Hitung Baut dengan Pita Merah, Cokelat, Kuning fadjar May 22, 2010

Hitung Baut dengan Pita Merah, Cokelat, Kuning

RUNGKUT – Sepertinya, siapa saja pasti akan kesulitan jika hashy;rus menghitung ribuan baut. Itu dialami Yunita Suwandy Ngo pada masa kecil saat membantu di toko spare part motor milik sang ayah di Balikpapan, Kalishy;mantan Timur.

Dari kesulitan itu, mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Proshy;duk Ubaya tersebut terinspirasi unshy;tuk menciptakan timbangan pengshy;hitung baut. Namanya, water balance.

Timbangan itu berdiameter 25 senshy;timeter dengan tinggi 13 sentishy;meter dan lebar 12 sentimeter. Timshy;shy;bangan setengah lingkaran tersebut terdiri atas dua tempat yang digunakan untuk meletakkan bandul dan bahan yang akan dishy;timbang. Di bagian bawah timshy;bangan yang dibuat dalam sebulan itu terdapat sebuah tempat yang berisi air dengan pita yang bershy;beda. ‘Pita-pita tersebut memiliki arti tertentu untuk menunjukkan jumlah baut yang ditimbang,’ teshy;rang mahasiswa angkatan 2007 itu.

Ada tiga pita di timbangan water balance tersebut. Pita merah berarti, ada 25 baut yang ditimbang. Cokelat tua berarti 15 baut dan kuning berarti 35 baut.

Menurut Yunita, prinsip kerja timbangan yang terbuat dari fiber itu sangat sederhana, tak ubahnya timbangan biasa. Bandul yang digunakan untuk mengukur jumshy;lah baut terbuat dari besi. Bandul tersebut didesain khusus. Berat bandul sudah disesuaikan dengan jumlah baut yang akan ditimbang. Berat baut tersebut bisa dilihat dari gerakan air yang disesuaikan dengan warna pita.

‘Kalau baut dan bandul sudah diletakkan di tempatnya, timshy;bangan tersebut akan bergerak ke kanan dan ke kiri,’ ujarnya. Dari situ, gerak timbangan akan meshy;nuju titik keseimbangan. Seteshy;lah diam, baru bisa dilihat jumlah baut yang sudah ditimbang.

Karena keunikannya, timbangan yang merupakan hasil karya mata kuliah proyek desain produk 3 tershy;shy;sebut diganjar nilai A. Namun, Yushy;nita merasa belum puas dengan hasil tersebut. Dia masih ingin menyemshy;purnakannya. (upi/c12/ttg)

Dikutip dari Jawa Pos, 22 Mei 2010