Kursi dari Kardus, Dompet dari Sak Semen fadjar June 4, 2010

Kursi dari Kardus, Dompet dari Sak Semen

RUNGKUT – Tangan kecil Muhammad Rafkhasali dengan lincah bermain di atas kardus-kardus sisa pembungkus makanan. Dengan cekatan dia membuat pola dan mulai menggunting kardus-kardus tersebut menjadi sebuah kursi.

Itulah gambaran Workshop Zero Waste yang diadakan Jurusan Desain Manajemen Produk Ubaya kemarin (3/6) yang diikuti dua puluh siswa-siswi SMA. Rafkha membuat sebuah kursi yang diberi nama kursi relaksasi. Kursi tersebut berbentuk seperti kursi pantai.

‘Pokoknya dirancang khusus untuk bersantai,’ tuturnya. Siswa SMA 2 Tuban tersebut mengaku terinspirasi dari pantai yang banyak ditemui di Tuban.

Dalam pembuatan, Rifki membuat pola lebih dulu. ‘Saya harus survei di internet tentang bentuk-bentuk kursi,’ ujarnya. Tentu, untuk menguatkan agar bisa diduduki, kursi kardus itu dilapisi kayu dan tripleks.

Vicky, peserta lain, bersama timnya juga membuat kursi dari kardus. Karya itu dia beri nama kursi bintang. ‘Bentuknya seperti bintang,’ ujarnya. Kursi tersebut bisa digunakan untuk anak-anak yang sedang belajar.

‘Nggak nyangka, ternyata kardus bisa dibuat kursi,’ katanya. Siswi kelas 3 SMA Frateran tersebut menyatakan baru tahu cara membuat kursi dari bahan kardus setelah mengikuti workshop.

Menurut dosen Ubaya Guguh Sudjatmiko yang terlibat dalam workshop, kardus sengaja dipilih agar para siswa tahu cara memanfaatkan barang bekas. ‘Cara ini bisa memupuk siswa agar lebih kritis pada lingkungan,’ ujarnya. Sebab, sampah bisa disulap menjadi barang yang berguna.

Pemilihan kursi juga bukan tanpa alasan. Menurut Guguh, kursi merupakan barang yang cukup familier dan berguna. ‘Para peserta diajari mengolah sampah menjadi barang siap pakai,’ tuturnya.

Dia berharap workshop tersebut bisa berperan mengurangi sampah. Sekaligus, memupuk kesadaran siswa untuk peduli pada lingkungan.

Selain bahan bekas berupa kardus, ada sak semen yang dibuat tas dan dompet. ‘Pokoknya, di workshop ini tak ada sampah yang terbuang sia-sia,’ tegas Ian Anthony, ketua panitia. (upi/c5/ttg)

dikutip dari Jawa Pos, 4 Juni 2010