatur dipilih dari perwakilan masing-masing stakeholder. Dari hasil diskusi antar formatur didapatkan pengurus DPW Mastan Jatim periode 2011-2016. Drs M Rosiawan MT terpilih sebagai ketua DPW Mastan Jatim periode 2011-2016. “Tugas Mastan ke depan tidak mudah. Harus bergerak aktif untuk sosialisasi SNI kepada pengusaha. Selain itu juga meningkatkan jumlah penggunaan SNI,” ungkap Rosiawan.

Di sela-sela forum, mahasiswa jurusan Teknik Industri Ubaya diberi kesempatan untuk memamerkan hasil karya berupa permainan terkait pengenalan SNI ke masyarakat. Hasil karya tersebut merupakan tugas dari mata kuliah Standarisasi. Ada permainan monopoli SNI, ular tangga SNI, monumen uno stacko safety riding, dan puzzle SNI. “Sudah bagus, perlu sering disosialisasikan karena masih banyak masyarakat yang belum tahu,” tutur Victor Djarot, salah satu peserta forum.

Antusias peserta tampak begitu besar dalam forum siang itu. “Pengusaha di Indonesia sebaiknya sudah menerapkan SNI dan pihak konsumen juga membeli produk dengan label SNI,” papar Victor. Untuk pengurus periode ke depan, Victor mempunyai angan-angan agar para pengurus yang terpilih harus menyediakan waktu untuk memasarkan SNI kepada masyarakat dan pengusaha,” harapnya. (zen,law/wu)