Pakde Karwo Resmikan Kampus III Universitas Surabaya fadjar June 14, 2010

Pakde Karwo Resmikan Kampus III Universitas Surabaya

12 Juni 2010 adalah hari paling bersejarah bagi seluruh civitas akademi Ubaya. Tepat pada tanggal tersebut, Ubaya Training Center (UTC) yang merupakan bagian dari Integrated Outdoor Campus (IOC) diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo. Hadir dalam acara ini adalah Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo beserta keluarga, beberapa staff pemerintahan Jawa Timur dan Kabupaten Mojokerto, Konjen Republik Rakyat China dan tamu undangan lainnya.

Acara peresmian dimulai sejak pukul 10.00 WIB tepat, dimana rombongan Gubernur disambut oleh Ketua Yayasan Ubaya, Anton Prijanto SH, Direktur IOC Drs.Darmo Handojo, Apt. dan juga rektor Ubaya, Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS. Yang menarik dalam acara ini adalah penyambutan Gubernur diiringi oleh tarian khas Jawa Timur, yaitu tari Bantengan. Iringan tarian mengiringi rombongan yang masuk kompleks UTC dan disaksikan oleh ratusan tamu undangan yang sebelumnya memenuhi amphitheatre untuk menunggu rombongan Gubernur.

Suasana hangat dan penuh kekeluargaan pun mengiringi kedatangan rombongan Pakde Karwo. Terbukti, sebelum meresmikan UTC, Pakde Karwo beserta rombongannya diajak untuk sejenak menikmati villa VIP dari UTC, villa Papaya. Setelah sejenak dijamu oleh pihak Ubaya di villa Papaya, rombongan langsung menuju ruang peresmian yaitu Multifunction Hall. Disana para hadirin, tamu undangan dan beberapa mahasiswa sudah bersiap untuk menantikan peresmian kampus III Ubaya.

Sambutan dari Prof Wibisono pun mengawali acara peresmian kampus yang sudah dirancang Ubaya sejak tahun 1980-an itu. Pada kesempatan kali inipun Prof Wibi lebih banyak menjelaskan tentang perkembangan kampus III, mulai dari laporan perkembangan UTC sejak tahun 80’an hingga perencanaan kedepan. “Kedepannya UTC ini akan dibangun e-library, dimana jika internet sudah masuk maka akan banyak peneliti yang datang, termasuk peneliti dari luar negri,” ungkap prof Wibi.

Sepatah dua patah kata dari Ketua Yayasan Ubaya, Anton Prijanto juga turut mengiringi rangkaian acara. Beliau menjelaskan bahwa Ubaya meskipun didirikan di Trawas, namun Ubaya sebenarnya masih merupakan universitas berkonsep kota. “Ubaya mengikuti amanat yaitu sebagai universitas kota, dimana agar Ubaya mampu mendukung perkembangan kota, khususnya Surabaya,” demikian Anton menjelaskan mengenai Ubaya. Namun seiring perkembangan waktu, diciptakanlah kampus III ini. Kampus III ini adalah salah satu bentuk perwatakan universitas, dimana sebuah universitas ini haruslah surplus, bukan profit. “Surplus ini yang digunakan untuk pendidikan sesuai amanat yang diberikan generasi sebelumnya,” terang Anton.

Acara peresmian oleh Gubernur pun dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Acara ini dimulai dengan sambutan dari Pakde Karwo dan diikuti penandatanganan batu peresmian oleh Pakde. “Saya menaruh apresiasi yang sangat tinggi kepada Ubaya atas pembangunan kampus III ini,” demikian alumnus program Magister Humaniora Ubaya ini bangga akan almamaternya. Lebih lanjut lagi, rombonganpun diajak mengelilingi sekitar kampus III. Mereka diajak untuk melihat fasilitas villa, yaitu Avocado dan Durian, serta beberapa game outbond, salah satunya fly over di atas danau. Tak hanya menikmati fasilitas kamar dan game outbond, rombongan juga diajak untuk menyaksikan teknologi dari UTC yang sangat luar biasa, yaitu PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), rumah kompos, teknologi ecosan dan masih banyak fasilitas lainnya.

Mengenai Ubaya sendiri, Pakde Karwo memilki pandangan yang special. “Ubaya ini kan salah satu universitas yang akreditasi nasionalnya bagus, terbukti banyaknya nilai A untuk jurusan-jurusannya,” ungkap Pakde Karwo. Terlebih dengan dibangunnya UTC, ini akan menimbulkan sebuah hubungan yang baik antara kampus dan universitas. “Masyarakat banyak yang senang dengan di bangunnya kampus III ini. Seperti mereka bisa menanam pohon salak Pondoh yang biasanya di daerah dataran rendah,s ekarang mereka bisa menanam di daerah sini dan enak rasanya,”demikian Pakde menceritakan pengalamannya. Lebih jauh lagi, simbiosis mutualisme antara universitas dan masyarakat ini adalah sebuah hal yang sangat positif. “Ilmu pengetahuan dan masyarakat harus bisa dipertemukan, agar ilmu itu bisa bermanfaat,” lanjut Pakde.

Wayang Kulit Sempurnakan Peresmian UTC

Pameran wayang kulit pada malam harinya selama semalam suntuk pun menyempurnakan acara peresmian UTC. Kali ini acara terbuka bagi kalangan internal maupun masyarakat sekitar UTC. “Konsep pengadaan wayang kulit ini digagas dan ditangani sendiri oleh Prof Wibi dalam persiapannya,” ungkap Drs A Adji Prayitno S MS Apt, selaku kepala pelaksana acara peresmian. Sebagai suatu bentuk pesta rakyat khas Indonesia, pagelaran wayang terbukti mampu menjadi suatu jembatan hubungan antara Ubaya dan masyarakat sekitar. Terbukti degan ramainya pengunjung yang mencapai 150 orang, dan mayorits adalah warga sekitar.

Sebelum wayangan dimulai, Karawitan Keluwih Laras dari Ubaya unjuk kepiawaian memainkan gending mengiringi para sinden. Setelah itu, ditampilkanlah kisah “Kawah Candra Dimuka” yang dimainkan oleh Ki Dalang Sun Gondrong dari Tulungagung. Sebelum dimulai, Prof Wibi menyapa penonton yang hadir dalam tenda dengan menggunakan bahasa Jawa. Selanjutnya, penyerahan simbolis figur Gatotkaca pada Ki Dalang Sun Gondrong pun memulai acara wayang semalam suntuk mulai pukul 20.30 WIB. Dan acara inipun mampu menyedot perhatian pengunjung hingga pukul 03.30 WIB. (mei,wmm/wu)