Journalism Never Die fadjar May 12, 2010

Journalism Never Die

Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik (PelatJur) yang diikuti oleh 106 pelajar SMA-SMK dari 20 sekolah di Jawa Timur. Dimotori oleh Warta Ubaya (WU) sebagai wadah jurnalistik kampus, event tahunan ini menggandeng Kompas sebagai mitra kerjasama.

Berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak 7-9 Mei 2010, acara ini mengambil tempat di Gedung Serba Guna Fakultas Teknik (SGFT) Ubaya. Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS, selaku Rektor Ubaya membuka event ini dengan sambutannya seputar pentingnya transparansi sistem informasi.

“Dalam acara ini, generasi muda akan diberi bekal untuk membuat tulisan yang akurat dan bermanfaat,” ujar pria yang akrab disapa Prof Wibi ini. Lebih jauh, pria berkacamata ini juga menjelaskan bahwa event ini juga ditujukan untuk memperkenalkan Ubaya serta Kompas kepada para peserta. “Tidak penting apakah kita akan memilih pekerjaan sebagai jurnalis atau tidak. Yang terutama adalah kita mampu menerapkan teknologi sistem informasi itu dalam kehidupan kita,” tuturnya.

Untaian kata selanjutnya, disampaikan oleh Nasru Alam Azis, Kepala Biro Kompas Jawa Timur. “Perkembangan media jurnalistik, kini telah merambah dunia multimedia. Sebut saja blog, video, foto, dan lain sebagainya. Kompas merupakan salah satu penggagas konsep ini melalui webnya yang dapat diakses di www.kompas.com,” jelasnya

Menanggapi kecanggihan teknologi sekarang ini, pria ramah ini menjelaskan pula bahwa kini sedang berkembang konsep citizen journalism. Dimana masyarakat awam juga mampu menjadi jurnalis dengan melaporkan suatu kejadian yang mereka lihat sendiri kepada media massa setempat.

Melangkah jauh ke sesi acara, event ini menghadirkan pula Kris R. Mada sebagai pembicara dari Kompas dengan materi berjudul ‘Ragam Karya Jurnalistik’. Menjelaskan perbedaan Hard News, Feature, dan Artikel dalam ragam karya jurnalistik, tidak lupa Kris menekankan pula tentang pentingnya latihan dan pengalaman untuk menghasilkan tulisan yang baik.

Evelyn salah satu peserta dari SMAK Frateran menuturkan bahwa dia cukup antusias dalam mengikuti PelatJur ini. “Senang aja bisa nambah pengalaman, apalagi aku juga anggota majalah sekolah, jadi bisa lebih menambah ilmu,” ucapnya. Opini lain datang dari Hugo, salah seorang guru pendamping dari SMK St.Louis Surabaya. “Acara ini sangat bermanfaat. Kemasan acaranya juga fun dan menarik, tidak membosankan bagi peserta,” jelasnya. (caz, mry)