Standardisasi Menjadi Mata Kuliah Wajib Pilihan di Teknik Industri UBAYA fadjar June 9, 2010

Standardisasi Menjadi Mata Kuliah Wajib Pilihan di Teknik Industri UBAYA

Kerja sama yang dijalin antara BSN-Universitas Surabaya akhirnya berbuah manis. Standardisasi dijadikan mata kuliah wajib pilihan bagi mahasiswa S1 jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Surabaya, pada kurikulum baru 2010 nanti. Dari informasi yang didapat dari Muhammad Rosiawan (Dosen Jurusan Teknik Industri-Ubaya) medio mei 2010, kalau sudah jalan diestimasi sekitar 30 mahasiswa akan ambil mata kuliah standardisasi. Hal ini kabar gembira bagi BSN dan menjadi motivasi agar semakin gencar melakukan ‘gerilya’ ke Perguruan Tinggi.

Langkah Universitas Surabaya patut mendapat apresiasi karena jika dilihat ke belakang, UBAYA sangat berantusias dan komitmen dengan MoU yang telah ditandatangani pada 18 Nopember 2009 yang sebelumnya diawali dengan kegiatan penjajakan dan sosialisasi pada 19 Oktober 2009. Belum genap satu bulan dari penandatanganan MoU, pada 12 Desember 2009, UBAYA bekerja sama dengan BSN menyelenggarakan pembekalan dosen pendidikan standardisasi yang diikuti oleh 80 dosen UBAYA. Lebih dari itu, UBAYA juga berperan dalam promosi Standardisasi dan SNI di Wilayah Jawa Timur, pada SNI Thon (Kampanye SNI Helm, Surabaya-Jakarta) kemarin (28/03), UBAYA menjadi Host acara kopi darat, bahkan pasukan UBAYA rela ‘turun gunung’ ke mal-mal untuk mengkampanyekan SNI (22/11/2009).Dan masih banyak lagi.

Bukan tanpa alasan, UBAYA memasukkan standardisasi sebagai mata kuliah wajib, pada saat pembekalan dosen UBAYA A. Adji Prayitno S, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Keuangan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa maju tidaknya suatu negara bisa dilihat dari maju tidaknya standar negara tersebut dan maju tidaknya standar negara dapat dilihat dari kesadaran masyarakatnya akan standar, beliau mencontohkan China dan Korea Selatan yang menjadi kekuatan ekonomi baru dunia karena salah satunya adalah concern dalam standar dan pendidikan standardisasi, buktinya tahun 2007 Jilliang University (China) menerima penghargaan ISO Award for Higher Education, Korea Selatan sudah melakukan edukasi standardisasi dari level pre-elementary (usia dini). Beliau juga sependapat bahwa standar adalah ”bahasa” kedua setelah uang dalam era perdagangan global dan globalisasi. Dan semua hal tersebut sejalan dengan visi UBAYA, yang kini berusia 40 tahun, yaitu menjadi ”World Class University” dimana salah satu indikatornya adalah lulusan UBAYA yang world class juga atau mampu bersaing di internasional dan salah faktor penunjangnya adalah pemahaman dalam standar.

UBAYA (oleh Nanang Krisdinanto) dalam bukunya Meretas Jalan Internasionalisasi menggambarkan globalisasi dengan sebuah anekdot. Globalisasi adalah saat-saat tatkala seorang putri bangsawan Inggris (Lady Diana) bersama pacarnya yang berkebangsaan Mesir mengalami kecelakaan di sebuah terowongan Perancis. Mobilnya yang buatan Jerman dengan mesin Belanda menabrak tembok di terowongan tersebut. Mobil tersebut disopiri oleh pemuda berkebangsaan Belgia yang lulus SMU di skotlandia. Mereka sedang menghindari kejaran paparazzi Italia yang mengendarai motor buatan Jepang. Mobil mereka hancur termasuk telepon seluler canggih keluaran Swedia. Seorang doktek dari Amerika Serikat berusaha menolong dibantu staf-staf medik dari Filipina dengan menggunakan obat-obatan dari Brasil (namun sayang, tidak berhasil), dan beberapa orang Indonesia sedang membaca tulisan ini…(h)

dikutip dari https://www.bsn.go.id