Kumpulkan Semangat Baru di Tahun Baru fadjar January 13, 2010

Kumpulkan Semangat Baru di Tahun Baru

Umat kristiani merayakan Hari Natal pada 25 Desember 2009 lalu. Kini tahun 2009 telah terlewati. Tepat 31 Januari 2009 detik – detik perpindahan tahun dari 2009 ke 2010 kian menggemparkan masyarakat di seluruh dunia. Bunyi terompet dan letusan kembang api menghiasi dan meramaikan peristiwa sekali setahun. Tak ketinggalan, keluarga besar Ubaya turut memperingati Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 bersama di PE 1.2 kemarin, 4 Januari 2009.

Sekitar 100 warga Ubaya berkumpul sejak 09.00 WIB. Suasana natal dan tahun baru masih terasa hangat. Mulai dari jajaran pimpinan sampai dosen dan karyawan turut datang dan memperingati Natal dan Tahun Baru. Tampak Rektor Ubaya Drs Ec Wibisono Hardjopranoto MS, Drs Adji Prayitno MS Apt selaku wakil rektor II Ubaya, Anton Prijatno SH selaku ketua yayasan Ubaya, Mantan Ketua Yayasan Ubaya Stany Soebakir, Bu Kotjo istri ketua yayasan terdahulu dan beberapa pimpinan Ubaya lainnya hadir.
Perayaan natal merupakan tradisi tahunan umat Nasrani. ”Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan Selamat Hari Natal bagi rekan-rekan yang merayakan dantahun baru,” buka Wibi pada sambutannya. Berkumpul bersama di awal tahun setelah liburan merupakan kesempatan yang tak setiap hari ada bagi Rektor Ubaya itu. Tepat di acara tahunan ini warga Ubaya dapat saling silahturami, menyatukan pendapat dan semangat.

Tahun baru tentunya memiliki resolusi baru. Alumni Ubaya ini pun berharap Ubaya semakin dicintai masyarakat. ”Ubaya memberikan apa yang telah dijanjikan,” ujarnya. Bagi Elly Hernawati SH MHum, Dekan FH, tahun baru merupakan saat yang tepat untuk mem-flash back apa yang sudah terjadi di tahun lalu. ”Apa yang menjadi kekurangan di tahun sebelumnya, kita perbaiki di tahun 2010,” ungkap wanita berambut pendek ini.

Beberapa peristiwa penting ikut mewarnai pergerakan dinamis di tahun 2009. Salah satunya, peristiwa meninggalnya Kyai Abdulrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur. Ciri khas Gus Dur yakni berkaitan dengan pluralisme. ”Ini kesamaan Gus Dur dengan Ubaya menganut nilai pluralisme atau lebih dikenal dengan multikultur,” suara Wibi. Gagasan multikultur datang dari almarhum Bpk Soekotjo, ketua yayasan terdahulu. ”Belajar hidup bersama dalam kemajemukan merupakan pilar dalam kehidupan pendidikan,” dukung Anton Prijatno.

Selain ada acara ramah tamah, adapula perkenalan karyawan tetap. Sirkulasi karyawan magang, karyawan tetap, dan pensiun merupakan sesuatu yang wajar. Kemarin sebanyak 18 orang karyawan dan dosen dari berbagai subsistem dan fakultas diperkenalkan oleh Adji. Suryani Ika Putri SE, salah satunya, merupakan karyawan tetap di Quality Assurance. Alumni FE Ubaya angkatan 1997 ini merasa senang bisa hadir dan diperkenalkan di depan khalayak Ubaya. ”Excited. Akhirnya bisa menjadi full timer,” tuturnya.

Wanita yang akrab dipanggil Ika ini merasa acara ini sangat bermanfaat. ”Biasanya saya di Ngagel. Kali ini saya bisa berkomunikasi dengan rekan-rekan di Tenggilis,” cetusnya. Selamat Tahun Baru !!! (rin)