Mahasiswa Teknik Elektro Ubaya Ciptakan Aplikasi Pengaman Pintu dengan Sistem Kerja RFID (Radio Frequency Identification) fathulhusnan April 8, 2008

Mahasiswa Teknik Elektro Ubaya Ciptakan Aplikasi Pengaman Pintu dengan Sistem Kerja RFID (Radio Frequency Identification)

Inspirasi berkarya bisa datang dari mana saja. Shidiq Junaidi Widjaja, misalnya. Saat kampus berencana memasang pintu pada ruang laboratorium, tanpa menunggu lama, pelajar Teknik Elektro Universitas Surabaya itu langsung merespons. Dia bersedia membuat sistem pengaman menggunakan RFID.

Sistem pengaman pintu tersebut memiliki tiga bagian pokok. Yakni, boks komponen, electric key, dan modul RFID. Di dalam boks komponen, terdapat beberapa komponen besar yang berperan khusus. Beberapa komponen itu, seperti travo switching 5 volt, microcontroller, dan modul EGSR 7150 MJ.

Untuk bahasa pemrograman, Junaidi menggunakan Gambas, Visual Basic 6 versi Linux. Travo switching tersebut berperan menyuplai tegangan ke microcontroller.

Sedangkan microcontroller berfungsi mengirim dan menerima data untuk diproses lebih lanjut. Modul EGSR 7150 MJ adalah perangkat keras yang digunakan untuk mengonversi data serial ke Ethernet. Database yang dibuat dengan web server itu berfungsi me-report siapa saja yang keluar masuk melalui pintu laboratorium tersebut.

Electric key dan modul RFID memiliki peran yang saling bergantung. RFID leader beserta kartu ID berfungsi mengidentifikasi orang-orang yang diizinkan melalui pintu tersebut. Jika kartu ID yang terdeteksi RFID leader diakui, electric key dapat dibuka. Jika salah dan tak terdefinisi, pintu tak bisa dibuka.

Cara kerja alat itu sangat sederhana. Sebelum masuk, kita dekatkan kartu ID yang di dalamnya telah terprogram admin kita ke RFID leader. Jarak maksimalnya 12 cm. Setelah terbaca, RFID leader mengirimkan data tersebut ke mikro. Kemudian, akan dilanjutkan ke PC untuk mengecek biodata orang tersebut pada database di web server.

Database di web server itu mampu menunjukkan waktu orang yang keluar dan masuk. Juga, siapa orang tersebut, pintu mana yang terbuka, dan lain sebagainya. Jika data yang dicocokkan dengan database sesuai, PC akan kembali melapor ke mikro untuk melanjutkan proses.

Electric key akan aktif. Alat tambahan berupa display pada boks komponen dapat menampilkan nama orang yang akan masuk. Alat itu juga akan mengingatkan pengguna yang lupa menutup pintu dalam dua menit. Sistem peringatannya berupa buzzer. Sistem itu hanya berlaku saat memasuki ruang. Pintu dapat dibuka seperti dari dalam.

Junaidi harus merogoh kocek Rp 1,3 juta. Jika ingin meminimalkan biaya, kita dapat mengganti atau membuat RFID sendiri. Pembuatannya memakan biaya sekitar Rp 250 ribu. Kita juga dapat mengganti modul Ethernet dengan serial port atau USB port. Biaya yang dibutuhkan untuk itu hanya sekitar Rp 100 ribu. (dey/kkn)

dikutip dari Jawapos, 8 April 2008