Berkat di Tahun 2011 dengan menjadi Juara I fadjar January 10, 2011

Berkat di Tahun 2011 dengan menjadi Juara I

Untuk kesekian kalinya, Ubaya kembali menorehkan prestasi yang patut dibanggakan. Kali ini, Ubaya berhasil membawa pulang piala Kejaksaan Agung Republik Indonesia II dengan predikat juara I. Tepatnya lomba National Moot Court Competition On Against Corruption untuk perguruan tinggi negeri/swasta se-Indonesia. Kompetisi tersebut diadakan di Jakarta, 27 Desember 2010 – 1 Januari 2011 kemarin. Atas keberhasilannya tersebut, fakultas hukum mengadakan sebuah ramah tamah sekaligus merupakan perayaan dan laporan kemenangan atas prestasinya. Acara tersebut diadakan di auditorium FH pada Sabtu, 8 Januari 2011.

Acara tersebut diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Hukum Elly Hernawati SH.,MHum berpesan prestasi seperti ini harus dipertahankan untuk tahun berikutnya. Di lanjutkan sambutan rektor Ubaya, Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS. “Seluruh warga Ubaya memiliki kebanggaan atas prestasi yang telah dicapainya dan hendaknya ada celebration untuk memberi spirit kepada kita semua,” kata Beliau. Menurut beliau, alangkah baiknya mencoba mengevaluasi setiap perlombaan yang terjadi entah itu menang ataupun kalah. Karena kemenangan tersebut merupakan hasil kerjasama seluruh kekuatan di FH, baik dari mahasiswa, dosen, pimpinan fakultas, bahkan pihak administrasi yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung.

Perlunya dievaluasi, disebabkan karena tahun 2011 ini nantinya pendidikan tinggi akan bergeser. Akan menonjol sistem yang disebut colaborative learning dimana peran internet dan media massa lebih besar. Anak muda zaman sekarang lebih canggih di dunia maya daripada orang tua dan dosennya. “Hal ini coba diperhatikan, coba dievaluasi dan dikreasi ide-ide baru untuk ke depannya,” lanjut Wibi. Beliau juga memberi contoh misalnya tempat moot court tersebut dijadikan multipurpose hall. Fasilitas yang ada diupgrade dan kalau acara sudah selesai bisa dikembalikan seperti semula.

“Jangan melihat dari 1 prestasi saja, coba kontekstualkan pada kebutuhan bangsa kita,” ujar pria berkacamata itu. Menurutnya, yang penting adalah pembinaan karakter. Sekarang ini bisa dilihat pihak pemerintahan bahkan mungkin belum berhasil character buildingnya. Harapan rektor Ubaya tersebut adalah agar mahasiswa hukum memberi kontribusi yang maksimal dalam pemberantasan korupsi. “Pertahankan sukses yang sudah diraih dan diregenerasikan lebih baik lagi ke adik-adik kalian nanti,” tutupnya.

Setelah sambutan dari rektor, dilanjutkan dengan sambutan dari Bu Anita selaku pendamping dari luar Ubaya. Beliau mengatakan bahwa mahasiswa MCC (Moot Court Competition) memiliki kesungguhan untuk belajar sehingga lebih maju lagi. Dan memang Ubaya tidak kalah dengan universitas negeri yang lain seperti UNAIR, UI, dan UNPAD, karena nama Ubaya baik dimana-mana dan tidak bisa dipandang sebelah mata. “Disiplin dan kemauan adalah kunci sukses dalam meraih keberhasilan,” demikian sambutan beliau.

Dilanjutkan sambutan Bpk Marianus Gaharpung, S.H.,M.S. selaku pendamping dari Fakultas Hukum Beliau sedikit bercerita tentang pengalaman mahasiswa MCC sebelum menjadi juara, dan itu sungguh sangat luar biasa. Mahasiswa MCC saat itu sempat tegang ketika pengumuman dibacakan. Bahkan STHM (Sekolah Tinggi Hukum Militer) Yogyakarta dan ada juga mahasiswa Malaysia yang mengatakan penampilan Ubaya sangat bagus, mereka mengatakan akan mengadakan demo kalau Ubaya sampai tidak menang. Tak lupa juga, Beliau mengingatkan agar anak-anak selalu berdoa. “Bukan kesulitan yang membuat takut, justru ketakutan yang membuat kita sulit,” sedikit tips dari Marianus. Marianus juga berterimakasih kepada segenap pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung.
Tibalah kesan dan pesan dari salah satu perwakilan tim MCC sendiri, David.. Ia menceritakan kendala-kendala yang dihadapi sebelum perlombaan. Dari seleksi mahasiswa yang ikut sampai beratnya perjuangan mereka. Ia mengatakan kemenangan merupakan pembayaran tuntas selama ini dan merupakan suatu berkat di tahun baru 2011. “Janganlah menjadi terbeban menjadi juara I, tapi berikanlah yang terbaik untuk mempertahankan piala ini,” ujar David. Menurut David, apapun yang terjadi baik kalah maupun menang, yang terpenting adalah pembelajaran dari kompetisi tersebut. Ia juga berharap kedepannya, segenap universitas di Indonesia bisa mengadakan MCC sendiri. “Saya ingin FH lebih baik lagi, jangan berhenti sampai di sini saja, tapi alangkah baiknya meraih kemenangan selanjutnya,” pesan David. Kemudian pada penghujung acara diadakan sesi ramah tamah dan potong tumpeng oleh rektor Ubaya, prof Wibi. (puz/wu)