Penting, Minat Mahasiswa Asing fathulhusnan July 30, 2007

Penting, Minat Mahasiswa Asing

Untuk menjaring 50 perguruan tinggi unggulan, Dikti memang telah menetapkan kriteria penilaian yang ketat. Menurut Dr Soeparto MM, salah satu konseptor PT Unggulan, kriteria jumlah mahasiswa asing yang belajar dalam sebuah PTN-PTS juga penting karena menjadi indikator diminatinya perguruan tinggi tersebut. ‘Sebab, nantinya PTN-PTS tersebut bakal dipromosikan oleh Dikti,’ paparnya.

Dengan begitu, Dikti menjadi tahu program studi apa yang diminati oleh mahasiswa asing. Termasuk, bagaimana sistem pelayanan pendidikan yang diberikan PTN-PTS terhadap mahasiswa tersebut. ‘Apakah mereka disediakan tempat tinggal atau tidak. Demikian, juga apakah pihak perguruan tinggi bisa menarik mereka terlibat dalam aktivitas kampus,’ paparnya.

Dikti juga mencermati seberapa sering blockgrant atau hibah diterima PTN-PTS. Baik hibah yang diberikan oleh lembaga dalam maupun luar maupun hibah yang diberikan pemerintah maupun non pemerintah. Hibah penelitian pendidikan memiliki poin tertinggi. Apalagi jika penelitian itu diterbitkan dalam jurnal yang disebarkan ke universitas luar negeri.

Pertimbangan kelengkapan fasilitas juga menjadi titik perhatian Dikti. ‘Tidak mungkin PTN-PTS diunggulkan jika faslitas pembelajaran tidak memadai,’ paparnya. Fasilitas yang dicermati itu, misalnya, koleksi buku yang dimiliki perpustakaan kampus, laboratorium yang jenisnya disesuaikan dengan program studi yang dimiliki, pusat penelitian yang menjadi basic univeristas untuk menghasilkan produk-produk akademik, maupun fasilitas lainnya (sarana olahraga dan hiburan).

Banyaknya penghargaan yang diterima PTN-PTS juga memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan penilaian. Entah itu penghargaan berskala nasional maupun internasional. Pun, berapa banyaknya mahasiswa dan pengajar yang mengikuti program pertukaran dengan universitas luar negeri.

Dikti menyadari tak semua pihak puas dengan hasil yang dirilis Dikti. Sebab, menurutnya, apa yang Dikti rilis belum sempurna. ‘Ini kan baru pertama kali. Kami berharap tiap tahun program ini ada dan terus ada revisi PTN-PTS yang masuk 50 unggulan,’ sebutnya.

Karena belum sempurna, Suparto menganggap protes yang dilayangkan beberapa pihak sebagai sebuah kewajaran. ‘Justru, itu yang kami inginkan. Supaya mereka yang protes bersunguh-sungguh mengikuti program ini,’ jelasnya. (ara/kit)

dikutip dari Jawapos, 30 Juli 2007