Mahasiswa jurusan Desain dan Manajemen Produk Universitas Surabaya berprestasi dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional 2009 fadjar August 20, 2009

Mahasiswa jurusan Desain dan Manajemen Produk Universitas Surabaya berprestasi dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional 2009

Kreativitas putra-putri Ubaya memang tidak ada matinya. Kali ini bendera Ubaya kembali berkibar dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional 2009. adalah Yonatan Limpo dan Oktyawati Gunawan. Masing-masing menyisihkan 36 Universitas se-Indonesia yang berlangsung di Universitas Braijaya Malang. Mereka berhasil membawa pulang piala juara II dan III.dalam Kompetisi Kreasi Kreatif Barang Bekas (KKBB)

Kertas semen dan kardus bekas ditangan dua mahasiswa jurusan Desain dan Manajemen Produk (DMP) Ubaya ini, disulap menjadi barang yang memiliki fungsi. Yonathan merancang kursi dan meja dari karton bekas yang diberi judul “Mini 2 in 1 Chair and Desk”. Sedangkan Oktyawati menggunakan sak semen untuk barang kerajinan wanita seperti sandal, tas, dan pernak pernik asesoris wanita.

“Saingan mereka rata-rata karyanya adalah hasil tugas akhir kuliah,” jelas Guguh Sujatmiko ST, dosen pendamping. Pantas bila rasa minder sempat terbesit dalam benak kedua mahasiswa angkatan ’08 ini. “Saat iniliah mental juara mereka harus ditanamkan. Hanya percaya pada apa yang sudah kita kerjakan pasti bisa,” sahut pria kelahiran 28 April 1984.

Mereka mungkin Masih seumur jagung tapi daya imajinasi mereka cukup tinggi dan mampu bersaing. Jelas terbukti dengan jawaban lugas yang dilontarkan dalam menjawab pertanyaan juri disela-sela presentasi. Saat itu juri mempermasalahkan seberapa besar beban yang mampu ditanggung untuk tas wanita yang berbahan baku sak semen tersebut.

“Pada dasarnya wanita jika berpergian tidak mungkin membawa barang lebih dari 5kg, sedangkan kita tahu sak semen biasanya menanggung semen yang berisi lebih dari 5kg,” tutur Okky lantang. Cewek feminim ini tampak sangat bertanggung jawab dengan hasil karya miliknya.

Berbeda dengan Okky, pada Yonothan, Mini 2 in 1 Chair and Desk yang katanya murni dari kardus diragukan juri saat itu. Sebagai pembuktikan cowok asal Makasar ini berinisiatif menyobek bagian luar kardus, sehingga terlihat jelas bagian dalamnya. Alumni SMA Rajawali Makasar ini membuktikan bahwa kursi tersebut sanggup menanggung beban orang dewasa sekaligus. Riset membuktikan bahwa kardus yang ditumpuk ternayata mampu menanggung beban yang cukup berat
Hasil penilaian berdasarkan tingkat kreatif yang memiliki nilai fungsi dan ekonomis. Mereka bahkan mampu menyisihkan Perguruan Tinggi Negeri ternama diantaranya Unair dan ITS. “Awalnya tidak berharap untuk menang yang penting ikut berpartisipasi dan menyuguhkan yang terbaik dari apa yang kita punya pastinya,” cetus Okky.

“Pak Guguh memang sangat membantu kami. Ia terus memberikan motivasi. Apalagi saat kami berdua mengetahui kalau para peserta yang masuk adalah senior kita,” tutur Yonathan dan Oky serentak. “Kita sempat dibilang nekat saat mereka tahu kita masih angkatan ’08,” kenang Yonathan tersenyum lebar.

“Bangga itu pasti. Apalagi mereka masih tergolong muda angkatan ’08 ini, jadi motivasi bagi mahasiswa lain. Buang jauh-jauh rasa minder itu, paling penting mental juara yang wajib ditanamankan,” pesan pria yang hobi kuliner ini.shy;shy;shy;shy;shy;(gld,wu)