Berakhirnya Masa Bakti, Penuh Kenangan fadjar June 24, 2010

Berakhirnya Masa Bakti, Penuh Kenangan

Ada perjumpaan, pasti ada perpisahan. Demikian pepatah kuno itu sudah akrab ditelinga kita. Seperti yang terjadi pada 23 Juni 2010 silam, tepat pada tanggal tersebut Ubaya melepas salah satu karyawan senior tebaiknya, Dra Mulyani Putri, atau yang akrab disapa bu Yani. Bertempat di SGFT, berakhirnya masa bakti wanita asli Surabaya itu dihadiri oleh WR I Prof Lieke Riadi, Dekan FT Ir Benny Lianto MMBAT, dan puluhan rekan karyawan serta dosen FT.

Acara pelepasan wanita yang sehari-hari bekerja di ruang TU FT itu berlangsung dengan penuh kehangatan dan penuh kekeluargaan. Tak jarang, canda tawa serta applause meriah dari hadirin turut mengiringi acara pelepasan. Seperti pertama kali yani didapuk menduduki kursi yang disediakan di atas panggung. Disitu ia dirias sedimikian sehingga menyerupai orang suku Indian. Tak tanggung-tanggung, memasangkan peralatan orang Indian itu adalah dekan FT sendiri.

Pengemasan acara pun berlangsung menarik lewat sebuah talkshow. Talkshow yang bertajuk Mata-mata oleh Tukul Production ini dipandu oleh rekan-rekan karyawan Yani di FT. selama talkshow, diceritakan bagaimana perjalanan karir ibu 1 putra ini selama di Ubaya. Diawali dengan direkrutnya Yani pada 1 Juli 1976 sebagai karyawan TU FH, lalu pada 30 Januari 14 tahun berikutnya ia berpindah ke FT. Demikian masa bakti 20 tahun ia di FT, hingga ia mengakhiri masa baktinya. “Sebenarnya saya tidak ingin acara ini. Saya tidak ingin karena harus berpisah dengan semuanya,” demikian Yani mengungkapkan perasaannya.

Energik, judes, dan rendah hati. Demikian sosok yang dikenang oleh karyawan lainnya tentang kepribadian Yani. Cuplikan video yang menggambarkan ketiganya turut diputarkan, mengenang masa bakti Yani selama 34 tahun. Bagaimana perasaan Yani selama bekerja di Ubaya? “Bersyukur punya pemimpin yang bijaksana, serta teman-teman yang selalu support, kadang godain saya,” kenangnya.

Pesan-pesan pun tak ketinggalan disampaikan oleh Yani kepada rekan-rekan karyawan khususnya. “Mari kita bekerja dengan memiliki Ubaya, biar asset Ubaya ini tidak rusak. Dan perselisihan yang ada harus di musyawarahkan. Jika melayani mahasiswa harus dengan baik juga, sesuai dengan semboyan Ubaya, To Be The First University in Heart and Mind,” harap Yani. Rencana setelah pensiun dari Ubaya pun ia sudah jalankan. “Ngramut suami, katering kecil-kecilan, dan persewaan alat pesta. Sebenarnya ini sudah berjalan selama 10 tahun,” demikian ia menjelaskan planningnya.

Acara pelepasan inipun diakhiri dengan jabat tangan semua karyawan dengan Yani dan ditutup dengan ramah tamah. Terima kasih Bu Yani atas pengabdianmu di Ubaya. Sukses selalu dalam menjalankan tugas selanjutnya! (wmm/wu)