Bermain Sambil Belajar Tanda-Tanda Bencana Melalui Software Buatan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika fathulhusnan October 11, 2007

Bermain Sambil Belajar Tanda-Tanda Bencana Melalui Software Buatan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika

Beberapa kejadian bencana alam ternyata mengilhami Dessy Mauryanti untuk berimprovisasi menciptakan sebuah karya. Mahasiswi teknik informatika Universitas Surabaya (Ubaya) itu sukses membuat aplikasi multimedia interaktif seputar tanda-tanda bencana sebagai salah satu kreasi pembelajaran.

Program aplikasi buatan Dessy tersebut sebetulnya merupakan tugas akhirnya. Namun, aplikasi itu juga menjadi finalis Indonesia Information dan Communication Technology Award (Ina-Icta) 2007 kategori edukasi yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo).

Karya tersebut seolah mengajak user atau pengguna untuk bermain-main di dunia animasi. Terdapat enam materi tentang bencana. Yakni, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin topan, dan gunung meletus. ‘Tinggal log in, lalu langsung bermain,’ kata mahasiswi kelahiran Balikpapan, 6 Desember 1984, itu.

Untuk bisa log in, pengguna tinggal mengetik nama guna menjelajah dunia gempa tersebut. Kemudian, program itu menyajikan enam pilihan menu bencana yang bisa dijelajahi. Setiap jenis bencana menawarkan empat opsi. Misalnya, gempa. Maka, di layar muncul tentang gempa, sebelum gempa, selama gempa, dan sesudah gempa.

Dicontohkan, opsi sebelum gempa. Pengguna akan dibawa ke ruang layaknya dalam rumah. Terdapat berbagai benda di situ. ‘Mari kita klik lukisan di dinding tersebut,’ ucapnya. ‘Nah, lantas tanda peringatan keluar. Artinya, jangan mendekati benda-benda berat saat diprediksi akan terjadi gempa,’ lanjutnya.

Begitu juga pada opsi lain. Misalnya, banjir. Terdapat beberapa pilihan yang bisa langsung diklik. Selanjutnya, keluar keterangan. Misalnya, mobil dan benda lain. Karena itu, menggunakan multimedia milik Dessy tak beda dengan belajar sambil bermain. Pengguna diajak berkeliling dunia bencana tersebut.

Dessy menjamin, data dan informasi yang disampaikan dalam program aplikasi itu akurat. Sebab, sebelum membuat program tersebut, dia melakukan banyak riset data di beberapa tempat. Di antaranya, Pusat Studi Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Karena itu, menuntaskan karya tersebut butuh waktu yang tidak singkat. Dessy mengaku menghabiskan waktu empat bulan.

Penjelajahan bencana lewat multimedia interaksi yang diciptakan tersebut relatif tidak membosankan. Sebagian besar tampilan yang muncul menggunakan animasi dan flash. Sedangkan tampilan teks hanya sedikit. Gambar-gambar itu pun ternyata buatan Dessy sendiri.

Dessy mengatakan, multimedia tersebut dapat dinikmati segala usia. ‘Yang paling menikmati tampilannya mungkin kalangan anak-anak,’ ujarnya. Dia merencanakan menyebarluaskan multimedia itu untuk pendidikan, terutama di kalangan pelajar. (ara)

dikutip dari Jawapos, 11 Oktober 2007