Yessy Yuliani Khoe, Mahasiswi Universitas Surabaya Pendesain Bantalan Ibu Hamil fadjar January 10, 2011

Yessy Yuliani Khoe, Mahasiswi Universitas Surabaya Pendesain Bantalan Ibu Hamil

Harga Bakal Lebih Murah kalau Diproduksi Masal

Yessy Yuliani Khoe tak sembarangan memilih warna pink untuk bantalan ibu hamil yang dirancangnya. Pertimbangannya, berdasar sejumlah literatur, merah muda adalah warna yang mendamaikan.

‘Jadi, sangat cocok untuk ibu hamil,’ kata mahasiswi semester tujuh Program Studi Desain Manajemen Produk Universitas Surabaya itu.

Bantalan itu diberi nama Bumileria, kependekan dari ibu hamil ceria. Bumileria terdiri atas lima bantalan berbeda bentuk dan ukuran. Bantalan-bantalan tersebut terbuat dari spons ringan sehingga bisa dirangkai sesuai kebutuhan ibu hamil.

Bumileria itu dirancang untuk tugas mata kuliah proyek desain produk IV. Karena syaratnya adlah produk untuk kalangan menengah kebawah dengan harga murah, Yessy semula tertarik pada gendongan.

‘Tapi, bagaimanapun, menggendong kan butuh tenaga. Saya pikir, lebih baik bantalan yang nyaman bagi ibu hamil agar efeknya bisa lebih optimal,’ kata Yessy.

Pertimbangan Yessy, ibu-ibu dari kalangan menengah kebawah tersebut masih harus mencari nafkah saat mengandung. Karena itu, mereka membutuhkan alat bantu yang bisa membuat mereka nyaman agar kondisi tetap fit.

Jadi, sewaktu si ibu hamil duduk, tidur, atau saat melakukan senam hamil, dia tetap bisa memanfaatkan bantalan tersebut. Apalagi mereka juga mesti merawat anaknya yang lain yang masih kecil.

Untuk pose duduk, semua bantalan digunakan. Saat tidur, hanya dua bantalan yang dipakai. Saat sore mengangkat pantat dalam senam hamil, tiga bantalan yang dipakai.

Bumileria dipakai sebagai penyangga di beberapa bagian tubuh ibu hamil saat kondisi duduk, tidur, dan pose senam hamil. Dalam posisi duduk, alat itu menyangga punggung dan kaki. Dalam posisi senam hamil, bantalan tersebut menyangga bagian tubuh belakang sebelah bawah. Saat tidur, ia menyangga punggung kanan.

Dia menambahkan, dengan menggunakan bantalan itu, ibu hamil akan terhindar dari kesulitan tidur sehingga beristirahat bisa lebih efektif. Tubuh akan lebih santai sehingga nyeri punggung karena kehamilan bisa diminimalkan.

Gadis kelahiran Makassar, 19 tahun silam, itu melanjutkan, pernah suatu ketika dia berkunjung ke sebuah tempat praktik dokter kandungan di bilangan Pengampon. Di ruang tunggu, dia banyak bertanya kepada pasien tentang keluhan yang biasa dirasa ibu hamil.

Seorang ibu nyeletuk. ‘Kamu hamil ya?’ tanya orang itu yang lantas disambutnya dengan tawa. Lucunya lagi, karena waktu itu dia diantar sang ayah, mahasiswi semester tujuh tersebut disangka hamil oleh om-om. Padahal, yang menemani adalah ayah kandungnya.

Yessy mengatakan, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Bumileria sebenarnya berkisar Rp. 100.000,- ‘Yang mahal ongkos pembuatannya. Total biaya produksi Rp. 300.000,-,’ terang anak ketiga di antara empat bersaudara itu.

Gadis yang bercita-cita menjadi wirausahawati itu memesan pengerjaan Bumileria kepada seorang tukang jok di bilangan Kenjeran. Meski memakan waktu seminggu, pembuatannya relatif tidak mengalami kendala yang berarti.

‘Jika suatu saat diproduksi masal, pasti harganya jaul lebih murah,’ terang Yuwono Budi Pratiknyo, ketua program studi Desain Manajemen Produk Ubaya.

Dikutip dari Jawa Pos, 8 Januari 2011