Knowledge, Wisdom, and Integrity fadjar November 26, 2009

Knowledge, Wisdom, and Integrity

New Wine In The New Bottle. Menatap perjalanan 41 tahun Ubaya di kancah persaingan perguruan tinggi, bisa dibilang penuh dengan gebrakan-gebrakan yang inovatif. Tak ada yang menyangka, ketika di era 70an, universitas yang hampir kolaps ini mampu bangkit dari keterpurukannya. Dan sekarang di era globalisasi ini, Ubaya mampu menunjukkan jati dirinya sebagai perguruan tinggi yang concern meretas jalan internasionalisasinya.

Terbukti, demi mencapai supremasi itulah Ubaya terus berbenah kearah yang lebih baik. Maka, tepat 24 November 2009 satu catatan emas kembali ditorehkan Ubaya. Yakni transformasi FE yang berganti nama menjadi Fakultas Bisnis dan Ekonomika. Ruang pertemuan yang terletak di Gedung Perpustakaan lt 5, kampus Tenggilis, menjadi saksi bisu hari yang bersejarah ini.

Dalam sambutannya, Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto selaku rektor Ubaya mengatakan, merasa bahagia dengan inovasi nama FE menjadi FBE. “ Saya sangat gembira dengan inovasi ini, semoga dapat memberikan semangat baru dalam FBE,” ungkapnya.

Begitupula dengan Dekan FBE, Drs.ec.Sujoko Efferin, MCom(Hons), MA(Econ), PhD, menuturkan, salah satu alasan utama yang menuntun FBE pada perubahan ini adalah adanya standar nama internasional. “ Yang berbeda itu antara fakultas ekonomi yang khusus mengajarkan tentang ilmu ekonomi. Sedangkan FE Ubaya juga turut mengajarkan bidang studi manajemen dan akuntansi yang sejatinya masuk dalam bidang bisnis,” ungkapnya. Untuk itu, demi terwujudnya kesesuaian, diputuskanlah perubahan nama FE menjadi FBE

Hal ini pula yang menjadi faktor penting untuk memperluas network dengan berbagai sekolah bisnis dunia. “Serta merta mendukung para lulusan FBE untuk menempati posisi-posisi penting,” terangnya. Pastinya, dengan latar belakang jurusan yang compatible dengan standar internasional. FBE Ubaya pun terus berusaha membangun citranya. Dengan berlandaskan pada tiga nilai utama yaitu, Knowledge, Wisdom, dan Integrity, FBE diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusianya yang berkualitas dan kompeten.

Lebih lanjut, Sujoko menerangkan, perbedaan FBE dengan FE adalah lebih banyak penerapan studi kasus bagi para mahasiswa dalam proses pembelajarannya. “Sehingga nantinya mereka dapat lebih siap dalam menghadapi realita kehidupan bisnis yang sebenarnya,” lanjutnya. Selain itu, diharapkan pula kolaborasi antara dosen dan mahasiswa semakin intens dalam menemukan solusi-solusi permasalahan yang ada. “Dosen-dosen tetap FBE sudah melaksanakan training khusus untuk mencapai participants centered learning.

Dengan nama baru, pastinya akan menghadapi tantangan baru. Dekan yang menjabat sejak tahun 2003 ini berkeyakinan bahwa perubahan ini dapat membawa nila positif kedepannya. “Yang kami lakukan adalah pembaharuan menuju ke arah yang lebih baik. Dengan perubahan ini, kami yakin dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi calon mahasiswa, tapi juga dunia bisnis dan universitas luar negeri.’ jelas pria yang memiliki harapan kedepan mahasiswa asing yang kuliah di FBE mencapai 20% dari total mahasiswa lokal. “ Sudah saatnya kita tak hanya jago kandang,” cuapnya.

Selain dihadiri oleh sederetan petinggi Ubaya, dosen, dan perwakilan mahasiswa, kegiatan yang mengusung konsep ‘new wine in the new bottle’ tersebut juga menghadirkan alumni serta perusahaan kerjasama dari FBE. Disamping itu pula, hadir pula Yos Adiguna dari PT HM Sampoerna, dan Pin Haris, PT Indonesia Airasia. Dimana mereka didaulat menyampaikan testimoni dan sharing mengenai dunia bisnis global saat ini. (re3,zha)