Mengupas Relevansi Seni Perang Sun Zi dalam Pengendalian Manajemen fadjar October 1, 2010

Mengupas Relevansi Seni Perang Sun Zi dalam Pengendalian Manajemen

Dua orang dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UBAYA, Sujoko Efferin dan Bonnie Soeherman, menulis sebuah buku revolusioner yang berjudul Seni Perang Sun Zi dan Sistem Pengendalian Manajemen : Filosofi dan Aplikasi. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Elex Media Gramedia Group pada tanggal 22 September 2010.

Mahakarya Seni Perang Sun Zi ditulis 2500 tahun yang lampau dan telah diadopsi oleh jendral-jendral besar dalam berbagai pertempuran terkenal seperti di Era Negara Berperang di China (475-221 SM), Perang Tiga Negara di akhir era dinasti Han, Perang Napoleon, Perang Dunia II di Eropa, Perang Pasifik, Perang Komunis melawan Nasionalis di China (oleh Mao Zedong), dan Perang Vietnam (oleh Jenderal Vo Nguyen Giap-Vietnam Utara). Seni Perang Sun Zi juga diadopsi dan diajarkan di berbagai sekolah bisnis terkemuka di Jepang, Singapore, Hongkong, China, Taiwan, Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan lain-lain. Umumnya, literatur bisnis yang mengadopsi pemikiran Sun Zi ada di bidang manajemen/bisnis umum, marketing, manajemen stratejik, dan kepemimpinan. Namun buku Efferin dan Soeherman merupakan buku pertama yang mengadopsinya pada bidang sistem pengendalian manajemen (SPM).

Berangkat dari pengalaman langsung di dunia praktek maupun kajian literatur yang komprehensif, Efferin dan Soeherman menekankan bahwa:

  1. Memenangkan perang secara internal dalam organisasi merupakan prasyarat kemenangan melawan pihak eksternal dalam bisnis.
  2. Memenangkan hati bawahan adalah esensi dari semua jenis pengendalian.
  3. Pengendalian yang tertinggi adalah saat yang dikendalikan melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tanpa menyadari bahwa dia sedang dikendalikan.
  4. Mekanisme birokrasi formal dan landasan moral adalah bagian yang saling mendukung dan tidak terpisahkan dalam membangun organisasi yang berkemenangan.
  5. SPM bukan sekedar alat untuk melestarikan apa yang sudah ada dalam sebuah organisasi (status quo), melainkan justru harus menjadi fasilitator transformasi organisasional dalam menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.

Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi yang bermanfaat baik bagi kalangan dunia usaha, profesional, akademisi, mahasiswa, dan siapa saja yang tertarik mempelajari bisnis.