Silaturahmi Ditjen Pajak ke Universitas Surabaya fadjar November 1, 2010

Silaturahmi Ditjen Pajak ke Universitas Surabaya

Ubaya sebagai suatu lembaga yang bertanggung jawab, tak lupa untuk selalu menaati kewajibannya untuk membayar pajak. Bahkan, Politeknik Ubaya dipilih sebagai tax center wilayah Jawa Timur. Kerjasama yang dibina dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak pun telah lama dimiliki oleh Ubaya. Kedekatan itu makin terpupuk dengan silaturahmi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak pada 28 Oktober lalu.

Bertempat di ruang rapat rektorat kampus Ngagel, kunjungan dalam rangka hari sosialisasi pajak berlangsung akrab. Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS, rektor Ubaya menyambut langsung enam orang tamu yang berasal dari Kantor Wilayah Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Rungkut. Agenda yang hendak dibahas adalah masukan dari Ubaya sebagai salah satu stakeholder pajak demi kemajuan Ditjen Pajak.

Erry S. Dipawinangun, kepala kantor KPP Pratama Rungkut mengungkapkan bahwa dipilihnya 28 Oktober sebagai hari sosialisasi pajak terkait semangat yang ingin ditimbulkan dalam Sumpah pemuda. “Semangat yang kami harap memang mengarha pada perbaikan diri memasuki modernisasi perode dua,” ungkap Erry. Modernisasi yang dimaksud adalah perbaikan layanan dalam KPP serta perubahan dalam segmentasi wajib pajak.

Dalam pertemuan yang akrab tersebut, Prof Wibi juga menyampaikan harapannya agar Ditjen Pajak mulai mempertimbangkan tax deductible bagi perusahaan yang menyumbang pada lembaga pendidikan. Selain itu, perlu kebijakan khusus pula bagi lembaga pendidikan yang murni non-komersial. “Tapi, wajib pungut yang sudah ada memang tetap menjadi tanggung jawab yang tidak bisa hilang,” imbuh Prof Wibi.

Koordinator Tax Center, Drs Norbertus Purnomolastu Ak MM menyampaikan juga hasil survey tingkat kepuasan wajib pajak yang dilakukan oleh tax center. “Sebenarnya pelayanan yang diberikan sudah cukup memuaskan. Namun, perlu sosialisasi yang lebih gencar,” ujarnya. Hasil survey yang ada mengidikasi bahwa banyak wajib pajak baru yang kurang mengerti kewajibannya. Padahal, mau tidak mau mereka harus tahu karena sudah menjadi wajib pajak.

Silaturahmi singkat itu pun ditutup manis dengan bertukar kenang-kenangan dari Ditjen Pajak dan Ubaya. “Ubaya sangat berterima kasih sudah dikunjungi dan tak menutup kemungkinan untuk berbagai kerja sama lain dalam bidang perpajakan,” tutur Prof Wibi ramah. (mei)